"Apa itu benar?"
George mengangkat kepalanya, menatap tak semangat ke Angelina yang duduk dihadapannya saat mereka menunggu kedatangan Profesr Moody di kelas siang ini.
"Maksudmu?" Ujar George.
"Freya...."
George memandang Angelina baik-baik. "Kenapa dengan Freya?"
Apa berita tentang Freya kembali menyebar? Setelah sedikit berbincang dengan Profesor Dumbledore, George dan yang lainnya akhirnya setuju untuk bungkam terlebih dahulu.
"Aku dengar Profesor Moody, atas izin Profesor Dumbledore, memberi Freya detensi untuk menjadi sukarelawan di Hogsmeade selama seminggu ini."
"Sukarelawan? Maksudnya?" Ujar Fred.
"Eum... ya, semacam membantu-bantu orang disana untuk melakukan pekerjaan. Mungkin bersih-bersih, apapun lah." Ucap Angelina.
Alicia yang duduk disebalah Angelina langsung ikut bergabung. "Kau tahu darimana?" Ia tampak bersemangat. Membuat George meliriknya dengan muak.
"Well, aku penasaran dimana dia. Ini sudah hari ketiga ia tak muncul. Bahkan kata teman sekamarnya, ia tak pernah datang sekedar untuk tidur saja. Jadi, aku bertanya pada Profesor McGonagall saat berpas-pasan di jalan." Ujar Angelina. Yang membuat Alicia menganggukkan kepalanya mengerti.
Detik kemudian, Angelina tampak bingung. "Bukankah ini pertama kalinya Hogwarts memberi detensi dengan mengirim murid ke Hogsmeade? Kulihat juga, poin asrama kita tak bekurang di jam pasir. Aku jelas mendengar malam itu Profesor McGonagall mengatakan pada Profesor Dumbledore kalau di akan mengurangi 100 poin asrama kita. Tapi mereka tak melakukannya."
Fred menghela nafasnya, ia melirik ke arah George yang sudah beberapa hari ini terlihat lesu dan menjadi sangat pendiam. Pembicaraan ini pasti membuatnya teringat-ingat oleh Freya yang pasti itu menyakitinya. "Mungkin karena ia dikirim ke Hogsmeade selama seminggu ini, jadi poin asrama tak dikurangi. Sudah, jangan bahas Freya lagi. Profesor Moody juga sudah datang."
Kedua gadis itu berbalik dan mereka mulai mengikuti kelas Profesor Moody, meskipun Fred tahu, George tak akan fokus belajar karena memikirkan Freya.
Kelas berakhir. George langsung berjalan mendahului Fred. Laki-laki itu pasti akan kembali ke asramanya dan tidur sampai kelas berikutnya mulai. Sementara Fred akan memberikan George waktu untuk sendiri seperti biasa.
George membaringkan tubuhnya di dalam asrama. Kamar asrama mereka sangat sepi. Hanya ada dirinya sendiri disana. Ia merasa lega karena ia bisa menikmati waktunya sendiri.
George menatap langit-langit kamarnya. Ia seperti melihat wajah Freya disana. Tersenyum dan tertawa ke arahnya. Membayangkan itu, membuat George berkaca-kaca. Ia segera menutup matanya dengan lengannya.
Ia merindukan gadis itu.
Meskipun... Profesor Dumbledore meyakini mereka kalau Freya masih hidup. Serta, mereka juga sudah melihat kondisi Freya. Tapi tetap saja George khawatir. Hatinya terus gelisah.
Ya, begitulah. Freya masih hidup.
Terima kasih kepada sihir hitam yang ada dalam tubuh gadis itu hingga membuat gadis itu bertahan, lebih tepatnya menghidupkan kembali Freya.
Harry terlalu panik dan kalut malam itu, hingga tidak terlalu memperhatikan tubuh Freya yang perlahan-lahan berubah menjadi es. Hal itu yang membuat Profesor McGonagall terkejut untuk yang kedua kalinya.
Harry terlalu panik dan kalut saat berdebat dengan Profesor Dumbledore ketika mereka masih di luar, hingga tak memperhatikan kalau tubuh Freya yang awalnya terlihat jelas tulang-tulang gadi itu patah ataupun remuk, sudah kembali seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freya [xGeorge Weasley]
FantasíaNot 100% sama dengan Harry Potter yang asli ya. Karakter asli tetap milik JKR.... Penasaran? Yuk kepoin baca langsung... Spoilernya, Freya Ivy... anaknya Daddy Lupin