33. TIGA PULUH TIGA

1.9K 229 173
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

***

Lee Gon kembali dari kunjungannya tepat jam delapan malam, dan beberapa menit setelahnya, ia sudah tiba di istana. Tanpa disangka, agenda kunjungannya selesai lebih cepat dari yang telah diperkirakan. Hubungan persahabatan antara Kerajaan Corea dan Hong Kong akan semakin dipererat dengan adanya kerja sama ini. Berbeda dengan di dunia Jeong Tae-eul di mana Hong Kong merupakan daerah administratif khusus dari Republik Rakyat Tiongkok, maka di dunianya ini Hong Kong merupakan sebuah negara yang berdiri sendiri dan terpisah dari Tiongkok. Sehingga kerja sama antara Kerajaan Corea dan Hong Kong ini tidak melibatkan pihak dari Tiongkok.

Kepala Wanita Istana Noh tampak berjalan tergopoh-gopoh menghampirinya. Dirinya memang datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ia berniat memberi kejutan untuk Jeong Tae-eul karena pulang lebih awal, jadi wajar jika hampir seluruh penghuni istana terkejut melihat kepulangannya.

"Pyeha? Kau sudah pulang? Tapi bukankah..." Noh Ok-nam tampak kebingungan melihat Lee Gon.

Lee Gon tersenyum. "Kunjunganku berakhir lebih cepat. Dan aku memang sengaja kembali tanpa pemberitahuan. Dimana Ratu? Ia sudah pulang bukan?" tanyanya.

Mendengar pertanyaan Lee Gon tersebut, seketika saja raut wajah Kepala Wanita Istana berubah. Dari kebingungan menjadi cemas.

"Kenapa ekspresi wajahmu seperti itu? Apa ada yang terjadi?" tanya Lee Gon yang menyadari gelagat tak biasa wanita tua di hadapannya. Mendadak saja perasaannya berubah jadi tak tenang.

"Itu... Pyeha... Hwanghu-mama..." Kepala Wanita Istana Noh tampak kebingungan harus memulai dari mana ia berbicara.

"Wae?! Apa yang terjadi pada Ratu?" tanya Lee Gon langsung panik. Ia ingat beberapa hari yang lalu ia meninggalkan Jeong Tae-eul dalam keadaan kurang baik-baik saja. Apa terjadi sesuatu yang buruk pada wanita itu? Apa gurat-gurat kelelahan yang tampak pada diri wanita itu merupakan salah satu tanda istrinya mengidap penyakit serius?

"Bukan begitu, Pyeha. Tidak terjadi apa pun pada Hwanghu-mama. Hanya saja sejak kau pergi terjadi suatu masalah pada kesehatan Hwanghu-mama. Aku sering mendengarnya muntah di pagi hari, dan ia juga sering terlihat kelelahan. Wajahnya selalu tampak pucat, dan hari ini ia bahkan pulang dan beristirahat lebih awal. Sudah sejak beberapa hari lalu ia tak pernah menghabiskan porsi makannya. Ia juga sering melewatkan makan malamnya. Aku sudah memintanya untuk diperiksa oleh dokter, tapi ia selalu menolaknya. Ia juga mengatakan agar tidak mengatakan apa pun padamu mengenai keadaannya. Ia selalu mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja dan hanya mengalami kelelahan biasa," kata Kepala Wanita Istana.

Lee Gon menghela napas berat mendengar laporan mengenai kekeraskepalaan istrinya itu. "Dimana ia sekarang?" tanyanya.

"Hwanghu-mama masih beristirahat di kamar. Ia tidak ingin dibangunkan sampai besok," jawab Kepala Wanita Istana.

Lee Gon mengangguk mengerti mendengar jawaban wanita tua itu.

"Maafkan aku, Pyeha. Seharusnya aku tidak menuruti permintaan Hwanghu-mama untuk mengabaikan dan menyepelekan keadaannya," kata Noh Ok-nam. Raut wajahnya tampak sangat merasa bersalah sekaligus khawatir. Ia merasa menyesal. Seharusnya dirinya tidak menuruti keinginan Ratunya itu dan memanggil dokter saja untuk memeriksa keadaan Ratunya sejak beberapa waktu lalu. Jika saja dirinya melakukan itu, mungkin saja mereka tidak perlu secemas ini atas kondisi wanita itu.

Lee Gon tersenyum muram. "Jangan menyalahkan dirimu. Tidak ada yang bisa menolak keinginan Ratu, bahkan meskipun itu aku sekali pun."

***

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang