47. Untitled

1.7K 244 31
                                    

Hayoo... siapa yang kena prank di bab sebelumnya karena judulnya. Haha... Mohon maaf. Cerita ini belum tamat kok Guys... kayaknya mungkin agak sedikit lebih panjang lagi, kalau kalian gak keberatan. xixi...

DAN JUGA, kemarin aku ada edit BAB 45, GRYFFINDOR VS SLYTHERIN, kira-kira di kalian berubah gak ya? Aku ada nambahin gambar ilustrasi gitu, pas George berantam sama Spungen. Sumbernya dari google tentunya. Semoga keubah ya, di kalian.

Selamat membaca. 

3000+ word loh ini

***

Suasana stasiun King's Cross sangat padat pagi ini. Orang-orang mulai beraktivitas kembali setelah libur natal. Freya dan Remus duduk bersebelahan di bangku tunggu. Mereka datang lebih awal karena sarapan pagi di luar dan keduanya memutuskan untuk menunggu orang-orang dari Grimmauld Place. Anak-anak Weasley, Harry, dan Hermione.

Freya memeluk lengan Remus dan bersandar di bahu pria yang selama enam tahun ini menjadi ayahnya. Remus mengusap pelan jemari Freya yang memeluk lengannya.

Ia sudah mendengar semua cerita itu dari Freya. Ia bisa melihat bagaimana takutnya gadis itu sekarang.

Remus mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ia mengeluarkan sebuah kotak berukuran kecil yang terlihat sangat tua.

"Ambil ini." Remus menyerahkan kotak itu kepada Freya. Gadis itu langsung mengangkat kepalanya dan meraih kotak tersebut.

"Apa ini?" Tanyanya bingung.

"Hadiah natalmu. Kau dapat dua hadiah natal tahun ini dariku. Bukalah." Katanya sembari tersenyum.

Freya memandang kotak itu dengan bingung. Ia kemudian membuka kotaknya dan melihat sebuah syal rajut disana. Ia tersenyum senang melihatnya. "Apa Mrs. Weasley yang membuatnya?" Tanyanya antusias sambil mengeluarkan syal yang berwarna merah gelap dengan perpaduan warna hitam di tepiannya.

Remus menggeleng. "Tidak, itu buatan ibuku." Katanya. Ia menunjuk bagian ujung syal itu, terdapat singkatan nama Remus disana R.J.L.

"Jadi, ini milikmu, Dad? Kenapa kau memberinya padaku, ini kenang-kenangan dari ibumu." Freya melipat kembali syalnya dan hendak memberikan kembali pada Remus, tapi Remus menahannya.

"Ambillah, itu milikmu sekarang. Lagipula, kau memberikan syal Lily pada Snape," Remus menggeleng, "—aku tak percaya syalnya dengan cuma-cuma."

Freya mengernyit sambil tertawa. "Aku tak memberikannya cuma-cuma. Aku membeli ramuan untukmu pada Snape," Ia kemudian menunduk menatap Syal yang dibuat oleh Ibu Remus. "—meski aku sedikit sedih melepasnya. Lily masih sempat memasangkan syal itu di leherku, malam itu."

"Maka seharusnya kau tak memberikannya. Atau, tak perlu meminta Snape membuatkan ramuan itu untukku."

Freya menatap Remus, ia menggelengkan kepalanya. "Aku tahu bagaimana pentingnya ramuan itu bagimu, Dad. Aku tak mau kau merasa bersalah setiap pagi setelah kau bertransformasi. Kau tak sempat membuatnya juga, kan? Jadi, tak apa. Snape akan menjaga syal itu. Itu hanya sebuah syal. Karena, aku masih memiliki kenang-kenangan yang lebih nyata dibanding syal itu."

Remus mengernyit. "Apa memangnya?"

Freya memandang ke depan. Ia menunjuk ke arah Harry, Hermione, dan Para Weasley. "Keponakanku sendiri." Ujarnya dengan tersenyum.

Remus terkekeh. "Ya... dia perpaduan keduanya."

"Lebih mirip ke James sebenarnya." Sambung Freya dengan sedikit ringisan.

"Ya... ya... ohh... jangan sebut nama James disaat kau memberikan syal milik istrinya pada Snape, Freya. Dia tengah mengumpatmu di atas sana, seperti biasa. Adik tidak—"

Freya [xGeorge Weasley]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang