Tunangan

179 15 1
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Ji,"panggil Ray pada Jiji yang hendak berjalan meninggalkan kelas. Dia langsung mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Hari ini kita bakal fitting baju sama milih cincin,"ucapnya.

"Jam?,"tanya Jiji balik.

"Sekarang,"jawabnya.

"Hmm,"balasnya.

"Hm apa?,"tanya Ray bingung.

"Ck. Yaudah ayo berangkat sekarang,"kesal Jiji yang langsung membuat Ray mengerti. Jiji yang masih kesal pun mulai berjalan meninggalkan Ray dan menuju ke parkiran sekolah.

"Gue ngikut lo. Nggak bawa mobil tadi,"ucapnya ketika sampai di parkiran dengan muka juteknya pada Ray.

"Iyaa,"balasnya tersenyum dan langsung berjalan ke arah motornya dan mulai menaiki motor tersebut sembari memakai helmnya.

"Ehh,"ucap Jiji refleks saat Ray memasangkan satu helm lagi di kepala nya.

"Ngapain?,"tanyanya kek orang bego. Udah tahu Ray mau pakein dia helm, tapi masih juga nanya. Ck ck ck.

"Mau pakein tunangan helm lah, emang mau ngapain lagi,"balasnya dengan sebuah smirk menggoda dibibirnya.

"Baru juga calon,"balas Jiji membuang padangannya dari Ray.

"Yaudah, besok kita nikah aja langsung gimana? Biar kamu jadi milik aku seutuhnya, dan nggak ada yang bisa ngambil kamu dari aku,"ucapnya yang terus menerus menggoda Jiji.

Blusshh

Pipi Jiji langsung memerah semerah tomat dibuatnya.

"Pakein helm lama bat sih, panas nih,"ucapnya mengalihkan topik. Ray yang melihat gelagat dan pipi Jiji yang merona pun hanya tertawa kecil melihat tingkah tunangannya yang sangat menggemaskan saat malu-malu. Ehhhh, bukan tunangan, tapi CALON.

"Iya, ini udah selesai. Mau berangkat sekarang?,"tanya nya yang masih tertawa melihat tingkah Jiji.

"Jangan ketawa,"balasnya marah yang membuat Ray makin terkekeh dibuatnya.

"Di bilangin jangan ketawa napa,"ucapnya lebih kesal yang langsung membuat Ray menghentikan tawanya dan menatap Jiji tersenyum.

"Habisnya tunanngan aku gemesin. Nggak bisa berhenti ketawa,"balasnya lagi tersenyum.

Lagi dan lagi pipi Jiji merona dibuatnya.

"Berangkat sekarang atau gue pergi nih?,"ancamnya.

"Yaudah iya berangkat,"balas Ray dan mulai menghidupkan motornya.

"Naik gih,"lanjutnya menyuruh Jiji naik. Jiji pun langsung memegang pundak Ray agar bisa menaiki motor tersebut karena ya, motor yang digunakan oleh Ray adalah motor sport yang notabenenya susah dinaiki oleh kaum hawa.

QUEEN : SANTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang