36. TIGA PULUH ENAM

2.6K 227 303
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

***

Keesokan paginya, ketika Lee Gon baru saja kembali dari ruang kerjanya untuk memeriksa beberapa laporan dari PM Moo yang baru dikirim kemarin dan meninggalkan Jeong Tae-eul yang masih tertidur, hal yang pertama kali didapatinya ketika tiba di kamar tidurnya adalah tempat tidur mereka yang sudah kosong dan suara seorang wanita yang tengah muntah-muntah di kamar mandi. Dengan langkah cepat, Lee Gon pun langsung pergi ke kamar mandi untuk melihat keadaan wanita itu yang pastinya tengah mendapatkan morning sickness-nya.

Lee Gon membuka pintu kamar mandi dan mendapati Jeong Tae-eul yang tengah membungkukkan badannya di atas wastafel untuk mengeluarkan semua isi perutnya. Lee Gon pun langsung menghampiri wanita itu. Ia mengangkat rambut panjang wanita itu yang terurai ke bawah dan menahannya dengan satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain mengurut-urut tengkuk wanita itu.

Jeong Tae-eul yang menyadari kedatangan Lee Gon di tengah rasa mual hebat yang menderanya tiba-tiba saja merasa malu. Keadaannya sangat berantakan, dan dirinya tengah memuntahkan sesuatu yang menjijikkan.

"Pergi," kata Jeong Tae-eul langsung dengan satu tangannya yang sedikit mendorong tubuh Lee Gon, mengusirnya. Ia tak ingin pria itu melihatnya saat kondisinya seperti ini.

"Stt... Tenanglah, aku akan membantumu," kata Lee Gon yang sama sekali tak bergeming atas dorongan tak bertenaga dari istrinya itu. Ia masih setia mengurut-urut tengkuk Jeong Tae-eul dan menahan rambut panjangnya.

"Ini menjijikkan. Pergilah dan tunggu aku di luar," kata Jeong Tae-eul dengan terengah sambil terus memuntahkan isi perutnya.

"Tidak akan. Aku akan menemani dan membantumu di sini," kata Lee Gon dengan keras kepala, membuat Jeong Tae-eul merasa geram. Namun akhirnya ia tak peduli. Rasa mual yang dirasakannya sangat hebat dan mengalahkan rasa malunya yang sempat timbul. Ia memilih membiarkan Lee Gon melakukan apa pun yang diinginkannya.

Setelah tak ada apa pun lagi yang dimuntahkannya, Jeong Tae-eul pun langsung mendongakkan wajahnya. Ia menatap bayangannya dalam cermin, juga suaminya yang masih ada di sampingnya. Terlihat sangat kontras. Pria itu tampak baik-baik saja. Rona wajahnya menunjukkan bahwa ia sehat, meskipun hal itu tetap tak dapat menutupi raut khawatirnya. Berbeda dengan dirinya yang tampak sangat pucat, berantakan, dan tampak tidak sehat.

Dengan perlahan, dikarenakan tenaganya yang terkuras karena sudah memuntahkan semua isi perutnya, Jeong Tae-eul pun bangkit dari posisinya dan menyeka mulutnya dengan air yang mengalir dari keran. Lee Gon langsung membantunya. Tangannya mengambil alih untuk membersihkan mulut Jeong Tae-eul, membuat wajah mereka saling berhadapan dalam posisi yang sangat dekat. Melihat wajah pria itu secara langsung, tanpa dapat ditahan, air mata Jeong Tae-eul menetes. Ia terisak.

"Wae? Apa yang kau rasakan?" tanya Lee Gon langsung. Ia semakin khawatir melihat wanita itu menangis.

Jeong Tae-eul tak menjawab. Ia masih terisak.

"Ada yang sakit di tubuhmu? Mau kupanggilkan dokter?" tanya Lee Gon lagi karena wanita itu tak menjawab pertanyaannya. Satu tangannya berusaha menghapus air mata wanita itu yang masih mengalir, sementara tangan lainnya menahan punggung wanita itu.

Namun, bukannya menjawab pertanyaannya, Jeong Tae-eul malah mengepalkan tangannya dan mulai memukuli dada Lee Gon sambil terus menangis. Lee Gon terkejut dengan perbuatan wanita itu.

"Kau dari mana saja?! Kenapa saat aku bangun tidur kau sudah tidak ada?!" tanya Jeong Tae-eul sambil menenggelamkan wajahnya ke dada Lee Gon. Satu tangannya mencengkeram jubah kamar yang masih dipakai pria itu, sedangkan tangannya yang lain masih memukuli dada pria itu diiringi dengan isakannya.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang