George tertawa ringan. Ia menatap Freya yang masih memasang wajah seriusnya. "Kau pikir aku akan percaya padamu, Little Dummy?" Tanyanya dengan tawa yang masih tertinggal.
Freya menghela nafasnya, memundurkan tubuhnya dan berjalan menju sisi wastafel di sebelah George. Ia mencuci handuk kecil yang terdapat bekas darah dari wajah George yang terluka.
George mengamati gerak-gerik Freya yang tampak menghindari matanya. Ia tahu Freya berbohong, tapi, kenapa Freya melakukannya? Freya masih marah padanya karena Alicia? George sudah menjelaskan semuanya pada gadis itu.
"Lukamu sudah kuobati. Sebaiknya kau kembali ke asramamu atau temui Angelina, dia pasti kesal." Freya hendak berbalik tapi George menahan lengannya.
Ia menarik tangan Freya dengan pelan agar Freya mendekatinya. George meraih punggung tangan Freya, "Tapi lukamu bel—" George menatap punggung tangan gadis itu, kristal-kristal es sudah menutupi punggung tangan Freya, laki-laki itu mengangguk-anggukan kepalanya, "—sebentar lagi tanganmu sudah kembali mulus seperti biasa." Ujar George terkekeh. Ia mengusap lembut sisi punggung tangan Freya yang tak tertutupi kristal es.
Freya menatap punggung tangannya dengan diam. Ia kembali memperbaiki dirinya sendiri, karena Horcrux sialan itu. Ia akan terus-terusan begini, ia bahkan tidak bisa untuk sekedar bunuh diri dan mati begitu saja, karena ia tentunya akan hidup lagi. Seperti kejadian di menara itu.
"Umbridge memang keterlaluan... aku hanya berharap ia segera keluar dari sini. Dia bahkan melarangku, Harry, dan Fred untuk bermain Quidditch. Selamanya." George berdecak kesal. Punya hak apa Umbridge melarang mereka untuk bermain Quidditch?
Freya menatap George dengan kaget. "Apa? Kalian dilarang bermain Quidditch?!"
"Ya... begitulah."
Freya menghembus kasar nafasnya. Ia menunduk. "Maaf, seharusnya aku tak melepasmu. Seharusnya aku tetap menahanmu. Kalian tak akan dikeluarkan dari tim juga aku berhasil menahan kalian," ia menggaruk pelipisnya, "—Umbridge benar, seharusnya aku tak ikut campur."
George menggeleng, ia memegang bahu Freya. "Tidak, itu bukan salahmu. Bahkan Harry telah lebih dulu melepasku, itu bukan salahmu. Lagipula, si Malfoy itu memang pantas untuk dihajar. Dia pernah menghina ayahmu. Tadi, dia menghina ibunya Harry, tentu saja Harry marah dan melepaskan pegangannya padaku. Dia juga menghina ibuku dan juga Ron. Tentu saja kami akan menghajarnya. Untung saja Fred masih bisa di tahan oleh Angelina, Katie, dan Alicia."
Freya menatapnya dengan penyesalan. "Tapi tetap saja, kalian dikeluarkan dari tim."
George mengangkat bahunya. "Biarlah... aku melakukan apa yang menurutku benar. Lagi pula, si Umbi*ch saja yang berlebihan. Profesor McGonagall tadi juga menentang keputusan Umbi*ch itu. Aku yakin Madam Hooch juga pasti tak akan terima dengan keputusan seenaknya itu. Dia kehilangan seeker dan beater terbaik di Gryffindor." Kata George dengan sombong.
Freya menatapnya aneh. "Umbi*ch?" Ulangnya.
"Ya... julukan baruku untuknya. Aku rasa cocok dengan perilakunya." George bersidekap.
Freya tergelak. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan senyuman merekah, berpikir betapa konyolnya panggilan itu.
Senyuman di wajah keduanya perlahan menyurut saat mereka kemudian saling bertatapan cukup lama. Freya menatap manik mata George yang begitu indah, seakan menarik dirinya. Seakan memerintahnya untuk memeluk laki-laki itu dan mengatakan kalau ia masih sangat menyayangi laki-laki berambut merah itu. Tapi, Freya tak bisa.
Freya menelan salivanya sendiri saat George kembali memegang punggung tangannya.
Gadis itu sempat hampir terbawa suasana. Ia menatap punggung tangannya yang sudah kembali bersih, tanpa tulisan yang menyayat kulitnya beberapa menit yang lalu. Ia kembali sadar dari tatapan George yang Freya yakin kalau laki-laki itu tengah memancingnya untuk menarik ucapannya tentang ia tak lagi menyukai George.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freya [xGeorge Weasley]
FantasyNot 100% sama dengan Harry Potter yang asli ya. Karakter asli tetap milik JKR.... Penasaran? Yuk kepoin baca langsung... Spoilernya, Freya Ivy... anaknya Daddy Lupin