40. They did it?

1.4K 250 75
                                    

Seperti malam-malam biasanya, Freya keluar dari kamarnya. Sepertinya ia memang selalu memiliki gangguan tidur jika menginap di Hogwarts maupun di The Burrow sekalipun. Tidur nyenyaknya semalaman hanya berlaku di rumah Remus dan Grimmauld Place.

Freya membawa perlengkapan tidurnya. Bantal dan selimut rajut kesayangannya. Ia mengambil posisi seperti biasa, di depan sofa, tepat di hadapan perapian. Ia berbaring miring. Menatap ke arah api itu.

Pikirannya melayang-layang, ia memikirkan George.

Jadi selama ini, George dalam pengaruh Amortentia.

Alicia memang benar-benar licik. Ia tak menyangka gadis itu akan berbuat sejauh ini. Menggunakan cara kotor untuk mendapatkan George, merebutnya dari Freya.

Tapi, meski George dalam pengaruh amortentia, hati Freya tetap saja sakit dan tak terima saat mengingat George yang mencium Alicia dengan mesra. Ia merinding sendiri dibuatnya. Sekalipun dibawah kesadaran George, semuanya sangat nyata di mata Freya.

Freya mengangkat tubuhnya, ia melihat dari balik sandaran sofa saat mendengar pintu kamar asrama laki-laki terbuka. Gadis itu mengamati seseorang yang turun dari sana. Freya langsung kembali berbaring miring menghadap perapian. Ia mendengar suara langkah kaki orang itu mendekat.

"Kau disini?" George bersuara.

Freya menelan salivanya sendiri, gugup. "Ya. Apa aku dilarang tidur disini?"

George mendekati sofa di sebelah Freya, ia melempar bantal dan selimut rajutnya yang kembar dengan milik Freya –meskipun itu sebenarnya milik Fred—ia membaringkan tubuhnya di sana. Laki-laki itu tak menggubris ucapan Freya.

Freya membalikkan badannya, ia kini berbaring miring menghadap sandaran sofa, menyembunyikan wajahnya yang kini memerah.

Rasanya Freya ingin sekali berlari ke arah George dan mengatakan bagaimana ia meirndukan pria itu. Ia ingin memeluk George erat-erat. Tapi ia tak bisa. George bahkan memandang tak bersahabat kepadanya semenjak ia dalam pengaruh Alicia. George bahkan mempercayai rumor itu. George bahkan—

"Maaf."

Freya membuka matanya. Ia hanya diam, memastikan kalau itu memanglah suara George, yang meminta maaf padanya.

Freya berdehem. "Untuk?"

George menatap langit-langit ruang rekreasi. "Perkataanku tadi saat di ruang kebutuhan. Aku tak mengerti, kenapa aku bisa lupa kalau kau dan Harry adalah keluarga." Katanya sedikit kebingungan.

Freya mengernyit. Apa amortentia bisa menyebabkan seseorang sedikit hilang ingatannya? Atau... separah itu kah amortentia yang diberi Alicia untuk George?

"Aku sudah terbiasa. Kau tak perlu meminta maaf." Ujar Freya dengan suara yang bergetar. Freya memilih untuk memejamkan matanya dan tidur secepat mungkin. Ia tak mau berbicara apapun lagi dengan George. Ingin rasanya ia kembali ke kamarnya, tapi entah kenapa sesuatu menahannya dan membuatnya tetap disana.

George menoleh, memperhatikan punggung Freya. Laki-laki memiringkan badannya untuk menatap Freya agar lebih leluasa.

George kelihatan kebingungan, sepertinya khasiat amortentianya sudah mulai menghilang. Sehingga ia merasakan kalau hatinya sangat kosong dan kecewa melihat Freya memunggunginya seperti itu. Tapi di sudut otaknya, ia masih menyebut nama Alicia, masih terobsesi dan memuja gadis itu.

***

Ginny tersenyum miring. Ia sedari tadi memperhatikan Alicia yang terlihat gelisah. Gadis yang berada tiga tingkat di atasnya itu terlihat sibuk membongkar-bongkar isi tasnya. Alicia sesekali melirik ke arah George, kemudian kembali mengecek isi tasnya. Alicia pasti tengah mencari ramuan amortentia itu.

Freya [xGeorge Weasley]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang