Happy Reading Guys
"Huft,"hela nafas nya Evan saat melihat sang adik yang terbaring lemah di atas bangsal rumah sakit.
"Kapan Jiji melangsungkan operasi?,"tanya Evan pada Fiya.
"Dua minggu setelah aku sadar,"jawab Fiya.
"Waktu itu keadaan Jiji udah benar-benar kritis, dokter bilang kalau Jiji nggak segera di operasi maka nyawanya tidak bisa di selamatkan,"lanjutnya. Evan yang mendengarkan hal tersebut langsung menatap adiknya sendu. Kenapa banyak sekali musibah yang menimpa adik nya?
"Nghhhhhh,"lenguh Jiji bangun dari tidur nya.
"Dek, lo udah bangun? Ada yang masih sakit?,"tanya Evan beruntun. Jiji yang masih lemah pun hanya bisa menggelengkan kepala. Semua orang yang ada disana hanya bisa menantap Jiji iba. Jiji yang di tatap seperti itu pun sangat tak suka.
"Jangan tatap gue kayak gitu. Gue nggak suka,"ucap nya lirih. Evan yang mendengar perkataan Jiji pun langsung mengkode teman-temannya untuk menatap Jiji seperti biasa.
"Kenapa nggak bilang kalau lo pernah di operasi?,"tanya Evan lembut sambil menggengam tangan Jiji.
"Lo nggak pernah nanya,"balas Jiji singkat.
"Yaudah gue yang salah. Lain kali bilang ya kalau ada apa-apa,"ucapnya yang masih lembut dan Jiji hanya membalas dengan anggukan kepala tanda mengerti.
"Lo nggak ada bilang tentang gue ke daddy dan mommy kan?,"tanya Jiji pada Evan.
"Belum ada,"jawab nya.
"Bagus deh, nanti mereka khawatir dan bela-belain tinggalin pekerjaan mereka. Gue nggak mau nyusahin mereka,"balas Jiji.
"Nyusahin apa nya sih,"ucap Evan kesal dengan kalimat Jiji tersebut.
"Udah deh, istirahat sana. Lo masih belum pulih," lanjutnya yang masih kesal dengan ucapan Jiji.
"Iya-iya,"balasnya dan setelah itu Jiji kembali memejamkan matanya untuk beristirahat.
®®®
20.37
"Kalian nggak pada pulang?,"tanya Evan sambil menatap ke arah mereka (Ara dkk, Ray dkk dan juga Gilbert)
"Nanti.......,"
"Nanti pala lo. Pulang sekarang, hari udah malam,"potong Evan pada Ara.
"Ishhh, iya-iya,"balas Ara kesal.
"Yaudah yang cowok anterin yang cewek. Gil, lo anterin Ara ya, soalnya gue mau ambil kebutuhannya Jiji,"ucap Evan yang hanya di balas anggukan oleh mereka.
"Trus yang jagain Jiji siapa?,"tanya Gilbert.
"Si Ray,"balas Evan.
"Lo bisa kan Ray tunggu gue bentar?,"lanjutnya.
"Bisa,"jawabnya.
"Yaudah ayo,"ucap mereka dan pergi meninggalkan ruang inap Jiji dan menyisakan Jiji yang sedang tertidur dan juga Ray yang sekarang sudah berpindah duduk di samping ranjangnya.
Ray hanya menatap kosong Jiji dan terus mengelus lembut punggung tangannya.
"Huft, kangen gue sama lo. Kenapa pas lo udah kembali lo malah jadi seperti ini?,"ucapnya menatap Jiji sendu.
"Setidaknya gue udah kembali lagi kan?,"balas Jiji yang terbangun dari tidurnya.
"Eh,"
"Apaan?,"tanya Jiji.
"Ahhh, nggak,"balasnya.
"Gaje,"ucap Jiji dan Ray hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Lo kenapa belum pulang?,"tanya Jiji.
"Evan nitipin lo sama gue,"jawabnya.
"Hidih emang gue barang apa,"balas Jiji kesal dan Ray yang bisa terkekeh manis.
"Lo pasti capek kan duduk mulu dari tadi. Sekarang tidur disini aja,"ucap Jiji sambil menempuk bangsal nya. Jiji langsung menggeser tubuhnya agar Ray bisa berbaring di bangsal miliknya juga.
"Nggak usah. Ntar lo kesempitan,"tolaknya.
"Cepetan,"ucap Jiji kesal dan langsung membuat Ray cepat-cepat naik ke bangsal miliknya. Dan sekarang mereka tertidur dalam satu bangsal.
"Nggak kesempitan?,"tanya Ray khawatir.
"Nggak kok,"jawab Jiji dengan senyum manis di bibirnya. Setelah itu Jiji langsung meletakkan kepalanya di dada bidang milik Ray dan langsung memeluk pinggangnya erat.
"Huh, nyamannya. Udah lama gue nggak meluk orang pas tidur,"ucap Jiji yang masih setia memeluk Ray.
"Emang terakhir kali kapan?,"tanya Ray.
"4 bulan lalu bareng Evan,"jawab Jiji dan setelah itu hanya terjadi keheningan. Ray yang sudah benar-benar lelah dari tadi pun langsung tertidur. Jiji yang melihat Ray sudah tertidur pun langsung ikut menyusulnya ke alam mimpi.
®®®
Gimana readers sama cerita aku? Suka? Semoga aja suka ya.......
Terima kasih buat yang udah mau baca cerita aku.......
Dan jangan lupa vote and comment ya guys........
I Love You 😘😘😘😘😘😘
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN : SANTA [END]
Jugendliteratur[BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA GUYS] "Ji,"panggil Gilbert pada Jiji yang sedang berada di hadapannya. "Hmm,"balas Jiji. "Ji, sampai sekarang, gue masih tetap suka sama lo. Sekeras apapun dulu lo nyuruh gue buat lupain lo, tapi gue nggak bisa...