32. TIGA PULUH DUA

1.9K 225 215
                                    

Happy reading guys 🤗🤗🤗

***

Di tengah hamparan pasir putih yang tampak lembut, sepasang manusia tengah menatap riak ombak yang terus bergulung dan bergerak menuju tepi. Air laut berwarna hitam dengan gradasi berwarna merah karena memantulkan langit menjelang terbit matahari yang tampak memesona. Angin dingin yang bertiup dari arah laut tampak tidak mempengaruhi mereka dikarenakan posisi keduanya yang saling berbagi kehangatan. Sepasang manusia itu yang tak lain adalah Lee Gon dan Jeong Tae-eul  saat ini tengah berada dalam posisi yang tak memungkinkan udara dingin membuat mereka menggigil, dengan Lee Gon yang mendekap tubuh wanita itu dari belakang dan Jeong Tae-eul yang bersandar sepenuhnya padanya tak lupa dengan selembar kain hangat yang menyelimuti keduanya, membuat keduanya merasakan kehangatan yang begitu nyaman. Dari kejauhan posisi keduanya menampilkan siluet gelap yang tampak mesra, terlebih dengan dilatar belakangi langit timur berwarna kemerahan yang semakin memperindah pemandangan tersebut.

Tak jauh dari posisi keduanya saat ini, para pengawal tampak berjaga ketat dalam posisi siaga. Kini mereka berada di salah satu pantai di Kerajaan Corea yang berjarak tidak begitu jauh dari istana. Sudah menjadi kebiasaan Lee Gon bahwa pagi pertama tahun baru akan dihabiskan dengan menanti matahari terbit. Namun bedanya, jika tahun-tahun sebelumnya ia akan menghabiskan waktu itu bersama pamannya, Lee Jong-in yang tampaknya juga memiliki kebiasaan serupa, maka di tahun baru kali ini ia akan menghabiskan waktu pagi pertama di tahun barunya bersama wanita yang dicintainya.

"Kupikir kau akan mengajakku kabur ketika kau membangunkanku tadi," kata Jeong Tae-eul.

Lee Gon tersenyum. "Tentu saja tidak. Ini tahun baru pertama kita setelah kita menikah. Aku ingin menyaksikan matahari pertama tahun ini terbit bersama istriku," katanya sambil mengecup pipi Jeong Tae-eul. Dagu pria itu ditumpukan pada bahu sang istri.

"Seperti biasanya, kau begitu romantis," sahut Jeong Tae-eul, menanggapi perkataan Lee Gon, membuat pria itu tersenyum lebar setelah mendengarnya. "Tahun-tahun sebelumnya kau selalu melakukan ini?" tanyanya kemudian.

"Tentu saja. Aku tak pernah melewatkan satu tahun pun tanpa melakukan ini," kata Lee Gon.

"Aku penasaran bersama siapa kau setiap tahunnya sebelum menikah denganku," kata Jeong Tae-eul.

Lee Gon tertawa mendengar nada cemburu dalam suara wanita itu. "Setiap tahun aku selalu datang ke pantai dekat kediaman Paman Buyeong dan mendapati Paman Buyeong juga ada di sana. Kami selalu datang setiap tahun tanpa janji namun seperti sudah berjanji," katanya.

"Kalau begitu tahun ini Paman akan menghabiskan waktunya sendiri? Bagaimana jika beliau menunggumu?" tanya Jeong Tae-eul dengan nada sedikit khawatir.

"Geokjeonghaji ma. Paman akan mengerti bahwa kali ini kita sedang menghabiskan waktu bersama. Dia pastinya tak akan menungguku," kata Lee Gon sambil tersenyum kecil. "Lagipula Noh Sanggung sedang bersamanya, tadi malam dia meminta izin mengunjungi Paman," tambahnya.

Jeong Tae-eul tak mengatakan apapun lagi. Ia hanya diam sambil menikmati hangatnya dekapan Lee Gon dan juga indahnya pemandangan laut di hadapannya. Wanita itu memejamkan matanya sejenak, dan menghirup udara laut yang masih terasa segar.

"Dulu aku mengatakan tentangmu pada Paman di waktu seperti ini, saat hubungan kita masih terombang-ambing," kata Lee Gon merujuk pada suatu kenangan di garis waktu sebelumnya.

Jeong Tae-eul menolehkan wajahnya pada pria itu. "Apa yang kalian bicarakan hingga kau sampai mengatakan tentangku?" tanyanya penasaran.

Lee Gon tersenyum mengenang. "Kami membicarakan tentang takdir," katanya yang membuat dahi Jeong Tae-eul berkerut. "Kemudian Paman mengatakan aku harus segera menikah tahun itu, dan kujawab bahwa setelah semua masalah takdir itu selesai aku akan menemuinya bersama seorang wanita yang percaya bahwa bumi itu datar."

Overstepping of The FATE (THE KING : ETERNAL MONARCH 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang