58. LIMA PULUH DELAPAN

1.3K 108 81
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

***

Lee Gon dan Jeong Tae-eul yang tengah menikmati waktu 'libur' itu kini masih bergelung di atas ranjang dengan posisi yang saling berpelukan erat, saling berbagi kehangatan satu sama lain. Lee Gon sudah terbangun dari tidurnya, sementara Jeong Tae-eul yang masih terlelap tampak menenggelamkan wajahnya di dada sang suami. Satu tangan pria itu membelai rambut panjang sang istri dan langsung menyematkan sebuah kecupan di puncak kepalanya tatkala dirinya merasakan tubuh wanita itu yang mulai menggeliat. Sepertinya wanita itu akan segera bangun.

"Selamat pagi, Ratu tidur," sapa Lee Gon dengan nada geli tatkala dirinya mendapati sang istri yang mulai membuka matanya.

Jeong Tae-eul mendengkus mendengar panggilan suaminya itu. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba menyesuaikan pandangannya dengan cahaya terang di sekitarnya.

"Apakah Ratu tidur ini tidak akan mendapat ciuman seperti putri tidur?" tanya Jeong Tae-eul yang langsung mengundang tawa merdu dari Lee Gon.

"Seorang Ratu tentunya harus mendapatkan sesuatu yang lebih daripada sekadar ciuman yang didapat seorang putri. Haruskah aku melakukannya sekarang?" bisik Lee Gon dengan menggoda sebelum kemudian satu tangannya yang berada di punggung Jeong Tae-eul mulai bergerak, menelusuri, dan membelai dengan seduktif.

"Ngghh..." Napas Jeong Tae-eul tercekat tatkala merasakan tangan Lee Gon meremas bokongnya. Dengan segera dirinya pun menahan tangan pria itu agar tidak bergerak lebih jauh lagi.

"Hentikan, aku hanya bercanda. Tidakkah kau merasa puas beberapa jam lalu?" tanyanya tatkala mendapati sesuatu yang keras menekan perutnya padahal mereka baru saja selesai bercinta yang entah ronde keberapa beberapa jam lalu. Pria dan gairah paginya yang biasa.

Lee Gon menyurukkan wajahnya di antara helaian rambut Jeong Tae-eul tatkala mendapati penolakan wanita itu. "Kau seharusnya tidak bercanda tentang hal-hal semacam itu dengan suamimu, terlebih di pagi hari seperti ini. Dan kau pun tahu aku tidak pernah bisa merasa puas denganmu," katanya dengan parau.

"Tidak sekarang bisakah? Apakah tujuanmu membawaku jauh-jauh ke sini hanya untuk melakukan itu terus menerus?" tanya Jeong Tae-eul dengan geli. Satu tangannya mengusap-usap punggung pria itu, mencoba menenangkannya.

Mendengar pertanyaan sang istri, Lee Gon pun langsung mengangkat kepalanya agar bisa menatap wajah wanita itu. "Mmm... Mengenai itu... Sebenarnya..." Pria itu tak meneruskan kata-katanya. Nada suaranya terdengar tidak yakin.

"Wae? Ada apa? Ada yang terjadi?" tanya Jeong Tae-eul bertubi-tubi mendapati gelagat tak biasa suaminya itu. Apakah ada sesuatu?

"Aku tidak tahu apakah datang ke waktu dan tempat ini adalah kebetulan atau takdir. Tapi ketika semalam aku bertanya pada resepsionis motel, dia bilang sekarang tanggal 22 Juni 1986," kata Lee Gon.

Jeong Tae-eul mengerjapkan matanya. Ia sedikit terpaku selama beberapa saat sebelum kemudian ia tersenyum lembut mendapati raut wajah tak terbaca suaminya. Satu tangannya terangkat untuk menangkup pipi pria itu. "Kau ingin datang ke acara itu?" tanyanya.

Lee Gon terdiam sebelum kemudian ia mengangguk. "Aku ingin melihatnya bersamamu," katanya.

Jeong Tae-eul masih tersenyum. "Tentu saja. Memangnya jika bukan denganku bersama siapa lagi?" tanyanya dengan nada bercanda yang ditanggapi senyuman kecil oleh pria itu.

"Jam berapa acaranya?"

"Sama seperti kita, di waktu senja. Kupikir kita bisa berangkat pukul tiga agar kita bisa mencari cara ikut masuk ke tempat pemberkatan," jawab Lee Gon.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang