32. Sneak

1.5K 239 25
                                    

"Freya? Apa itu kau?"

Freya mengangguk, ia mendekati bilik toilet, dimana ia mendengar suara yang memanggilnya tadi.

"Ya... aku mencarimu kemana-kemana. Aku tak bisa menemukanmu di toilet perempuan. Jadi, aku mencoba mencarimu kemari."

Myrtle Merana keluar dari dalam kloset. Hantu perempuan ini melayang-layang dengan tawanya.

"Ada apa perlu apa kau mencariku, Freya?" Detik kemudian, ia melayang kencang dan tepat berhenti di depan wajah Freya, membuat gadis itu cukup terkejut karena Myrtle memasang wajah marah, "—apa itu benar? Aku mendengar berita kau mengencani Potter?!" Ucapnya galak dengan mata yang melotot.

Freya langsung menggeleng cepat. "Tentu saja tidak!"

Myrtle memundurkan wajahnya. "Aku percaya padamu... jadi, ada apa kau kemari?"

Freya bersandar pada dinding, "Aku ingin mengobrol dan bertanya sesuatu padamu."

Myrtle melayang-layang dihadapannya, memainkan rambutnya yang diikat dua. "Bertanya apa itu?"

Freya tampak berpikir sesaat, ia menggigit kukunya. "Jika kau tak tersinggung... bagaimana rasanya... mati itu?" Tanya Freya ragu.

Myrtle langsung berhenti, ia melayang turun dengan perlahan, tepat dihadapan Freya. Menatap bingung gadis itu. Ia sudah mengenal Freya sejak tahun pertama. Freya selalu melindunginya jika hantu Peeves mengisengi Myrtle. Peeves menuruti Freya karena gadis itu dekat dengan Si Kembar Weasley.

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?" Ia tersenyum aneh, "—apa kau ingin mati dan menemaniku disini, Freya?" Ia tertawa kecil.

Freya hanya tersenyum. "Jadi, apa yang kau rasakan saat kau meninggal, Myrtle?"

Myrtle mengangkat bahunya. "Aku tak merasakan apapun. Well, aku pernah bercerita padamu, bukan? Aku hanya tak sengaja melihat makhluk mengerikan dengan bola mata berwarna kuning di Toilet Perempuan, kemudian aku mati begitu saja. Aku tak merasakan sakit sedikitpun."

Freya mengangguk dan menundukkan kepalanya. Ia teringat kembali ucapan pria yang mencelakainya dan menghampirinya lagi tadi malam di Menara Astronomi.

"Kecuali kau mati. Tapi, bahkan kau tak bisa."

Freya menghela nafasnya. Pria itu benar, ia tak punya pilihan apapun. Ia tak bisa mati.

Ia menatap Myrtle, kemudian menatap sekelilingnya. "Kenapa kau kini menghuni kamar mandi Prefek, Myrtle?" Freya berjalan mendekati bak mandi besar di tengahnya.

Myrtle terkikik. "Owwhh... aku berpikir untuk apa aku di toilet perempuan jika aku bisa disini dan melihat prefek-prefek tampan disini." Ia mengatakannya dengan malu-malu.

Freya meringis geli. "Apa mereka tak risih dengan kehadiranmu?"

Myrtle mendengus. "Ya, kelihatan dari wajahnya. Tapi, buktinya mereka tak berhenti datang kemari. Lagipula, kadang mereka sama sekali tak memperdulikanku. Jadi, aku memilih untuk diam dan mengamati pemandangan indah mereka saja."

Freya menatap geli Myrtle yang hobi melihat pria-pria tampan di Hogwarts.

Pintu kamar mandi terdengar terbuka. Freya panik seketika, tak memungkin baginya untuk keluar.

"Kau bisa bersembunyi sementara di bilik toilet tempatku. Mereka tak pernah membukanya." Freya mengangguk dan langsung masuk ke bilik toilet dimana Myrtle muncul tadi.

"Ya Tuhan... aku harus disini sampai prefek itu selesai mandi." Toh, anak laki-laki mandi tak lama bukan? Tapi, Prefek asrama mana yang mandi sepagi ini? Mengingat Freya memang mendatangi Mrytle pagi-pagi buta.

Freya [xGeorge Weasley]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang