Baper Lah, Masa Enggak

223 18 23
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


"Gimana? Udah senang belum sama kencannya?,"tanya Ray pada Jiji ketika mereka sudah sampai di mansion milik keluarga Alexcran.

"Lumayan sih. Sebenarnya masih ada yang mau gue lakuin. Tapi waktunya nggak cukup. Next time aja kali ya,"jawab Jiji .

"Next time? Kalau gitu, besok mau nggak?,"tanya Ray mengedikkan alis nya.

"Insyaallah. Kalo gue nggak sibuk sih. Soalnya urusan di perusahaan di kasih nya suka mendadak gitu,"jawabnya lagi.

"Emangnya mau ngelakuin apa sih?,"kepo Ray.

"Gue sebenarnya mau ngajak ke mall tadi, mau beli boneka teddy bear yang jumbo, sama gelang. Tapi ya waktu nya nggak cukup, hari udah malam juga,"jelas Jiji.

"Owhhh,"balas Ray manggut-manggut mengerti.

"Yaudah masuk gih. Ntar masuk angin,"lanjutnya menyuruh Jiji masuk.

"Owhh okay. Hati-hati. Eh iya, thanks banget buat hari ini ya,"ucap Jiji diakhiri dengan sebuah senyuman manis dan tulus.

"Iya sama-sama. Lagian itu udah menjadi tugas aku sekarang buat nyenangin kamu,"balas Ray dengan tulusnya yang membuat Jiji senang mendengar nya.

"Yaudah gue masuk dulu. Hati-hati bawa mobilnya,"balas Jiji dan hendak keluar dari mobil Ray, tapi terhenti akibat Ray menahan pergelangan tangannya. Jiji pun langsung menatap ke arah tangannya yang di genggam oleh Ray dan lanjut menatap ke arah manik matanya sambil menaikkan alisnya tanda bertanya.

"Hmmm, boleh peluk kamu nggak?,"tanya Ray ragu-ragu tak menatap manik mata Jiji. Tak mendengar balasan dari Jiji membuat Ray merubah raut wajahnya lesu.

"Kalau nggak boleh juga nggak papa,"ucapnya lemah dan melepaskan pergelangan tangan Jiji dari genggaman nya. Jiji yang melihat raut wajah sedih Ray pun merasa tak tega di buatnya. Dia langsung memeluk Ray erat yang seketika membuat sang empunya terlonjak kaget dan tak berselang lama tergantikan dengan raut wajah bahagia dan membalas pelukannya.

"Makasih Ji,"ucap nya lembut.

"Hmm,"balas Jiji seadanya. Setelahnya, Jiji langsung melepaskan pelukannya dan menatap manik mata Ray lembut yang ikut menatapnya balik.

"Tolong jaga perasaan gue ya,"mohon Jiji pada Ray.

"Aku akan jaga dan rawatnya baik-baik Ji. Aku nggak mau kamu pergi lagi dari hidup aku. Aku nggak bisa janji, tapi aku akan berusaha semampuku buat menjaga kamu. Karena aku tahu, para wanita itu, benci dengan namanya janji saja. Mereka ingin, orang tersebut benar-benar membuktikannya dengan perbuatan, bukan hanya lewat perkataan,"jelasnya lembut sambil mengusap pipi Jiji pelan. Jiji yang mendengarnya pun langsung tersenyum manis.

Semoga ini jalan yang tepat untuk hati gue- batin Jiji menatap Ray.

Ray yang melihat Jiji terus menatapnya dengan sebuah senyuman pun langsung membuatnya mendekatkan diri pada Jiji dan perlahan tapi pasti bibirnya sudah menempel pada kening nya. Jiji yang merasakan benda hangat dan kenyal menyentuh pipinya pun langsung kaget tapi tak berselang lama dia mulai memejamkan mata, merasakan sensasi hangat yang tersalur melalui kecupan lembut tersebut.

QUEEN : SANTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang