Sekelebat kejadian malam itu kembali mengusik otak Freya. Ia menatap mata kosong dan dingin dementor. Freya tak berkutik, saat Boggart berwujud dementor tadi berubah. Menjadi tubuh kaku James dan Lily Potter. Tubuhnya tiba-tiba saja dingin. Terasa lagi olehnya, bagaimana dinginnya terkubur di dasar Danau Hitam selama bertahun-tahun lamanya.
Ujung jemari Freya mulai berubah menjadi Kristal es.
Matanya sudah berkaca-kaca dan ia gemetar ketakutan melihat tubuh kaku kakak laki-laki dan kakak iparnya yang terbujur kaku.Ketakutan dan trauma.
Tak hanya itu, Freya semakin menggigil saat sebuah wujud muncul di antara mereka berdua. Ia ada Freya sendiri. Freya yang berusia 10 tahun. Tubuhnya kecil dan menggigil, menangis ketakutan. Ia menangis tepat di dekat tubuh James Potter.
Tak lama, tubuh Freya kecil mulai berubah menjadi es, diiringi dengan teriakan ketakutannya menatap ke arah depan.Menatap ke arah Freya remaja. “ENGGGAAKKKKKK!!!” Pekik Freya kecil, sangat nyaring sehingga seluruh murid menutup telinga mereka, tubuh Freya kecil langsung berubah menjadi patung es. Saat itu juga, Freya terjatuh lemas dan pingsan tepat dihadapan tubuh James Potter yang menatapnya.
Remus berlari kencang menuju tubuh Freya dan melindunginya dari hadapan Boggart.
“Freya!” Pekiknya. Boggart tadi langsung berubah menjadi bola Kristal saat berhadapan dengan Remus.
“Riddikulus!” Ujar Remus. Bola Kristal tadi meletus dan melayang-layang ke seantero ruangan. Kemudian Remus memasukkan kembali Boggart tadi ke dalam lemari. Ia memangku kepala Freya. Gadis itu tak sadarkan diri.
Hermione mendekati keduanya. “Pak… Kita harus bawa dia ke Hospital Wings.” Ucapnya sambil memegang tangan Freya. Menyembunyikan telapak tangan dan jemari Freya yang sudah menjadi Es. Remus menatap tangan Hermione yang menyembunyikan keadaan Freya itu dan mengangguk membenarkan. Hermione memasukkan tangan Freya ke dalam jubah gadis itu sendiri.
“Kelas cukup sampai disini. Kalian bisa kembali ke asrama kalian masing-masing.” Kata Remus. Ia sedikit shock.
Para murid bubar tanpa protes. Sebagian berbisik-bisik tentang Boggart milik Freya yang tak lain adalah orang tuanya Harry Potter. Harry juga masih kaget melihat tubuh orang tuanya. Secara langsung.
Remus keluar dari kelas, ia memapah tubuh Freya yang terasa dingin.
Hermione menatap dari jauh, dengan khawatir sekaligus kebingungan.
“Apa itu tadi?” Desis Ron.
“Aku tak tahu.” Jawab Hermione pelan.
Harry mendekati mereka dengan pelan. “Kenapa, Boggartnya Freya adalah orang tuaku?”
“—dan dirinya sendiri. Gadis kecil itu, terlihat seperti Freya. Itu pasti dia.” Potong Hermione cepat. Ketiganya bertatapan, tak mengerti.
Draco, disudut ruangan bersama teman-temannya. Menatap Harry Potter dari kejauhan. Kemudian, menatap kembali Remus yang sudah hilang diujung koridor. Ia mengernyit. Tak menyangka, perbincangan orang tuanya bukan rumor belaka.***
George melangkah gusar, bersama Fred di belakangnya. Ia sangat panik saat mendengar kabar bahwa Freya pingsan ketika di kelas Pertahanan Ilmu Hitam.
“Kenapa dia bisa pingsan?”
“Well, aku tak tahu, George. Kita bahkan belum sampai di Hospital Wings dan kau malah bertanya padaku!” Omel Fred.
George memasuki Hospital Wings dengan Fred yang mensejajari langkahnya. Mereka berjalan menuju ujung ruangan. Ia dapat melihat Hermione dari jauh dan ia yakin Freya ada disana.
“Hermione!”
Hermione menoleh, ia berdiri dari duduknya. “Kalian kesini?”
“Ya, tentu.” Seru Fred.
“Apa yang terjadi padanya sampai dia pingsan begini?”
Hermione menatap wajah cemas George. “Dia pingsan saat melihat Boggartnya.”
Seketika George menghembus pelan nafasnya. Si kembar Weasley itu terlihat tidak panik lagi. “Pastilah. Anak kelasku beberapa ada yang pingsan saat melihat boggart juga. Kutebak, yang membuatnya pingsan adalah kecoa kan?” Tanya Fred dengan seringainya.
Hermione menatap Fred dengan tatapan aneh. “Bukan! Lebih buruk dari itu, kurasa. Bahkan Freya jadi perbincangan sekarang.” Kata Hermione dan menatap wajah Freya yang masih terlelap dengan wajah pucatnya.
“Oh ya? Apa Boggartnya?” Tanya Fred.
Hermione menarik nafasnya dalam-dalam. Ia pun kebingungan juga. “Boggartnya adalah James dan Lily Potter yang berbaring kaku. Meninggal, malam itu.” Ucapnya pelan dengan gugup.
“Apa?” Seru George tak percaya dengan apa yang didengarnya.
“Maksudmu? Orang tuanya Harry?” Fred bersuara, ia melirik George sekilas.
“Eumm… ya begitulah.”
Fred memundurkan badannya. Kaget. “Tapi bagaimana bisa?”
“Itulah yang kubingungkan. Tak hanya itu—“ Hermione menurunkan sedikit selimut yang menutupi tubuh Freya sampai leher. Si kembar Weasley itu langsung terkejut bukan main, “—awalnya aku melihat jemarinya yang berubah menjadi kristal. Tapi, rupanya merambat sampai ketangannya dan nyaris ketubuhnya jika saja Madam Pomfrey tidak memberikan ramuan entah apa itu.”
Tangan kanan Freya membeku semua, bahkan sampai ke sebagian lehernya.
“Aku diminta menunggu Freya disini oleh Profesor Lupin. Ia takut ada yang melihat tubuh Freya yang berubah ini.”
“Dimana Profesor Lupin?”
“Dia mengajar, Fred. Akan kembali setelah makan siang nanti.”
“Bukankah kau ada kelas setelah ini, Hermione?” Tanya George.
Hermione mengangguk. “Ya, aku sudah izin pada Profesor McGonagall. Tadi dia juga disini melihat kondisi Freya, bersama Profesor Dumbledore.”
“Profesor Dumbledore?”
“Ya.”
“Apa separah itu sampai-sampai Profesor Dumbledore melihat kondisi Freya secara langsung?”
“Entahlah…. Bisa jadi. Tapi ada yang aneh dari mereka.” Hermione sedikit meringis.
“Aneh bagaimana?”Tanya Fred.
“Aku tak begitu yakin—tapi mereka terlihat tidak begitu kaget dengan kondisi Freya, terlebih saat mengetahui boggartnya. Mereka sangat tenang, seperti tahu kalau ini memang wajar terjadi.” Hermione menghela nafasnya sekejap, ia kembali menatap Freya cemas.
Sekali lagi, si kembar Weasley itu saling tatap. George merasakan hal aneh pada Freya. Sepertinya, banyak hal yang disembunyikan oleh gadis yang ia sudah kenal selama lima tahun ini.
“Hermione, biar aku saja yang menjaganya. Kau kembalilah, sebentar lagi jam makan siang.” Ucap George.
“Serius? Baiklah, kalau dia bangun, langsung panggil Madam Pomfrey, oke?” Kata Hermione pelan.
“Pasti.”
Hermione hendak berbalik, ia menghentikan gerakannya dan menatap Fred yang menatap Freya dengan tangannya terlipat di dada. “Fred?”
Fred menatap saudara kembarnya itu sejenak. “Aku akan meninggalkan kalian berdua kalau begitu. Kau juga jangan lewatkan makan siangmu, George.” George mengangguk dan membiarkan Fred serta Hermione keluar dari Hospital Wings.
George menghela nafasnya. Ia mengusap lembut kepala Freya. Raut khawatir jelas tercetak di wajahnya. Ia menggenggam jemari Freya yang satunya dan mengecupnya dengan pelan.
“Cepatlah bangun kau, Little Dummy!” Ujarnya pelan. Ia meletakkan telapak tangan Freya di wajahnya-
-
To Be Continued.
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Freya [xGeorge Weasley]
FantasyNot 100% sama dengan Harry Potter yang asli ya. Karakter asli tetap milik JKR.... Penasaran? Yuk kepoin baca langsung... Spoilernya, Freya Ivy... anaknya Daddy Lupin