38. TIGA PULUH DELAPAN

2.7K 194 238
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

***

Lee Gon menenggelamkan wajahnya di lekukan leher Jeong Tae-eul tatkala gelombang kenikmatan itu menerjangnya dengan kuat. Ia menciumi leher wanita itu untuk melampiaskan sensasi melayang yang dirasakannya. Setelah perasaan itu mereda, Lee Gon langsung membaringkan tubuhnya di samping tubuh sang istri lalu merengkuh tubuh wanita itu ke dalam dekapannya.

"Saranghae," bisik Lee Gon sambil mencium dahi Jeong Tae-eul. Wanita itu tersenyum menanggapi pernyataan cinta suaminya tersebut. Ia balas memeluk Lee Gon dan menenggelamkan wajahnya di dada pria itu.

"Apa uri agi baik-baik saja?" tanya Lee Gon sambil menyelipkan satu tangannya pada perut Jeong Tae-eul dan mengusapnya pelan.

"Dia anak yang kuat. Jadi dia baik-baik saja," jawab Jeong Tae-eul tanpa mengubah posisinya.

"Apa barusan kau sempat merasa tidak nyaman? Walau bagaimana pun ini pertama kalinya sejak kau dinyatakan mengandung," tanya Lee Gon lagi.

"Hmm... Sedikit perih saat kau menggigit..." Jeong Tae-eul memberi isyarat pada dadanya. "Tapi yang lainnya tak masalah."

"Maafkan aku. Sepertinya aku terlalu... antusias," kata Lee Gon sambil sedikit menyeringai saat menyebutkan kata terakhir.

Jeong Tae-eul tak mengatakan apapun. Ia menatap Lee Gon lekat-lekat sebelum kemudian tangannya terangkat, ibu jarinya mengelus pelipis pria itu. "Kupikir kau sudah tak menginginkanku lagi," katanya.

Lee Gon tampak terkejut mendengarnya. "Kenapa kau berpikir seperti itu?" tanyanya.

"Mm... Mungkin karena aku sudah tak menarik lagi di matamu," jawab Jeong Tae-eul dengan nada ragu.

Lee Gon langsung tertawa. Raut wajah terkejutnya berganti dengan ekspresi geli. Tangannya meraih tangan Jeong Tae-eul yang masih mengelusi pelipisnya dan menciumi jari-jarinya. "Mana mungkin? Dari mana kau bisa mendapatkan pemikiran seperti itu?" tanyanya.

Jeong Tae-eul melarikan tatapannya ke arah lain, enggan menatap pria itu. "Kau tidak kunjung menyentuhku lagi sejak aku dinyatakan hamil. Jadi kupikir aku sudah tidak menarik lagi dan kau sudah bosan padaku," katanya.

"Siapa memangnya yang bilang bahwa kau sudah tidak menarik lagi?" tanya Lee Gon.

Jeong Tae-eul menggeleng. "Tidak ada yang mengatakannya padaku secara langsung. Hanya saja aku sadar beberapa waktu terakhir nafsu makanku meningkat, dan ditambah dengan kehadirannya, aku tahu bahwa aku akan terlihat..."

"Maksudmu kau merasa gemuk?" tanya Lee Gon, suaranya masih terdengar geli.

Jeong Tae-eul tak menjawab dan netranya masih enggan menatap Lee Gon.

Jemari Lee Gon langsung meraih dagu wanita itu untuk mendongakkan wajah Jeong Tae-eul agar menatapnya. Ia langsung mengecup bibir wanita itu sekilas. "Apa kau sungguh-sungguh ingin tahu kenapa aku tidak menyentuhmu selama tiga bulan terakhir ini?" tanyanya.

Jeong Tae-eul tak menjawab, ia hanya menatap netra pria itu dengan lekat.

"Kau pikir karena aku tidak menyentuhmu itu berarti aku tidak menginginkannya?" tanya lagi Lee Gon. Ibu jarinya mengusap-usap bibir bawah Jeong Tae-eul dengan perlahan. Posisi mereka berubah. Jeong Tae-eul berbaring telentang, sementara setengah tubuh Lee Gon terangkat dalam posisi menyamping dengan ditumpu oleh satu sikunya. Ia setengah mengungkungkan tubuhnya di atas tubuh Jeong Tae-eul, memenjarakan tubuh wanita itu.

"Percayalah, kau tidak ingin tahu bagaimana sulitnya aku menahan diri dari menyentuhmu selama tiga bulan ini," katanya lagi.

"Lalu kenapa kau..." Jeong Tae-eul tak menyelesaikan pertanyaannya.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang