Happy reading guys 🤗🤗🤗
***
Waktu kembali berlalu. Tak terasa sudah enam bulan berlalu sejak hari kelahiran Lee Araa. Banyak hal yang terjadi pada bayi mungil itu seiring dengan tumbuh kembangnya. Pertumbuhan tubuhnya sangat normal seperti bayi-bayi pada umumnya, namun perkembangannya yang berlangsung lebih cepat membuat hampir semua orang yang melihatnya akan langsung berdecak takjub pada balita itu. Saat tiga bulan setelah waktu kelahirannya, Lee Araa sudah bisa berceloteh beberapa patah kata, sudah bisa memanggil ayah dan ibunya, meskipun masih sedikit terbata. Ia juga sudah dapat mengubah-ubah posisinya dari terbaring menjadi tengkurap dan sebaliknya. Satu bulan kemudian, Lee Araa sudah mampu duduk tegak selama beberapa saat, meskipun tak lama setelahnya ia akan kembali terguling, sehingga di waktu itu Jeong Tae-eul dan para pengasuh harus lebih sering mendampingi balita itu untuk mengawasi setiap geraknya. Ia sudah bisa bangkit dari posisi tengkurapnya dan menopang tubuhnya dengan kedua tangan, namun balita itu masih belum dapat menstabilkan posisinya. Kemampuan berkomunikasi balita itu juga semakin berkembang. Ia sudah bisa memanggil ayah dan ibunya tanpa terbata, dan seperti yang sudah diduga, ia akan lebih sering memanggil ayahnya. Namun jika sudah cukup lama ia tidak melihat wajah ibunya, ia akan merengek dan menangis serta memanggil ibunya, meskipun saat itu ia berada dalam buaian ayahnya.
Lalu satu bulan setelahnya, Lee Araa sudah mulai menggigiti benda apa pun yang ditemuinya, membuat semua orang yang mengasuhnya harus selalu menyingkirkan barang-barang tertentu dari jangkauannya karena takut tertelan oleh balita itu. Balita itu juga sudah mulai bisa merespons atau hanya sekadar menoleh ketika mendengar namanya dipanggil, ia juga sudah sering melakukan sesuatu untuk menarik perhatian ayah dan ibunya ataupun orang-orang di sekitarnya. Di usia itu, Lee Araa juga sudah mulai diperkenalkan pada dunia luar. Ruang geraknya tidak hanya di ruang anak ataupun di kamar orang tuanya saja. Kali ini Jeong Tae-eul, Lee Gon, bahkan hingga pengasuh-pengasuhnya sudah mulai membawa Lee Araa berjalan-jalan di sekitar istana, terkadang mereka akan membawanya berkeliling taman, kebun, bahkan hingga ruang belajar ayahnya. Sesekali mereka akan menunjukkan benda-benda atau binatang dan tanaman apa pun yang ada di tempat-tempat itu pada Lee Araa, membuatnya perlahan mempelajari dan mengenal semuanya. Jika balita itu dibawa ke ruang belajar ayahnya, ia akan selalu terlihat tertarik pada deretan buku di sepanjang dinding dan tulisan-tulisan ayahnya yang memenuhi papan tulis. Hal itu tentu saja membuat semua orang berpikir bahwa kemungkinan Lee Araa akan mengikuti minat ayahnya pada Matematika dan Sains. Lee Araa juga sudah mulai belajar dan diajari pada sikap-sikap tertentu. Ayah dan ibunya akan memuji hal-hal baik yang diperbuatnya dan akan mengoreksi hal-hal nakal yang dilakukannya dengan beberapa isyarat seperti gelengan kepala ataupun gerakan telunjuk ke kiri dan kanan.
Sesekali, akun dan web resmi istana akan memposting foto-foto aktivitas yang dilakukan Lee Araa, bahkan beberapa video bayi mungil itu ketika melakukan sesuatu, membuat semua orang yang melihatnya merasa takjub dan kagum padanya. Mereka begitu memuja Lee Araa, dan semua orang juga menyetujui mengenai betapa miripnya wajah balita itu dengan sang Ratu, dan betapa miripnya matanya dengan milik Raja mereka. Ya, tidak seperti kekhawatiran Lee Gon dulu bahwa bisa saja mata anaknya akan berubah kembali, mata Lee Araa tetap tak berubah. Seperti saat pertama kali Lee Gon dan Jeong Tae-eul melihatnya, mata Lee Araa masih sama seperti mata Lee Gon. Hal itu tentu saja membuat Lee Gon merasa lega luar biasa. Pria itu merasa senang. Ia menyukai kenyataan bahwa di dalam rupa wajah yang begitu mirip dengan Jeong Tae-eul, ada satu bagian pada putrinya yang mirip dan berasal darinya.
***
Lee Araa masih tertidur pulas di atas ranjang bayinya, sehingga pagi ini Jeong Tae-eul bisa membantu Lee Gon berpakaian seperti yang biasa dilakukannya sejak mereka menikah. Seperti yang sudah direncanakan sejak beberapa bulan yang lalu, siang ini Kerajaan Corea akan menerima tamu kenegaraan yang tak lain adalah Kaisar Naguhito, Kaisar Jepang yang baru beberapa bulan lalu menaiki tahtanya. Tujuan kunjungannya sudah jelas, yaitu untuk melakukan negosiasi politik mengenai perjanjian perdamaian yang sudah terlanggar serta bagaimana kelanjutan dari perjanjian itu dan juga membahas mengenai insiden di atas Laut Corea. Selain untuk kepentingan Kerajaan Corea dan Jepang sendiri, negosiasi politik ini juga diperlukan untuk mempersiapkan wacana yang akan mereka sampaikan kepada PSB saat sidang umum yang akan dilaksanakan bulan September mendatang, mengingat pada bulan September kemarin kedua kepala negara sama-sama tidak menghadiri sidang umum PSB dan hanya mengirimkan beberapa diplomat sebagai perwakilan. Tempat pelaksanaan negosiasi politik itu bukan di Istana Busan, melainkan di salah satu istana lain dari beberapa istana yang masih dimiliki Lee Gon yang terletak di Kota Masan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)
FanfictionLee Lim yang mengacaukan keseimbangan kedua dunia sudah berhasil ditumpas. Para komplotannya pun mungkin sudah berhasil diatasi. Keseimbangan dunia pun sudah kembali. Lee Gon dan Jeong Tae-eul pun juga sudah kembali bersama. Tapi apakah semua itu su...