60. ENAM PULUH

957 70 16
                                    

Happy reading, guys 🤗🤗🤗

***

Keesokan sorenya, Lee Gon dan Jeong Tae-eul pun kembali ke Kerajaan Corea. Kedatangan mereka disambut dengan antusias oleh Lee Araa yang langsung berlari meninggalkan semua mainannya. Gadis kecil itu tampak begitu ceria. Ia memeluk dan mencium ayah dan ibunya sambil tertawa bahagia. Berbanding terbalik dengan prasangka Jeong Tae-eul sebelumnya yang mengira bahwa Lee Araa akan merajuk karena telah mereka tinggalkan dan menanyai mereka kenapa mereka pergi, justru gadis kecil itu malah tampak kegirangan menyambut mereka dan tidak menanyakan apapun. Seolah-olah gadis kecil itu memang sudah tahu dan mengerti kemana kedua orang tuanya selama tiga hari terakhir ini. Setelahnya mereka bertiga pun menghabiskan waktu bersama, seolah mengganti waktu kebersamaan mereka yang terlewatkan selama tiga hari.

Dan keesokan harinya, sesuai janjinya pada Lee Araa yang akan memberikannya hadiah sepulangnya dari waktu 'kencan'nya dengan sang istri, Lee Gon pun mengajak Lee Araa ke suatu tempat untuk menunjukkan hadiahnya. Jeong Tae-eul tidak bisa ikut bersama mereka karena Kim Myeon-su harus melaporkan beberapa hal tentang yayasan dan juga kegiatan amal yang akan diselenggarakan beberapa minggu ke depan. Jadilah Jeong Tae-eul membiarkan ayah dan anak itu menikmati waktu mereka.

"Abamama, apa hadiahnya adalah seorang adik?" tanya Lee Araa dengan penasaran. Mereka masih berada di dalam mobil. Ia tidak tahu ayahnya akan membawanya kemana. Dan setiap kali bertanya, ayahnya hanya tersenyum misterius.

Lee Gon langsung tertawa mendengar nada penasaran putrinya yang polos itu. "Kenapa Araa berpikir begitu?"

"Bukankah kemarin Abamama dan Omamama pergi untuk membuat adik? Apakah adiknya sudah jadi?" tanya gadis kecil itu dengan polos.

Lagi-lagi Lee Gon tertawa. Sementara Jo Yeong yang fokus menyetir di kursi depan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ayah dan anak itu... Andai Hwanghu-mama mendengar obrolan mereka, tamatlah riwayat Rajanya itu.

"Uri ttal... Apa uri ttal benar-benar ingin hadiah seorang adik?" tanya Lee Gon setelah tawanya mereda.

Lee Araa mengangguk-angguk, mengiyakan pertanyaan sang ayah.

"Kenapa? Bukankah dulu Araa pernah bilang bahwa Araa tidak mau punya adik?" tanya kembali pria itu. Pasalnya dulu Lee Araa memang sempat mewanti-wantinya dan Jeong Tae-eul untuk tidak memberikan gadis kecil itu adik karena tidak ingin membagi kasih sayang mereka. Terlebih cerita Lee Araa tentang salah satu temannya yang memiliki adik cukup membuat putrinya itu sedikit paranoid.

"Setelah dipikir-pikir punya adik sepertinya seru juga. Araa jadi punya teman di istana. Selama ini kan Araa hanya ditemani bermain oleh orang-orang dewasa. Itu kurang seru. Sekalinya ada Hyun-gi oppa malah membosankan. Jika Araa punya adik mungkin akan lebih menyenangkan. Dan Araa juga percaya Abamama dan Omamama tidak akan mengabaikan Araa," ucap gadis kecil itu.

Lee Gon tersenyum. "Sepertinya uri Araa sudah mendapatkan pemahaman yang baik tentang adanya seorang adik. Apakah selama Abamama dan Omamama pergi itu yang kau pikirkan?" tanyanya sambil mengusap puncak kepala gadis kecil itu.

Lee Araa mengangguk, membenarkan. "Jadi hadiahnya memang seorang adik?" tanyanya lagi seraya memasang ekspresi penuh harap yang sangat menggemaskan.

Lagi-lagi Lee Gon tertawa, sebelum kemudian ia menggeleng. "Bukan, sayang. Hadiahnya bukan adik."

Mendengarnya, Lee Araa pun langsung merengut. "Kenapa bukan, Abamama? Apakah kemarin Abamama dan Omamama tidak jadi membuat adik?"

"Araa, jika Araa ingin punya adik, maka Araa harus bisa bersabar dan menunggu, karena adik tidak bisa langsung ada secepat yang Araa inginkan," kata Lee Gon tanpa berniat menjawab pertanyaan 'jurus bahaya' putrinya itu.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang