59. Officially

1.8K 240 36
                                    

Ada sedikit 🥵🥵🥵

Happyy Reading.

***

"Tidurlah, George. Dengan menatapku, telingamu tak akan kembali."

George terkekeh pelan mendengar suara Freya, sementara gadis itu tidur memunggunginya. Darimana ia tahu George tengah menatapnya?

"Aku hanya bisa tidur satu arah, Frey. Tentu saja aku akan menatapmu, mau tak mau. Bagaimana bisa kau mengetahui aku masih membuka mataku." George melihat Freya membalikkan badannya. Gadis itu kini berbaring miring menghadapnya.

"Aku punya indera keenam, George." Balas Freya yang membuat George mengernyit bingung.

"Maksudnya?"

Freya mengangkat bahunya, ia juga terlihat memikirkan perkataannya. "Aku tak tahu. Muggles... mereka sering mengatakannya."

George tergelak. "Apa kau sekarang tertarik pada Muggle? Seperti Dad?" Tanyanya.

Freya tersenyum. "Entahlah... mungkin. Kupikir mereka unik."

George menggelengkan kepalanya, tapi sedetik kemudian ia sedikit meringis. "Unik, ya? Justru para Muggles menganggap penyihir itu unik... Hermione yang bilang pada kami. Apa kau ingin bekerja seperti Dad juga? Di kantor Penyalahgunaan Barang-barang Muggle?"

Freya mengernyit. "Tidak... aku suka Muggle. Tapi, untuk pekerjaaan, aku punya impianku sendiri." Katanya dengan semangat.

"Ohhh ya? Pekerjaan apa yang kau impikan? Setelah lulus dari Hogwarts?"

Freya tampak berpikir sejenak. Mengingat kemungkinan akan terwujudnya itu sangatlah tipis. "Aku ingin menjadi seorang Healer." Katanya dengan senyuman berarti.

"Healer?"

Freya mengangguk. "Ya..."

"Apa kau seorang Healing?" Tanya George dengan sedikit senyuman.

Freya mendelik. "Apa kau lupa siapa yang memperbaiki telingamu?"

George berdehem sebaga responnya. "Baiklah... kenapa kau memilih untuk menjadi seorang Healer?"

Freya berpikir sebentar. "Hmmm... sebenarnya itu adalah impianku sejak kecil. Maksudku, sejak aku tinggal bersama Remus. Jika bulan purnama muncul, Dad akan pergi sejauh mungkin dari lingkungan manusia, saat ia berubah. Dad pernah bilang padaku kalau dia merasa amat kesakitan saat malam itu tiba, saat dia berubah. Dalam wujud Lycanthropy-nya, Dad sering mencakar tubuhnya sendiri karena dia tak bisa melampiaskan rasa amarah di dalam dirinya. Oleh karena itu dia menjauh dari manusia, karena ia akan menyakiti manusia. Selama beberapa tahun aku tinggal dengannya, ia selalu pulang dengan tubuh penuh luka. Dad selalu mengobati dirinya sendiri, tapi saat itu aku membantunya. Aku ahli dalam urusan menyembuhkan sejak saat itu."

George tersenyum. "Tak heran jika kau tak pernah terluka. Karena tubuhmu sendiri bisa kembali seperti sedia kala. Ohh jangan lupakan malam dimana kami mendengar kabar kematianmu," Freya tekekeh mendengarnya"—Remus sepertinya banyak menginspirasimu, ya. Mulai dari patronus, yang meski sekarang patronusmu berubah menjadi mirip denganku, kareka kau mencintaiku, tapi ya... anggp saja Remus menginspirasimu," mendenagr itu membuat Freya menelan salivanya sendiri karena ia masih malu dengan patronusnya itu, "—tapi... kenapa aku tak pernah mendengar kau terinspirasi oleh James, kakakmu sendiri, alih-alih kau terinspirasi pada sahabatnya." Tanya George bingung.

Siapapun tahu kalau Freya sangat mengagumi Remus, terlepas dari laki-laki itu adalah ayah angkatnya sekarang. Tapi tetap saja, Freya sangat sayang dan kagum pada sosoknya, hal yang sama dilihat juga oleh Tonks.

Freya [xGeorge Weasley]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang