Freya berlari kecil kearah Remus yang sudah menunggunya di dekat kereta. Remus melebarkan tangannya untuk menyambut Freya ke dalam pelukannya. Freya memeluk pria itu dengan kencang. Ahhh... dia rindu sekali dengan pelukan hangat ayah angkatnya itu. Freya sedikit merenggangkan pelukannya, ia mendongak menatap Remus.
"Bagaimana liburanmu? Menyenangkan?" Tanya Remus. Ia meletakkan helai rambut Freya yang menutupi wajah gadis itu kebelakang telinga.
Freya mengangguk senang sampai matanya menyipit. "Tentu! Tapi aku sedikit merasa kesepian, karena tak ada dirimu, Dad." Freya memasang wajahnya pura-pura sedih.
Remus tertawa renyah, "Benarkah? Kau bahkan tak kehilangan nafsu makanmu. Aku tebak Molly memasak hidangan yang enak-enak selama liburan. Kau terlihat sedikit gendutan." Ejeknya.
Freya melepas pelukan keduanya, ia tercengang namun ia masih tertawa. "Benarkah? Aku rasa tak masalah menjadi sedikit berisi, lebih nyaman dipeluk, bukan?" Remus menggelengkan kepalanya. Ia rindu juga dengan perdebatan kecil mereka. "—eum... apa kau menemukan sesuatu tentang 'keanehan' didiriku ini, Dad? Maksudku, kau bilang Profesor Dumbledore menyuruhmu untuk mencari tahu tentang tubuhku yang kadang mengeluarkan kristal es?"
Remus mengangguk. "Well—aku tak tahu apa yang kutemukan. Aku hanya menemukan beberapa perkamen dan kuberikan padanya. Saat kutanya, ia bilang akan melihat-lihat perkamen itu terlebih dahulu." Freya mengangguk mengerti. Mungkin kalau ada kesempatan, ia bisa langsung tanyakan pada Profesor Dumbledore.
Remus menatap ke belakang Freya. Ia melihat keluarga Weasley dan juga Harry serta Hermione dibelakang mereka.
"Harry bersama kalian?" Tanya Remus.
Freya mengernyit menatap Remus. "Bukankah sudah kubilang kami akan menonton piala quidditch? Yang berakhir tragedi."
"Eumm... sepertinya aku mulai pelupa."
"Ya... kau bertambah tua, Dad." Ujar Freya dengan mengejek.
Remus pergi menyapa Arthur dan Molly. Ia juga memeluk Harry dengan singkat saat kami akan menaiki kereta api. Freya kembali mendekap Remus, setelah ia mengucapkan sampai jumpa pada pasangan Weasley itu. "Semoga tahun ini, tahun yang menyenangkan bagimu." Ucap Remus mengusap punggung Freya dengan lembut.
"Terima kasih... jaga kesehatanmu, Dad." Freya tersenyum hangat. Ia menaiki kereta dan melambaikan tangannya pada Remus.
Tak lama, kereta pun mulai menjauh, Freya memilih berbalik dan mencari kompartemen yang bisa ia singgahi. Lebih tepatnya, mencari dimana si kembar Weasley itu duduk plus Ginny tentunya. Mereka selalu duduk di kompartemen yang sama. Freya tersenyum saat melhat George dari luar pintu kompartemen. Freya mempercepat langkahnya mendekati kompartemen itu dan langsung membukanya.
"Freya!" Sapa Angelina dengan senang. Ada Angelina yang Freya tak herankan karena disana juga ada Fred, serta ada personil baru, sepertinya, Alicia.
"Hai..." Sapa Freya kaku. Entah kenapa. Tak biasanya juga Angelina bergabung dengan mereka.
Mereka berempat menatap aneh ke arah Freya, menunggu gadis itu berbicara lagi. Freya menatap George dengan bingung. Matanya seolah bertanya pada George kenapa ia dan Fred tiba-tiba saja satu kompartemen dengan Angelina dan Alicia. Well, Freya suka Angelina tapi... Alicia...
"Eum, dimana Ginny?" Tanya Freya pada George akhirnya.
Alicia yang duduk disebelah George menatap Freya. "Ohhh... tadi disini, tapi dia pindah saat melihat Neville. Aku rasa dia ke kompartemen sebelah." Ucap Alicia.
Freya menggumam sebal dalam hati. Yang ditanya siapa, yang jawab siapa.
"Owhh...." Freya hanya menganggukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freya [xGeorge Weasley]
FantasyNot 100% sama dengan Harry Potter yang asli ya. Karakter asli tetap milik JKR.... Penasaran? Yuk kepoin baca langsung... Spoilernya, Freya Ivy... anaknya Daddy Lupin