57. LIMA PULUH TUJUH

1.6K 140 192
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

***

Waktu pulang sudah tiba. Lee Araa tengah mengemasi alat-alat tulisnya untuk segera dimasukkan ke dalam tas, ketika ia mendengar obrolan dua orang temannya yang duduk tepat di bangku yang ada di belakangnya.

"Hari ini aku akan menginap di rumah kakek dan nenekku," kata suara yang pertama. Lee Araa mengenali suara itu, milik Yoo Ha-na.

"Loh, kenapa? Orang tuamu sibuk bekerja?" tanya teman yang lainnya. Itu suara Min Yu-na.

"Eoh. Mereka sibuk, tapi bukan sibuk bekerja. Mereka bilang padaku mereka akan kencan berdua. Jadi hari ini aku harus ke rumah kakek," jawab Yoo Ha-na.

Lee Araa mengernyitkan keningnya. Kencan? Apa itu?

"Kencan? Maksudmu orang tuamu mau bermesraan?" tanya Min Yu-na dengan antusias.

Bermesraan? Apa itu sebuah kata baru?

"Sepertinya begitu. Ayahku bilang ia dan ibu ingin membuat adik untukku. Dan untuk itu mereka harus kencan. Hanya berdua. Ayahku juga bilang kalau ada aku mereka tidak akan bisa membuat adik. Maka dari itu aku harus menginap di rumah kakek," kata Yoo Ha-na.

"Waahh... Sepertinya ayah dan ibumu romantis sekali, ya? Mereka tampaknya juga tidak terlalu sibuk bekerja hingga bisa menyempatkan waktu berkencan seperti itu," sahut Min Yu-na sambil berdecak kagum.

Yoo Ha-na terkekeh. "Tentu saja. Ayah dan ibuku hanya bekerja biasa, jadi mereka tidak terlalu sibuk sehingga masih punya banyak waktu untuk mengurusku, bahkan juga untuk berkencan berdua. Tidak seperti Raja dan Ratu," katanya yang sengaja menyindir Lee Araa. Ia tahu Lee Araa ikut mendengarkan obrolannya dengan Min Yu-na.

Lee Araa yang diam-diam masih mendengarkan obrolan Yoo Ha-na dan Min Yu-na menggertakkan giginya dengan kesal. Yah, sudah bukan rahasia lagi jika dirinya dan Yoo Ha-na memang tidak memiliki hubungan pertemanan yang baik. Mereka terlibat persaingan dan sering dibanding-bandingkan oleh guru maupun teman-teman mereka yang lain. Dan sudah menjadi rahasia umum jika Yoo Ha-na memang sering mencari gara-gara pada Lee Araa. Dan berhubung Min Yu-na berteman baik dengan Yoo Ha-na, sudah jelas bahwa Min Yu-na berada di pihak Yoo Ha-na.

"Raja dan Ratu?" tanya Min Yu-na dengan nada heran dan kebingungan. Namun Lee Araa tahu bahwa nada itu hanya pura-pura. Mereka memang suka memanas-manasinya dan memamerkan apa pun yang mereka miliki padanya. Namun Lee Araa tidak pernah menggubrisnya. Padahal jika Lee Araa mau, dirinya juga bisa melakukan hal yang sama. Dirinya juga bisa memamerkan apa yang dirinya miliki yang tentu saja lebih baik dari pada yang mereka miliki. Namun Lee Araa tahu bahwa itu tidak ada gunanya. Sang ibu selalu menasihatinya bahwa tidak ada gunanya membalas keburukan dengan keburukan. Terkadang untuk membuat kita lebih puas, keburukan bisa dibalas dengan kebaikan dan semakin meningkatkan kualitas diri sendiri. Itu adalah balasan terbaik sekaligus sebagai pembuktian bahwa kita memang lebih baik dari mereka. Lagi pula, tanpa pamer pun semua orang tahu bahwa apa yang dimiliki Lee Araa tentu saja lebih baik dari yang mereka miliki, yang terbaik malahan.

"Eoh..." Yoo Ha-na membenarkan. "Ayahku bilang Raja dan Ratu selalu sibuk mengurus rakyat dan mengelola kerajaan hingga tidak akan sempat mengurus anak mereka sendiri. Karena itulah mereka menugaskan banyak pelayan dan pengawal untuk mengurus anak mereka dan menggantikan peran mereka sebagai orang tua. Yah, mau bagaimana lagi? Tentu saja urusan rakyat dan kerajaan lebih penting dibandingkan urusan pribadi dan keluarga. Raja dan Ratu juga sepertinya jarang bermesraan dan mungkin tidak pernah berkencan karena lebih sibuk mengurus banyak hal," katanya sambil tertawa yang diikuti oleh Min Yu-na.

Walaupun Lee Araa sadar bahwa yang dikatakan mereka tidak benar, Lee Araa tetap saja merasa kesal. Namun ia masih tetap berusaha menahannya. Ia tidak boleh mengamuk dan marah-marah di sini. Omamama dan Noh Sanggung selalu bilang bahwa sebagai seorang putri mahkota dirinya harus selalu bersikap sopan dan pantas, tak peduli bagaimana pun perasaannya. Lagi pula Lee Araa juga sadar, jika dirinya sampai bertengkar di sekolah maka Abamama dan Omamama akan dipanggil oleh guru. Itu adalah hal yang paling memalukan bagi anak-anak sekolah sepertinya, terutama untuknya. Dan bukan tidak mungkin nama baiknya juga Abamama dan Omamama akan tercemar jika berita tentang sikap tidak pantasnya menyebar. Dan Lee Araa tidak mau itu terjadi. Karena itulah selama ini ia selalu menahan diri.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang