19. Death Eater and Assault

1.7K 290 13
                                    

Ini kayaknya Bab terpanjang^^ Selamat membaca. Maaf jika ada typo bertebaran :v

-

-

"Seluruhnya?"

"Ya, seluruhnya."

Freya menatap Fred dengan heran. Laki-laki itu menunggu untuk diwarnai wajahnya dengan mata terpejam. Gadis itu melirik sekilas ke arah George yang juga tengah mengantri untuk diwarnai wajahnya. George memakan cemilan yang dipegang oleh Ron.

"Baiklah." Freya mengambil peralatan cat dan mulai mewarnai wajah Fred warna hijau dan putih. Freya menggeleng-gelengkan kepalanya, "sudah selesai!" Ujar Freya tak lama setelahnya.

Fred mengambil cermin dan menatap pantulan wajahnya. Ia tersenyum puas. "Wicked!"

Laki-laki itu menyingkir dan membiarkan George duduk di kursi tempatnya tadi. George mengangkat kedua alisnya sambil menatap Freya. "Kau mau diwarnai semua juga wajahmu?"

George menggeleng. "Tidak tentunya. Warnai saja bendera Irlandia di kedua pipiku. Aku tak mau wajah tampanku tertutupi cat warna seperti Fred." Ujarnya percaya diri, yang membuat Freya meringis jijik.

"Tampan dari mananya..." Gumamnya pelan dengan nada mengejek.

"Apa katamu?" Ujarnya George.

"Tak ada." Freya dengan segera mewarnai wajah George dengan cepat karena suara Arthur sudah terdengar menyuruh mereka untuk keluar karena pertandingan akan dimulai.

Seusai mewarnai wajah si kembar Weasley itu, Freya bersiap-siap untuk keluar setelah Ginny memberikannya topi berwarna Hijau dan syal garis-garis berwarna hijau putih. Mereka semua berjalan menuju lapangan pertandingan yang terkihat sangat ramai, padat, dan terdengar suara-suara antusias dari dalam sana.

Arthur menuntun mereka semua menuju tempat mereka menonton nanti. Freya sudah ngos-ngosan karena mereka terus naik, Arthur pasti memilih posisi paling atas, pikir Freya.

"Astaga, Dad, seberapa tinggi kursi kita?" Tanya Ron yang sepertinya juga terlihat lelah. Arthur tertawa.

Namun, Freya melirik ke bawah, disana berdiri Lucius Malfoy. Menatap mereka dengan angkuh.

"Katakan saja begini," perhatian mereka kini menuju pada Lucius, "—jika hujan turun, kalian yang akan pertama tahu." Katanya. Yang Freya yakini adalah ejekan untuk mereka semua. Terutama untuk Arthur.

"Ayah dan aku duduk di boks menteri, diundang lansung oleh Cornelius Fudge!" Draco muncul dari belakang Lucius.

Lucius berhenti dan menyikut perut Draco dengan tongkatnya. "Jangan sombong, Draco. Tidak perlu dengan orang-orang ini."

Freya memutar bola matanya, jangan sombong katamu? Kau bahkan sudah menyombongkan diri sejak awal.

Harry terlihat meringis kesal, ia memegang lengan Hermione mengisyaratkan untuk tak menggubris ayah dan anak Malfoy itu. Mereka semua ingin beranjak, tapi Lucius menahan kaki Harry.

"Bersenang-senanglah, selagi kalian bisa." Ujarnya sarkas. Mata Lucius tak sengaja menangkap kehadiran Freya yang berdiri di belakang Ginny, ia tersenyum dengan tatapan yang sulit diartikan. "Freya..." Katanya menyapa dengan nada yang sedikit sarkas. Kemudian, ia pergi begitu saja.

Membuat Freya bertanya-tanya dalam hati. Ayah Draco itu seperti tengah menyimpan sesuatu.

Hermione dan Harry menatap Freya dengan bingung, namun gadis itu hanya menggelengkan kepalanya. Karena ia juga tak tahu. Akhirnya, Freya memilih untuk menyusul George dan Fred yang memimpin jalan mereka.

Freya [xGeorge Weasley]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang