"Aku tak bisa. Hanya orangtua atau wali yang bisa menandatangani. Karena aku bukan keduanya, itu bukanlah tindakan yang pantas,"Profesor McGonagall berjalan, kemudian ia berbalik dan kembali menatap Harry. "—Maaf, Potter. Itu keputusan akhirku." Ia menepuk bahu Harry pelan. Sebelum ia berlalu, Profesor McGonagall menatap Freya yang brdiri tepat dibelakang Harry, gadis itu tadi juga datang untuk memberikan surat izinnya. Freya tersenyum kecil dan mengangguk. Tetap saja ia tak bisa membantu Harry dan ia memaklumi tindakan Profesor McGonagall sekarang.
Hermione dan Ron menatap Harry. "Sampai nanti." Ucap Harry, ia berbalik dan berjalan menuju kastil dengan lesu. Freya melambaikan tangannya pada Hermione dan Ron.
"Bersenang-senanglah."
***
Freya kembali ke asramanya. Ruang rekreasi sangatlah sepi. Freya tersenyum lega karena bisa menikmati tidurnya dengan tenang di kamarnya. Mengingat Hermione dan teman sekamarnya yang lain pergi ke Hogsmeade. Atau mungkin anak-anak diatas tingkat ketiga pada pergi semua.
Freya baru saja memejamkan matanya saat suara ketukan mengusik matanya yang baru saja mau tertidur. Freya mengernyit. Tidak mungkin teman sekamarnya pulang secepat ini? Atau mungkinkah itu siswi tingkat lain? Ginny kah?
Freya mendengus, ia memunggungi pintu masuk. "Ginny? Kau kah? Masuklah, tidak kukunci." Freya melepas ikatan rambutnya dan membiarkannya tergerai. Ia meletakkan ikatan rambutnya di atas nakas di samping tempat tidur.
"Ginny, apa kau tidak ada kelas hari ini?" Tanya Freya. Ia memejamkan matanya, "—aku sangat ingin bermalas-malasan di ranjangku, bergabunglah denganku kalau kau memang tak ada kelas." Freya menepuk-nepuk sisi ranjangnya yang kosong. Ia masih memunggungi Ginny yang masih terdiam.
Freya mengernyit saat merasakan ranjangnya melesat terlalu dalam, ia tak menyangka tubuh kecil Giny bisa seberat ini. Ia segera berbalik.
"Ginny kau—" mata Freya membesar saat menatap sosok yang baru saja bergabung dengannya di bawah selimut itu, ia terkejut dan memundurkan badannya, "—kau!"
Bruk...
Gadis itu terjatuh dari ranjangnya yang kecil dan sukses membentur nakas.
"Astaga kau baik-baik saja?" Sosok yang berbaring diatas ranjang Freya yang tak lain adalah George, langsung terjengkit kaget dan mengecek gadis itu.
Freya mengusap bagian belakang kepalanya dengan ringisan kecil. Ia melirik tajam ke arah George.
"Kau mau apa di asrama perempuan?!" Tanyanya sebal dengan suara yang pelan. Takut-takut ada yang siswi lain yang melaporkann dan ia maupun George bisa terkena detensi, mungkin.
George membantu Freya berdiri. Ia juga mengusap belakang kepala Freya dengan pelan. "Lihatlah kau ceroboh sekali sampai terjatuh dan terbentur!" Omelnya.
Freya mendengus sebal. "Tuan, kau belum menjawab pertanyaanku. Apa yang kau lakukan disini?" Katanya.
George mengangkat bahunya. "Aku ingin mengajakmu keluar, tapi saat aku masuk, kau malah menyuruhku bergabung denganmu di atas ranjang. Jadi, apa boleh buat?" George mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum jahil.
Freya menatap George dengan geli. "Aku sudah katakan padamu hari ini aku ingin tidur seharian!" Gerutunya. Freya menatap George lagi, "keluarlah, sebelum siswi lain tau kau menyelinap kesini! Lagian, dimana saudaramu, kau biasanyaselalu bersamanya!"
Freya bangkit ia berjalan mendekati pintu dan membukanya. Ia melihat-lihat keluar, memastikan tidak ada siswi yang akan memergoki George yang keluar dari kamarnya.
"Keluarlah."
George bangkit dan tersenyum kecil. "Apa kau mengusirku?"
Freya memutar bola matanya dengan malas. "Ya!" Ujarnya. George berdiri dihadapannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freya [xGeorge Weasley]
FantasíaNot 100% sama dengan Harry Potter yang asli ya. Karakter asli tetap milik JKR.... Penasaran? Yuk kepoin baca langsung... Spoilernya, Freya Ivy... anaknya Daddy Lupin