55. Untitled

1.4K 226 22
                                    

Gak tau mau bikin judulnya apa jadi kek biasa... Untitled ada kali ya...

Selamat membaca....

----

Freya keluar dari kamar George dengan wajah yang merah padam. Pipinya memanas, sampai ia harus mengibas-ngibas tangannya di depan wajah sakin malunya. Apalagi mengingat kalau ia barusa yang memulai ciuman itu.

Freya menunduk, ia mengangkat tangannya dan meraba bibirnya. Ia semakin malu saat merasakan bibirnya yang sedikit membengkak.

Ia menggelengkan kepalanya. "Ya tuhan... bisa-bisanya aku terbawa suasana." Gumamnya. Freya menepuk-nepuk pelan pipinya. "—sadarlah, Frey! Jangan gugup! Kendalikan dirimu! Kau tak mungkin muncul di depan yang lain dengan wajah merah dan bibir yang bengkak!" Gerutunya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Rasa panas di pipinya mulai berangsur hilang.

Langkahnya terhenti saat ia menuruni anak tangga. Ia mendekati jendela dan melihat ke luar, bola matanya membesar saat melihat Rumah Weasley sudah dikelilingi oleh kobaran api. Asap hitam muncul, yang menandakan itu adalah pelahap maut. Tampak di bawah sana Harry berlari mengejar pelahap maut yang muncul dengan seringai mengejeknya. Ginny menyusul Harry yang sudah masuk ke dalam rerumputan.

"Freya, jangan!" Lengan gadis itu tertahan. George langsung keluar begitu melihat apa yang terjadi diluar sana melalui jendela kamarnya. Dengan segera ia menyusul Freya agar gadisnya itu tak ikutan untuk mengejar pelahap maut itu.

Freya memandang penuh dendam. "Dia membunuh Sirius, George! Lepaskan!" Ujarnya marah dengan mata memerah.

"Itu berbahaya!"

Freya tak menggubris, ia menarik tangannya kasar dalam satu hentakan dan langsung menuruni anak tangga. Di depan gadis itu, tampak Fred dan Ron juga tengah keluar dari rumah, menghampiri Molly yang berdiri sendiri di halaman rumah mereka. Arthur, Tonks, dan Remus ikut mengejar Harry dan Ginny.

"Freya!" Panggil George dengan langkah cepat, ia kembali menarik lengan gadis itu dan mencengkram bahunya.

"Lep—" Baik Freya, maupun George, Fred, Ron, dan Molly terkejut saat melihat pelahap maut itu kembali ke tempat mereka dan menghancurkan Rumah Keluarga Weasley, membakarnya habis.

Molly terdiam melihat rumahnya yang terbakar dan perlahan mulai runtuh.

"MOLLY!" Teriakan Arthur terdengar. Kepala keluarga Weasley itu langsung menghampiri istrinya dan melihat masing-masing anaknya, takut kalau masih ada yang tertinggal di dalam.

George melepas bahu Freya dan menyugar rambutnya, ia tampak begitu sedih melihat rumahnya terbakar.

Kemarahan Freya langsung mereda. Ia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya. Tak percaya kalau Pelahap Maut melakukan ini kepada keluarga Weasley. Untung saja semuanya sudah keluar dari rumah sebelum mereka membakar rumah Keluarga Weasley.

"Kau tak apa?" Remus datang dari belakang gadis itu, wajahnya kelihatan panik sekali karena ia pikir Freya masih di dalam. Nafasnya berderu karena ia lari dengan sangat kencang.

"Ya... aku tak apa, Dad." Balasnya. Remus menghembuskan nafasnya dengan lega, mengetahui gadis itu tak terluka membuatnya kembali tenang. Ia memeluk singkat Freya dengan erat.

Api yang membakar rumah Weasley terlalu besar. Bahkan, setelah Arthur, Remus, Tonks, Fred, dan George berusaha mematikan apinya dengan tongkat mereka, api itu tak kunjung mati. Atau bahkan berkurang sedikit pun. Mereka yakin kalau apinya telah dimantrai oleh Bellatrix sehingga tak bisa dipadamkan.

"Aku rasa, kita membersihkannya besok saja." Putus Arthur akhirnya.

Molly mengangguk, ia berbalik, menatap Remus, Tonks, dan Freya. "Kalian pulanglah. Kami tak apa." Ujar Molly yang berusaha untuk tegar.

Freya [xGeorge Weasley]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang