Prolog

7.5K 556 35
                                    

Freya Ivy. Gadis cantik itu memandangi kearah luar kompartemennya. Ia duduk sendirian di dalam sana. Menatap murid-murid yang tengah asik berpeluk-pelukan dengan keluarganya. Menatap murid-murid yang tengah berpisah untuk sementara waktu dengan orang tua mereka. Orang tua.... Freya selalu merasa berkecil hati jika melihat keharmonisan hubungan antara orang tua dan anak. Maksudnya... Freya bahkan belum pernah merasakan kehangatan pelukan orang tuanya, setidaknya sejauh yang bisa ia ingat.

Orang tuanya meninggal tak lama setelah Freya dilahirkan ke dunia ini. Freya kini tinggal bersama wali yang ditunjuk orang tuanya untuk menjaganya. Salah seorang professor yang akan memulai tahun pertamanya mengajar di hogwart, tahun ini.

Tok... tok... tok...

Freya menoleh dan tersenyum lebar. Perasaan sedih tadi menguap saat dua orang lelaki tinggi berambut merah muncul di depan kompartemennya.

"Hey, girl!"

"Aku rasa kau harus keluar sekarang."

"Ya... Mom mau bertemu denganmu."

"Sekarang!"

Freya mendengus sebal mendengar si kembar weasley yang berbicara saling sahut-sahutan.

"Baiklah!" Freya bangkit dari duduknya, "—kalian tetap disini! Jaga kompartemennya! Nanti diambil! Tahun ini sepertinya ramai sekali murid-murid baru!" Perintah Freya dan melewati si kembar weasley.

"Okay, Cap!"

Freya keluar dari keretanya dan mendapati Mrs. Weasley yang tengah merentangkan tangan untuk menyambutnya. Senyuman wanita itu selalu menyentuh hati Freya. Senyuman seorang ibu. Freya berlari kecil dan memeluk Mrs. Weasley.

"Ohhh... Dear. Kau semakin cantik!" Ucap Molly sembari mengusap punggung Freya dengan lembut dan hangat.

"Terima kasih, Mrs. Weas—"

Molly memukul pelan lengan Freya sembari melepas pelukan mereka. "Apa kau lupa percakapan terakhir kali kita berjumpa?" Ucapnya dengan nada menuntut.

Freya tertawa. "Baiklah... Terima kasih, Mom. Mom juga terlihat semakin cantik dan awet muda."

Mata Molly menyipit, ia mengusap sayang kepala Freya. "Kau selalu bisa menyenangkan hatiku, Sweetheart!" Molly mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, "—ambil ini, Mom tadi membuat kue kesukaanmu. Makanlah ini sembari di kereta, ya. Beri pada walimu juga. Tadi aku melihatnya sekilas saat ia menaiki kereta. Tapi jangan kau biarkan kedua anak nakal itu memakannya, mengerti? Dia sudah banyak makan kuemu tadi dirumah." Freya tertawa.

"Baiklah, Mom. Terima kasih sekali lagi."

Molly memeluk sekali lagi Freya. "Anytime, Sweetheart."

Arthur Weasley mendekati mereka dengan Ginny dalam rangkulannya. Freya tersenyum, "Mr—" kedua alis Arthur terangkat, mengkode Freya untuk tidak memanggilnya begitu, "—maksudku... Dad. Senang bertemu denganmu." Sapa Freya.

Arthur tersenyum sumringah yang kemudian merangkul istrinya, Molly. "Freya... kenapa kau tak pernah mampir saat liburan?" Tanyanya.

Freya menggaruk tengkuknya. "Maaf, Dad. Tapi aku akan mampir liburan natal ini."

"Kalau begitu sampai jumpa natal nanti." Freya mengangguk. Suara kereta api terdengar.

Freya dan Ginny bergandengan tangan memasuki kereta. "Duduklah dengan kami, Ginny. Aku tidak sanggup jika aku hanya sendiri duduk di kompartemen dengan kedua abangmu itu."

Ginny tersenyum. "Tenang saja. Sejak tahun kemarin kan aku sudah bilang, aku akan menemanimu duduk di kompartemen kalau kedua berandal itu ada disana!"

Freya [xGeorge Weasley]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang