3. The Twins

2.6K 391 21
                                    

Freya hendak menyuapi makan siangnya saat dua orang laki-laki menginterupsi makannya. Keduanya duduk disebelah Freya.

"Kau makan tidak tunggu-tunggu kami, eh?"

"Aku lapar, salah kalian yang datang terlalu lama!" Ucapnya membalas perkataan Fred.

"Well, kami baru saja kembali dari Danau Hitam. Bermain-main." Jawab George.

Freya menghentikan acara makannya dan menatap Fred dan George yang duduk disampingnya bergantian. "Apa kalian bolos kelas?"

Keduanya mengangguk santai sembari menyuapi makan siangnya. Freya menghela nafasnya kasar. "Terserah kalian! Jangan salahkan aku kalau-kalau ibu kalian bertanya padaku aktivitas kalian berdua apa selama di sekolah."

"Kalau gitu bohong saja. Bilang padanya kalau kami rajin masuk kelas."

"Aku tak peduli. Aku akan mengatakan yang sejujurnya pada Mrs.Weasley," Keduanya menatap Freya dengan alis yang terangkat, Freya mengerti tatapan itu, "—kepada Mom, maksudku."

Fred memalingkan wajahnya dan menyendokkan makanannya. "Kenapa kau selalu melaporkan segala hal yang kami lakukan pada Mom? Apa dia menyewamu untuk mematai-matai kami? Berapa ia membayarmu? Kami akan membayarmu lebih besar darinya."

Freya tergelak. "Tentu saja tidak, Dummy! Untuk apa mom membayarku, kalau pun iya, aku tidak akan menerimanya juga. Lagipula, kalian perlu, setidaknya sesekali dimarahi olehnya karena tingkah kalian."

"Pengadu!" Ejek George.

"Terserah apa katamu, Georgie."

Fred memandang Freya dengan senyuman jahilnya dan Freya sangat benci itu. Pasti ada saja yang akan keluar dari mulut berdosa Fred jika tersenyum dan memberikan tatapan seperti itu.

"Kau tidak sedang berusaha memikat mom agar ia menjadikanmu menantunya, bukan? Kalau iya, kau sama saja seperti Harry. Permainan kalian sangatlah cantik."

"Uuuhhhh..." Sorak George. Si kembar itu melakukan High Five. Freya terperangah mendengar ucapan ajaib itu.

"Apa katamu? Memikatnya? Menantu? Bahkan mom sudah menganggapku putrinya, Fred."

"Calon menantu, lebih tepatnya."

"Oh ya? Dengan siapa dari keluargamu yang aku tertarik untuk kunikahi? Biarkan aku berpikir sejenak—" George menatap Fred, ia mengangkat kedua alisnya, "—aku rasa, menikah dengan Charlie bukan hal yang buruk."

George tersenyum masam. "Ya, kalau kau tak mau diselingkuhi oleh naga!"

"Setidaknya aku masih lebih cantik dari naga!"

"Tapi kau lebih mengerikan dari naga!"

Mulut Freya ternganga mendengar ucapan George. Pria itu memasang wajah menyebalkan.

Freya memilih untuk tidak membalas ucapan George. "Baiklah, mungkin dengan Billy?"

"Billy tidak mau dengan gadis bar-bar sepertimu." George berkata cepat.

"Aku tidak bar-bar!"

Fred tersedak. "Tidak bar-bar katamu?!"

"Tentu!" Freya menggidikkan bahunya, "—Fred? Tidak! Aku tidak mau jadi sasaran empuk Angelina. Ron? Ahhh tidak juga! Aku rasa Ron lebih cocok dengan seseorang yang kukenal. See, tidak ada alasan mom mendukungku karena ingin dijadikan menantunya." Freya menyuap suapan terakhirnya.

George mengernyit, "Eummm... apa kau yakin anak mom cuma mereka bertiga?" Tanyanya menuntut.

"AH IYA!" George tersenyum lega, "—Percy! Aku melupakannya! Tidak, aku tak mau dengan dia, dia sombong."

"Apa kau menyebut namaku?"

Freya menggigit bibirnya, saat ia menyadari Percy duduk tak jauh dari mereka. "Tidak." Percy memalingkan wajahnya, syukurlah di tak mendengar ucapannya.

"Kau nyaris dibunuh olehnya." Bisik Fred pelan. Freya mengangguk setuju.

George menggerutu. "Hei, Nona, sebagai informasi, aku kembaran Fred, kalau-kalau kau lupa," Freya dan Fred menatap George, "—mungkin kita bisa menikah dan mom pasti akan bahagia." Ujarnya dan mengedipkan sebelah matanya.

Freya menatap George dengan tatapan datar, kemudian ia kembali menatap Fred. "Aku rasa, aku tak masalah diselingkuhi oleh naga." Ujarnya. Fred tertawa mengejek ke arah George.

George menggeleng-gelengkan kepalanya. "Freya aku—"

"Aku duluan, oke?"

George menatap bingung. "Kenapa kau selalu terburu-buru jika aku akan bertanya?"

"Kenapa kau selalu bertanya saat aku sedang buru-buru, Georgie?" Freya bangkit.

"Kau mau kemana? Kau kan tak ada kelas siang ini? Ayolah, berkumpul dengan kami." Ajak Fred.

"Nanti saja, aku mau menemui ayahku. Ada sesuatu yang akan kubicarakan." Ujar Freya sembari menatap George.

Pria itu mengangguk setuju, "Baiklah, temui kami setelahnya." Freya mengangguk dan melangkah pergi.

Fred menggeser duduknya mendekati George. "Dia mau membicarakan mimpinya yang kau ceritakan tadi?"

"Sepertinya iya." Keduanya pun berbalik dan melanjutkan makannya.

Freya sudah berdiri di depan ruangan Remus Lupin. Ayahnya itu mengajar Pertahanan terhadap Ilmu Hitam. Ia mengetuk pintunya pelan. "Professor?" Panggilnya.

Pintu ruangannya terbuka, menampilkan Remus yang tengah duduk dibangku kerjanya. Ia mengangkat kepalanya dan langsung saja ia berdiri saat menyadari siapa yang masuk. Senyumnya merekah dan sedikit kaget juga. "Freya, Darl. Kupikir siapa tadi, duduklah. Aneh rasanya kau memanggil dad dengan sebutan professor, Darl."

Remus memeluk Freya sekejap. Freya membalas dengan hangat pelukan Remus. Ia mendongak menatap Remus, "Bagaimana hari pertamamu mengajar? Apa semuanya berjalan dengan lancar?" Tanyanya.

Remus tersenyum hangat dan mengusap lembut punggung Freya. "Ya! Sangatlah lancar dan aku sangat bersemangat!"

"Syukurlah." Freya mengangguk bahagia.

"Apa kau sudah makan, Darling?" Remus mengusap pipi Freya lembut.

"Sudah. Aku kesini ada yang ingin kubicarakan denganmu." Freya melepas pelukan mereka.

"Duduklah, apa yang ingin kau bicarakan, hm?" Remus menuntun Freya untuk duduk di sofa, ia berbalik. "—kau ingin minum apa, Darl? Dad akan membuatkannya untukmu."

Freya menatap lamat-lamat punggung Remus. "Tidak perlu, aku sudah kenyang, Remus."

Remus berbalik, menatap Freya dengan heran. Tumben sekali Freya memanggilnya dengan nama, tidak dengan sebutan 'Dad'. Sejak tinggal bersamanya, Freya dengan sendiri memanggilnya 'Dad'.

"Baiklah... apa yang ingin kau bicarakan?" Remus mendekati Freya dan duduk di hadapan Freya.

Freya meremas roknya, ia menunduk sekejap dan menatap Remus. "Malam itu... apa yang terjadi, malam saat mereka dibunuh? Apa yang terjadi padaku setelahnya?"

Remus mengangkat kedua alisnya. "Malam saat orang tuamu dibunuh?" Tanyanya hati-hati.

Freya menggelengkan kepalanya. "Kau tahu maksudku. Apa yang terjadi, pada malam ketika Prongs dan istrinya dibunuh, Moony."

Remus memundurkan sedikit badannya mendengar ucapan Freya. Tentu saja ia sangat terkejut mendengarnya. 

Freya [xGeorge Weasley]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang