54. LIMA PULUH EMPAT

1.6K 157 90
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗 But warning 20++ 🌚🌚🌚

***

"Pekerjaan rumahmu sudah selesai?" tanya Jeong Tae-eul pada Lee Araa. Kini dirinya tengah berada di kamar Lee Araa untuk menemaninya sebentar hingga gadis kecil itu tidur. Memang sudah rutinitasnya dan Lee Gon setiap malam untuk menemani putri mereka sebelum tidur. Mereka berdua berbagi jadwal untuk giliran menemani gadis kecil itu. Dan malam ini adalah giliran Jeong Tae-eul.

Lee Araa mengangguk. Ia sudah berbaring dalam pelukan ibunya yang berbaring miring menghadapnya di atas tempat tidurnya. "Sudah."

"Sudah menggosok gigi dan mencuci tangan dan kakimu?"

Lagi, Lee Araa mengangguk.

"Putriku yang pintar," kata Jeong Tae-eul dengan bangga karena kemandirian Lee Araa yang sudah mulai terbentuk hingga tak perlu menunggu lagi disuruh untuk membersihkan diri sebelum tidur. Ia mengelus surai gadis kecil itu.

"Baiklah, malam ini Araa ingin diceritakan apa? Kita masih punya lima belas menit sebelum waktunya Araa tidur. Atau Araa ingin mengatakan sesuatu?" tanyanya yang memang sudah menjadi rutinitas biasa mereka setiap menemani gadis kecil itu sebelum tidur. Mereka akan berbagi cerita apapun. Terkadang Jeong Tae-eul akan menceritakan kisah-kisah fairytale ataupun kisah lain pada putrinya itu, meskipun gaya berceritanya tidak semenarik dan semembuai gaya cerita Lee Gon yang selalu sukses membuat Lee Araa terlelap. Dan terkadang, Lee Araa akan menceritakan semua aktivitasnya di sekolah, atau bahkan gadis kecil itu akan menceritakan kembali apa saja yang mungkin dikatakan oleh Lee Gon setiap kali gadis kecil itu bersama ayahnya. Apa saja yang mereka lakukan, apa saja yang Lee Gon ceritakan, dan hal-hal semacamnya. Begitu pun sebaliknya, ketika Lee Gon yang menemaninya, gadis kecil itu akan menceritakan apapun yang dilakukannya bersama ibunya, aktivitas apa saja yang mereka lakukan, apa saja yang mereka bicarakan, dan banyak hal lainnya.

Namun berbeda dengan malam ini, begitu Jeong Tae-eul menanyakan apa yang akan mereka lakukan malam ini, gadis kecil itu hanya terdiam sambil menatapnya dengan mata bulatnya yang polos dan begitu mirip dengan milik Lee Gon. Membuat Jeong Tae-eul selalu teringat pada masa-masa pertemuan pertamanya dengan Lee Gon bertahun-tahun lalu.

"Omamama...," panggil Lee Araa kemudian.

"Hmm?"

"Apa menjadi Ratu itu melelahkan?" tanya gadis kecil itu tiba-tiba.

Jeong Tae-eul mengernyitkan dahinya. "Kenapa Araa tiba-tiba menanyakan hal itu?"

Lee Araa terdiam sebelum kemudian ia menggeleng. "Araa hanya penasaran. Araa sering menonton serial-serial Princess di televisi dan juga sering mendengar cerita Omamama dan Abamama tentang putri-putri baik yang menjadi Ratu dan hidup bahagia selamanya. Dan lagi, semua orang selalu bilang bahwa suatu saat nanti Araa akan menjadi Ratu. Apakah menjadi Ratu itu menyenangkan seperti yang sering kalian ceritakan? Ataukah justru menjadi Ratu itu adalah pekerjaan yang melelahkan?"

Jeong Tae-eul tersenyum lembut mendengar deretan perkataan gadis kecilnya itu. Ia selalu tahu bahwa putrinya itu terkadang dapat bersikap dan berpikiran dewasa pada hal-hal dan saat-saat tertentu, namun gadis kecilnya itu tetaplah seorang anak yang masih berusia lima tahun yang masih sering bersikap dan berpikiran kekanakan di banyak hal dan waktu lainnya. Dan saat ini, gadis kecilnya itu tengah memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dipikirkannya di usianya saat ini. Apakah ini bagian dari tanda kedewasaannya ataukah justru tanda kekanakannya? Jeong Tae-eul harus mencari tahu.

"Uri Araa... Menjadi Ratu tidak selalu menyenangkan, dan juga tidak selalu melelahkan. Ada saat-saat atau hal tertentu yang akan membuatnya menyenangkan ataupun melelahkan. Semuanya datang silih berganti. Seperti Araa juga. Saat Araa sekolah, ada saatnya Araa merasa senang, dan ada saatnya Araa juga merasa lelah. Semuanya tidak menentu, datang saling bergantian, dan tergantung bagaimana kita menyikapi dan menikmatinya. Saat kita merasa senang, jangan dulu terlalu senang karena rasa senang itu tidak akan bertahan lama. Merasa senanglah sewajarnya. Nikmati kesenangan itu secukupnya, karena bisa jadi akan ada hal lain, mungkin lelah atau sedih yang menanti di depan kita. Begitu juga ketika kita merasa lelah, jangan sampai kita merasa terlalu lelah sehingga terkadang kita akan murung. Rasa lelah itu wajar, jadi bersikaplah juga dengan wajar, karena setelahnya akan ada rasa senang yang menanti kita. Jangan pikirkan rasa lelahnya, tapi pikirkan rasa senang yang nanti akan menjumpai kita di akhir rasa lelah kita," kata Jeong Tae-eul. Wanita itu tidak tahu apakah kali ini Lee Araa akan mengerti atau tidak akan perkataannya, karena terkadang gadis kecil itu akan bersikap dewasa dan mengerti apapun yang dikatakan padanya, dan terkadang juga gadis kecilnya itu masih akan bersikap kekanakan sehingga tidak mengerti maksud dari kata-kata yang disampaikan padanya. Tapi kali ini ia tetap berharap bahwa kapanpun waktunya perkataannya akan meresap ke dalam pikiran putrinya itu.

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang