Fred dan Freya kini berada di ruang kebutuhan. Hari ini kebetulan, hari pertama mereka akan berlatih disana, dengan Harry sebagai pelatih mereka. Keduanya yang pertama kali tiba di ruang kebutuhan. Pagi ini, Fred tak ada kelas. Sementara Freya, ia terpaksa bolos karena ia menghabiskan waktunya di toilet perempuan dengan menangis. Sebelum akhirnya Fred tiba-tiba muncul.
Sebelum jam makan siang, seluruh anggota Laskar Dumbledore mempunyai waktu yang kosong. Jadi, sebentar lagi mereka semua akan berdatangan saat jam pertama telah usai.
Fred dan Freya lebih dulu masuk dan menunggu disana. Keduanya duduk di undakan tangga kecil.
Freya menyandarkan punggungnya di tembok, ia meluruskan kakinya. Ia menyenggol tubuh Fred dengan kakinya. "Kenapa kau pergi ke toilet perempuan tadi, Freddie? Apa kau mempunyai niat untuk mengintip perempuan?" Tanya Freya dengan senyuman miring di wajahnya.
Fred mendengus. "Mengintip? Di toilet perempuan yang itu? Ohhh, Dummy! Untuk apa? Toilet itu jarang digunakan, aku lebih memilih toilet lainnya jika niatku memang mengintip!" Laki-laki itu memukul kaki Freya yang asik menyenggol-nyenggol badannya.
"Lalu?" Kata Freya.
"Aku tak sengaja bertemu dengan Ginny di koridor. Ia mencarimu. Ia menceritakan semuanya padaku saat aku menemaninya mencarimu. Ia yakin kau ada di toilet itu, mungkin saja menemui temanmu si hantu itu. Rupanya kau memang disitu." Ujar Fred santai sambil menggeser tubuhnya untuk merapat ke dinding di sebrang Freya. Ia muak sekali dengan kaki gatal Freya yang tak henti-hentinya menyenggol pinggangnya.
"Ginny? Kau bersama Ginny sebelumnya? Lantas dia kemana? Rasaku, pagi ini dia juga kosong?"
"Profesor McGonagall memanggilnya tiba-tiba, aku rasa tentang Quidditch, ada Angelina juga bersamanya."
"Terus kenapa kau tak ikut? Kau kan Tim Quidditch juga?"
Fred mengangkat bahunya. "Aku tak tahu, sepertinya hanya antara perempuan saja." Freya mengangguk, meski ia tak mengerti.
Fred menatap Freya ragu. Ia berdehem sekejap. "Omong-omong, aku Ginny memberitahuku kemungkinan alasan kau menangis." Katanya. Ia menatap Freya lamat-lamat.
"—George tak akan melakukan itu, Freya. Aku sedikit kaget saat Ginny mengatakan George dalam pengaruh Amortentia. Tapi, aku yakin, mereka tak akan sejauh itu, Frey." Fred menatap Freya yang kini menunduk.
Freya menghela nafasnya. Ia menatap Fred dengan matanya yang kembali berkaca-kaca karena mengingat hal itu.
"Tapi—Myrtle melihat mereka mendatangi kamar mandi itu, Fred. Kau tahu sendiri tak ada yang kesana."
Fred terdiam sesaat, ia tak percaya dengan yang ia dengar. "Mungkin George hanya—"
"Myrtle meliha mereka berciuman saat memasuki kamar mandi, Fred. Menurutmu apa yang terjadi selanjutnya?" Potong Freya cepat. Freya menyeka sudut matanya. "—ya sudahlah. Biarkan saja." Kata Freya dengan senyuman yang ia paksakan.
Fred menatapnya sedih. Ia tak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada George karena kembarannya itu juga tak menyadari hal yang dia lakukan. Tapi, melihat Freya yang sedih, turut membuat Fred ikut sedih.
Ia tak bohong jika ia juga menyukai gadis dihadapannya. Mungkin sejak tahun pertamanya gadis itu. Ia menyukai Freya yang begitu ceria. Ia juga menyukai Freya yang selalu perhatian pada orang disekitarnya. Ia menyukai Freya yang selalu menunjukkan sisi dewasanya saat gadis itu membela adiknya Ron atau pun Ginny ketika ia dan George mengerjai mereka. Ia menyukai Freya karena gadis itu tahu bagaimana caranya merawat temannya.
Dulu, ia pikir, Freya menyukai Ron, karena gadis itu selalu membelanya ataupun memberikan contekannya untuk Ron. Tapi, Fred salah dan ia baru mengerti kenapa Freya selalu membela Ron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freya [xGeorge Weasley]
FantasyNot 100% sama dengan Harry Potter yang asli ya. Karakter asli tetap milik JKR.... Penasaran? Yuk kepoin baca langsung... Spoilernya, Freya Ivy... anaknya Daddy Lupin