28. Its Really Her

1.7K 269 27
                                    

Pagi-pagi sekali, George sudah keluar dari asramanya. Ia sudah terlihat segar sedangkan teman sekamarnya yang lain masih tertidur. Bahkan Fred pun masih tenggelam dalam mimpinya dengan mulut yang terbuka. Ia juga mendengkur.

Matahari bahkan belum terbit, tapi George sudah keluar dan berkeliaran di kastil pagi-pagi buta seperti ini. Ia mengantungi Peta Perampok di dalam saku sweaternya. Langkah kakinya membawanya menuju menara astronomi. Ia mendekati balkon dan memandang jauh keluar kastil. Tampak matahari mulai naik.

George menghela nafasnya. Ia biasanya pergi kesini dengan Freya. Meski ada kemungkinan Freya akan kembali, tapi George tetap cemas. Ia ingin mendatangi ruangan kepala sekolahnya itu, tapi rasanya tak mungkin. Profesor Dumbledore juga memperingati mereka untuk jangan mengunjungi gadis itu karena mungkin menimbulkan kecurigaan.

Freya di awasi oleh ketiga professor yang menemukannya malam itu, dengan tambahan Profesor Moody. Ia juga ikut mengawasi karena merasa bersalah akan kejadian yang menimpa Freya.

Untung saja Harry memberikan Peta Perampok itu lagi padanya. Setidaknya, ia bisa melepas rindu dengan melihat nama gadis itu yang masih tetap disana. George mengeluarkan Peta Perampoknya. Ia ingin melihat gadis itu lagi. Namun, netranya menangkap sesuatu yang tergeletak tak jauh dari balkon.

Itu tongkat Freya.

Ia mengambilnya. George semakin yakin akan ucapan Profesor Dumbledore yang mengatakan kalau Freya di serang. Gadis ini pasti hendak melawan dengan tongkatnya sebelum lawannya menjatuhkan tongkatnya.

George duduk bersandar. Membuka Peta Perompaknya. Sesekali, ia memandang tongkat gadis itu.

Matahari sudah mulai naik.

George memperhatikan murid-murid beramai-ramai menuju lapangan Quidditch, dari peta. Mata laki-laki itu mencari-cari nama Fred. Kembarannya masih ada di kamar asrama. Ia terlihat berajalan mondar-mandir. Fred juga berkeliling di ruang rekreasi. George terkekeh. Ia yakin, Fred pasti tengah mencarinya dan kebingungan melihat dirinya yang sudah tak ada pagi-pagi begini.

Ia mengamati lingkungan dalam kastil yang terlihat sepi karena murid-murid sudah keluar dari kastil. George kembali membalik kertas mapnya, ia akan mengawasi Freya sekali lagi sebelum ia turun kebawah dan bergabung ke lapangan Quidditch.

Bola matanya membesar saat ia melihat ruangan Profesor Dumbledore sudah kosong. Tak ada tanda-tanda Freya disana, nama gadis itu hilang.

George berdiri dengan gusar. "Apa Freya dipindahkan?" Gumamnya sendiri dengan panik.

Ia memasang penglihatannya baik-baik. Membolak-balikkan kertas untuk mengetahui keberadaan gadis itu.

Dimana dia...

George kemudian memekik pelan saat melihat nama Freya. Nama gadis itu berjalan, bukankah itu artinya Freya sadar? Gadis itu berjalan mendekati tenda pejuang.

George dengan cepat memasukkan tongkat Freya ke dalam saku celananya dan mengejar gadis itu. Ia segera melangkahkan kakinya dengan cepat.

Itu pasti dia, kan?

Peta Perampok tak pernah salah!

***

George sudah sampai tak jauh dari lapangan Quidditch. Ia membuka petanya kembali. Terakhir ia lihat, gadis itu di dalam sana. Namanya berdekatan dengan nama Harry. George berjalan dengan menunduk, mencari nama gadis itu lagi di tenda. Tapi ia tak menemukan nama Freya. Di tenda sangat ramai, ada Profesor Dumbledore juga disana.

Ia menatap sekeliling tenda, barangkali gadis itu sudah keluar. Dan dia menemukan namanya!

Freya Ivy L.

Freya [xGeorge Weasley]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang