[BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA GUYS]
"Ji,"panggil Gilbert pada Jiji yang sedang berada di hadapannya.
"Hmm,"balas Jiji.
"Ji, sampai sekarang, gue masih tetap suka sama lo. Sekeras apapun dulu lo nyuruh gue buat lupain lo, tapi gue nggak bisa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading Guys
"Ji, kamu beneran nggak papa?,"tanya Fiya yang masih khawatir dengan kondisi Jiji.
"Bawel lo anjir. Udah gue bilang, gue baik-baik aja,"jawab Jiji kesal karena Fiya dari tadi hanya menanyakan itu-itu saja dan membuatnya muak mendengarnya.
"Ishh,aku itu.......,"
"Khawatir sama gue,"potong Jiji sambil memutar bola matanya jerah.
"Hehehehe,"ucapnya cengegesan.
"Oh iya Ji, kapan rencana kamu buat balasin dendam kita?,"tanya Fiya pada Jiji yang masih sibuk pada alat-alat gym nya. Yap, sekarang mereka sedang melakukan gym. Jiji bilang dia ingin melakukannya karena selama dia di luar negri, dia selalu di larang untuk melakukan olahraga berat karena mengingat kondisi jantungnya yang masih lemah.
"Secepatnya. Kalau bisa langsung hari ini deh. Tapi kayaknya nggak bisa, kita harus nyusun rencana dulu,"jawab Jiji tanpa mengalihkan perhatiannya dari alat gym.
"Hmmmm, oke,"balas Fiya.
"Trus, kapan niat kamu untuk pergi ke markas?,"lanjutnya lagi.
"Nanti malam jam 9 kita ke markas,"jawab Jiji dan hanya di balas anggukan kepala oleh Fiya. Setelah itu hanya terjadi keheningan. Mereka sibuk dengan dunia masing-masing miliknya. Jiji yang sibuk untuk melakukan gym dan sedangkan Fiya, dia sibuk mengurus berkas-berkas yang seperti nya itu adalah berkas keperluan kantor. Dua bulan lalu, Fiya mendirikan sebuah perusahaan kuliner dan sekarang perusahaan tersebut sudah berkembang pesat. Investor utama dari perusahaan tersebut adalah Jiji. Jiji ingin membuat sahabatnya bisa menjadi pengusaha muda sepertinya. Maka dari itu, dia ikut membantu menjadi investor di perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut bernama SFYA CORP.
®®®
Sekarang Jiji dan Fiya sedang bersiap-siap untuk pergi ke markas Angel Of The Death. Jiji menggunakan pakaian khas mafia miliknya sedangkan Fiya hanya memakai pakaian casual karena baju mafia miliknya belum diberikan oleh Jiji. Mereka langsung memakai topeng khas Angel Of The Death agar wajah mereka tidak dikenali oleh orang luar. Jiji langsung menjalankan mobil sport miliknya menuju ke markas Angel Of The Death bersama Fiya yang sekarang berada tepat di sampingnya.
®®®
Jiji dan Fiya sudah tiba di sebuah markas besar nan megah yang bernama ANGEL OF THE DEATH. Jiji langsung turun dari mobil nya dan langsung berjalan masuk ke dalam markas yang di ikuti oleh Fiya. Ketika hendak masuk ke dalam markas, ada 2 orang bodyguard yang menghalangi langkah mereka.
"Bisakah topeng yang anda kenakan di lepas?,"tanya bodyguard tersebut tegas. Jiji pun langsung melepas topeng miliknya dan terkejut lah salah satu bodyguard tersebut. Sedangkan bodyguard yang satu nya lagi pun hanya menatap nya datar.
Sepertinya dia adalah anak baru disini-batin Jiji memadangi bodyguard yang menatapnya datar.
"Queen,"ucap bodyguard tadi kaget melihat Jiji yang tepat berada di hadapannya.
"Hmm,"balas Jiji dengan sebuah senyuman manis miliknya.
"Ini benaran queen?,"tanya nya yang masih terlanjur kaget.
"Hmmm,"balas Jiji. Bodyguard tadi pun langsung berhambur ke pelukan Jiji.
"Queen..........,"ucapnya senang.
"Dia siapa?,"tanya bodyguard yang satu nya lagi.
"Dia ini queen kita,"ucap bodyguard yang memeluk Jiji tadi. Dia pun langsung terkaget dan segera memberi membungkukkan badannya tanda hormat pada Jiji.
"Sans aja,"ucap Jiji pada nya sambil tersenyum.
Cantik banget-batinnya yang dapat di dengar oleh Jiji. Jiji yang mendengar hal tersebut pun hanya bisa menyunggikan senyumnya.
"Yang lain ada di dalam kan?,"tanya Jiji pada bodyguard yang tadi.
"Iya queen,"jawabnya.
"Yaudah gue ke dalam dulu ya bareng Fiya,"ucap Jiji sambil menunjuk Fiya yang sedang berada di sampingnya.
Jiji pun langsung berjalan masuk ke dalam markas tersebut yang masih setia diikuti oleh Fiya. Sesampainya dia di dalam markas, Jiji melihat banyak tumpukan sampah yang berserakan.
"Siapa yang bikin tempat ini jadi kotor?,"tanya Jiji dingin yang langsung di tatap oleh semua orang yang ada di ruangan tersebut, atau lebih tepatnya ruangan untuk berkumpul mereka. Disana sudah terdiri dari Al, Onar, Ara dkk. Mereka yang mendengar ada orang yang berbicara seperti itu pun langsung menolehkan tatapan mereka ke sumber suara. Dan betapa terkejutnya mereka saat melihat kedua sahabatnya berdiri tepat di hadapan mereka.
"Ya allah, Icha mohon, jangan bikin Icha berkhayal kalau Jiji dan Fiya itu masih hidup deh. Mereka itu udah pergi ninggalin kita,"ucap Icha sambil menegadahkan tangannya seperti berdoa pada sang kuasa. Jiji dan Fiya yang melihat tingkah absurd teman-temannya pun hanya bisa menahan senyumnya.
Jiji langsung berjalan kearah Icha dan mencubit pipinya hingga membuat sang empunya merasa kesakitan.
"Awwww, sakit,"ucapnya mengelus pipinya.
"Masih berpikir kalau ini halusinasi?,"tanya Jiji dengan senyumannya.
"Tapi.....,"
"Ini gue. Teman kalian. Jikhan Abritania Alexcran. Sang leader mafia,"ucap Jiji pada Icha dan membuat semua orang yang berada disana menantapnya tak percaya. Jiji langsung merentangkan tangan miliknya dan semua sahabatnya langsung berhambur ke pelukannya. Begitu pun dengan Fiya.
Mereka menatap Jiji dan Fiya dengan senang. Mereka bahagia karena Jiji dan Fiya tidak benar-benar meninggalkan mereka semua.
®®®
Gimana readers sama part baru cerita aku? Suka? Semoga aja suka ya....
Terima kasih buat yang udah mau baca cerita aku....
Dan....
Jangan lupa vote and comment ya guys 👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇