Will You Marry Me?

18 1 0
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Udara sore yang hangat menerpa wajah Jikhan, atau yang lebih akrab dipanggil Jiji, saat ia duduk di tepi pantai. Deburan ombak yang berirama seakan menyambut langkahnya, dan matahari yang perlahan-lahan tenggelam di cakrawala memberikan nuansa oranye keemasan yang menenangkan. Di depannya, pasir pantai yang putih dan halus terhampar luas, sementara ombak lembut datang dan pergi, meninggalkan buih di atas pasir.

Jiji bersama sahabat-sahabatnya: Ara, Evan, Fiya, Ica, Resty, Ari, Rahmad, Sidik, Hafiz, dan Gilbert. Mereka semua adalah teman sekelas yang akan segera lulus dari SMA. Di bawah naungan senja yang indah ini, mereka sedang merayakan momen-momen terakhir kebersamaan mereka sebelum memasuki dunia baru, dunia dewasa, di mana semua akan berubah. Namun, yang tidak Jiji ketahui adalah bahwa sore ini akan menjadi lebih istimewa dari yang ia bayangkan.

Ray, seorang pemuda tinggi dan tampan, diam-diam memperhatikan Jiji dari kejauhan. Sejak mereka bertemu di SMA, Ray tahu bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan Jiji. Dia bukan hanya teman sekelas atau sekadar teman biasa. Seiring waktu, perasaan Ray tumbuh menjadi cinta yang mendalam. Dan hari ini, di bawah langit yang cerah, Ray telah memutuskan untuk melamar Jiji, cintanya, dan berharap bisa menghabiskan sisa hidupnya bersama gadis itu.

Ray menyimpan cincin di dalam saku celana jeansnya, merasa gugup tetapi bersemangat. Ara, Evan, dan teman-teman lainnya sudah tahu rencana Ray dan setuju untuk membantu. Mereka tahu betapa pentingnya momen ini bagi Ray dan Jiji, dan mereka akan memastikan semuanya berjalan lancar.

Matahari semakin tenggelam, menyisakan semburat merah muda di langit. Di kejauhan, Ara dan Evan sedang menyiapkan beberapa dekorasi sederhana—lampu-lampu gantung kecil, meja dengan bunga-bunga segar, dan lilin-lilin yang nantinya akan menerangi malam. Mereka ingin membuat suasana lamaran ini menjadi sempurna, alami, dan romantis, dengan laut sebagai saksi bisu.

“Ara, Evan, kalian yakin semuanya bakal berjalan sesuai rencana, kan?” Ray bertanya sambil sedikit gugup. Dia berdiri di dekat pohon kelapa, matanya terus mengawasi Jiji yang tertawa bersama teman-temannya.

Ara tersenyum, “Tenang aja, Ray. Gue dan Evan udah atur semuanya. Lo tinggal fokus aja sama lamarannya. Gue yakin Jiji bakal suka.”

Evan, yang sedang menyalakan lilin, menambahkan, “Udah, lo tenang aja. Jiji pasti akan bilang iya.”

Ray menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan kegugupannya. Selama ini, Jiji adalah orang yang selalu ada di sisinya, melewati masa-masa sulit dan senang bersama. Mereka sudah melewati tiga tahun penuh kenangan di SMA, dan Ray merasa inilah saatnya melangkah ke babak berikutnya dalam hidup mereka.

“Gue harap begitu,” gumam Ray pelan.

Sementara itu, Jiji sedang berbincang dengan Fiya dan Ica di pinggir pantai, membahas tentang rencana mereka setelah lulus.

QUEEN : SANTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang