Happy Reading
Setelah setahun berlalu sejak kelulusan mereka dari SMA, akhirnya hari besar yang ditunggu-tunggu oleh Jiji dan Ray tiba. Pernikahan mereka diselenggarakan di sebuah gedung yang sangat mewah, sesuai impian Jiji sejak lama. Sebagai seorang perempuan yang luar biasa cerdas, Jiji sudah memiliki tiga gelar sarjana pada usia yang sangat muda, sehingga dia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah lagi. Dia fokus mengembangkan perusahaannya yang semakin berkembang pesat. Sementara itu, Ray juga telah memulai kariernya di dunia teknik, dengan visi yang tak kalah ambisius.
Meski keduanya sibuk, mereka selalu menyisihkan waktu untuk mempersiapkan pernikahan mereka. Ray dan Jiji bersepakat untuk mengadakan acara pernikahan yang elegan namun hangat, dengan kehadiran teman-teman dekat dan keluarga yang paling berarti bagi mereka.
---
Pagi itu, langit cerah seolah memberkati hari bahagia mereka. Gedung tempat acara dilangsungkan terletak di kawasan elit di pusat kota, dengan arsitektur modern namun tetap memiliki sentuhan klasik yang elegan. Pilar-pilar besar, kaca jendela tinggi yang memungkinkan sinar matahari masuk dengan sempurna, serta lampu gantung kristal yang menjuntai dari langit-langit aula utama membuat suasana gedung semakin megah. Dekorasi yang didominasi warna putih dan emas, dengan bunga mawar putih menghiasi setiap sudut, memberikan nuansa romantis yang sempurna untuk perayaan cinta Jiji dan Ray.
Jiji tampak memukau dalam balutan gaun putih panjang berenda, dirancang khusus oleh desainer terkenal. Gaunnya mengalir dengan anggun saat dia berjalan, memancarkan keindahan dan keanggunan seorang ratu. Rambutnya disanggul rapi dengan sentuhan tiara kecil yang memperindah penampilannya. Semua mata tertuju padanya saat dia melangkah dengan penuh percaya diri.
Di sisi lain, Ray, yang mengenakan setelan hitam klasik dengan dasi berwarna perak, berdiri di depan altar menunggu Jiji. Senyum kecil yang terlukis di wajahnya menyiratkan perasaan gugup sekaligus bahagia. Ketika pandangan mereka bertemu, mereka berdua tidak bisa menahan senyum lebar. Rasanya seperti dunia milik mereka berdua, seolah tidak ada yang lain di ruangan itu.
Saat Jiji sampai di altar, Ray menyambutnya dengan tangan terbuka, dan upacara pernikahan pun dimulai. Dengan latar belakang suara musik biola yang mengalun lembut, penghulu mulai memimpin jalannya prosesi. Setiap kata yang diucapkan penuh makna, mengingatkan semua orang akan pentingnya ikatan pernikahan, kesetiaan, dan cinta yang tulus.
Ketika tiba saatnya untuk mengucapkan janji suci, Ray menggenggam tangan Jiji erat-erat, menatapnya dalam-dalam, dan berkata, “Aku berjanji, Ji, untuk selalu mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Aku akan menjadi suami yang setia, dan apapun yang terjadi, aku akan selalu ada di sampingmu.”
Jiji, dengan mata berkaca-kaca namun senyuman yang tetap menghiasi wajahnya, membalas, “Aku juga berjanji akan selalu mendampingimu, Ray. Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan aku yakin, bersama kamu, aku akan selalu merasa kuat. Aku akan mencintaimu, menghormatimu, dan mendukungmu seumur hidupku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN : SANTA [END]
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA GUYS] "Ji,"panggil Gilbert pada Jiji yang sedang berada di hadapannya. "Hmm,"balas Jiji. "Ji, sampai sekarang, gue masih tetap suka sama lo. Sekeras apapun dulu lo nyuruh gue buat lupain lo, tapi gue nggak bisa...