Kencan

147 16 20
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Ck, napa nih anak ada disini dah,"gumam Jiji kesal ketika melihat mobil milik Ray ada di depan pintu mansion nya.

"Assalamualaikum. Gue pulang,"ucap Jiji ketika memasuki mansion. Pandangan pertama yang dia lihat adalah kosong. Yaiyalah kosong, mansion nya aja gede banget. Kalau mau ke ruang tamu-kamar aja jauh banget gara-gara saking gedenya. Lama berjalan, akhirnya dia sampai di ruang tamu yang mana sudah ada Ray duduk disana. Ray yang melihat kehadirannya pun langsung tersenyum dan tak lama di gantikan dengan raut wajah khawatir karena melihat kondisi Jiji yang bisa di katakan babak belur.

"Kamu kenapa?,"tanyanya ketika sudah berada di hadapan Jiji.

"Kamu kenapa?,"tanyanya menaikan satu oktaf nadanya karena Jiji tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Lo ngapain disini?,"tanya Jiji balik.

"Jangan ngalihin pembicaraan. Kenapa kamu bisa kayak gini?,"marahnya.

"Tadi ada begal,"jawabnya singkat dan mulai berjalan hendak ke kamarnya. Ray yang melihatnya pun langsung menghentikan langkahnya dan membawa nya duduk di sofa.

"Tunggu aku disini,"ucapnya dan setelah itu pergi ke kamar lantai atas atau tempat Evan berada.

"Van, kotak P3K dimana?,"tanya Ray to the point.

"Di dapur. Di lemari paling atas dekat kulkas,"jawabnya yang masih fokus pada game miliknya. Ray yang mendengarnya pun langsung berjalan ke arah dapur dan mengambil kotak tersebut. Tak lupa juga, dia mengambil beberapa bongkahan es dan membuatnya menjadi sebuah kompresan .Selepasnya dia mulai berjalan ke arah Jiji yang sedang memainkan ponsel miliknya.

Ray langsung mendudukan bokongnya di sebelah Jiji dan mulai membersihkan luka Jiji agar tak infeksi. Sesekali Jiji meringgis pelan dan menatap ke arah Ray yang fokus mengobatinya.

"Kenapa nggak ngelawan?,"tanya Ray yang masih fokus pada kegiatannya.

"Gue udah lawan. Tapi ya namanya gue sendiri, trus mereka tadi ada sekitar 15-18 orang, ya mana kuat. Apa lagi tadi gue di kukung. Trus badan nggak ada energi lagi... Jadi ya gitu,"balas Jiji mengedikan bahu nya dan kembali menatap ke arah Ray yang juga ikut menatapnya.

"Kenapa nggak telpon aku?,"tanya Ray menatapnya lembut.

"Nggak sempat,"jawab Jiji seadanya dan mengalihkan tatapannya.

"Kenapa...,".

"RAYYYYYY!!!! SIAPA YANG LUKA??? KOK LO.......... ASTAGA, ADEK GUE KENAPAAAA!!!,"heboh Evan saat melihat Ray yang tengah mengompres  memar Jiji.

"Berisik!!!,"ketus Jiji pada Evan.

"Lo kenapa? Kok bisa gini? Siapa yang ngelakuin?,"tuturnya bertubi-tubi.

"Bisa diam nggak!!!????,"tanyanya kesal .

"Gue khawatir,"balasnya sengit.

"Bodo amat,"balas Jiji cuek.

QUEEN : SANTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang