Khawatir

238 45 1
                                    

Happy Reading Guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading Guys

Ketika Jiji dan Gilbert baru turun dari motor, mereka langsung membuat tanda tanya besar di wajah para siswa yang melihatnya.

Itu mereka kenapa?

Kok muka Jikhan ada lembamnya? Kok Gilbert juga?

Mereka habis berkelahi?

Mereka di tonjok?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang mereka lontarkan saat melihat Jiji dan Gilbert. Mereka yang mendengarkan hal tersebut pun hanya membalas acuh.

Dari kejauhan, Jiji melihat kedatangan Array dkk ( Ara dkk, Ray dkk). Mereka langsung menghampiri Jiji yang sedang memapah tubuh Gilbert.

"Ji, lo kenapa?,"tanya Evan khawatir saat melihat keadaan yang adik.

"Tadi kita di keroyok sama preman,"jawab Jiji.

"Trus lo nggak ngelindungin dia?,"tanya Evan marah pada Gilbert.

"Dia udah ngelindungin gue kok. Hanya saja premannya itu banyak banget. Hmmmm, mungkin ada sekitar 30 orang. Intinya banyak banget dan tubuh mereka juga gede-gede. 10 orang aja, Agil udah kewalahan. Makanya gue turut membantu,"jelas Jiji yang masih memapah Gilbert. Ari yang melihat Jiji kewalahan memapah Gilbert pun langsung mengambil alih dan dibantu oleh Rahmad.

"Lo tuh kenapa keras kepala banget sih?,"tanya Evan kesal pada Jiji yang hanya mengangkat bahunya acuh.

"Tolong obatin dia ya,"pinta Jiji pada Ari dan Rahmad.

"Sipp,"balas mereka berdua dan langsung membawa Gilbert dari sana.

"Trus kenapa muka lo bisa lembam kek gitu?,"tanya Reva pada Jiji.

"Ya di tonjok lah bambank. Masa di cium,"balas Jiji kesal karena dia menanyakan pertanyaan yang sangat tidak berbobot.

"Ya, maksud gue kok bisa. Kan lo itu Queen nya baku hantam,"balas Reva.

"Walaupun gue Queen nya baku hantam, tapi nih ya, kalau ada yang ngalihin perhatian gue pada akhirnya gue tetap bakal kena tonjok kan. Lagian mereka tuh kuat banget. Gue kewalahan anjir,"balas Jiji kesal pada Reva.

"Ya kan........,"

"Udah ya Va, gue mau bawa Jiji dulu ke UKS untuk ngobatin luka nya,"potong Ray pada Reva dan langsung menarik lengan Jiji agar segera mengikutinya menuju UKS.

Setelah sampai di UKS, Ray langsung mendudukan Jiji di atas bangsal UKS dan langsung mencari keberadaan kotak P3K. Setelah mendapatkannya, Ray langsung membawanya dan duduk di hadapan Jiji. Ray langsung mengoleskan alkohol pada kapasnya, dan langsung mengoleskannya pada semua lembam yang ada di wajah Jiji. Ray dengan telaten melakukannya dan sesekali membuat Jiji meringgis perih.
Jiji tidak henti-hentinya menatap ke arah Ray yang tengah mengobatinya. Dia seakan-akan terhipnotis dengan pesona dari seorang Akharay Willie Smithcron.

"Heiii,"panggil Ray sambil menjentikkan jarinya tepat dihadapan Jiji.

"Eh,"

"Gue tahu gue ganteng. Tapi jangan gitu juga kali ngelihatnya. Ntar lo baper lagi, kan gue harus tanggung jawab,"ucapnya disertai senyum manis diwajahnya. Tapi bagi Jiji senyum seperti itu adalah senyum yang sangat menjengkelkan.

"Hidih, siapa juga yang bakal baper,"ucap Jiji sambil mengalihkan perhatiannya dari Ray. Ray yang melihat wajah Jiji sudah semerah tomat pun langsung tertawa ngakak dibuatnya.

"Jan ketawa. Berisik,"ucap Jiji dengan wajah masamnya. Ray yang mendengar perkataan Jiji pun tak menghentikan tawanya, bahkan sekarang dia sudah tertawa sambil memegang perutnya yang kesakitan karena melihat tingkah Jiji yang manis kalau sedang malu.

Jiji yang merasa kesal pun langsung meninggalkan Ray dari sana dan berjalan keluar dari UKS.

®®®

Gimana readers sama cerita aku???? Suka????? Semoga aja suka ya.........

Thanks buat yang udah mau baca cerita aku.....

Dan......

Jangan lupa vote and comment ya biar aku tambah semangat nulisnya..........

I love you guys.......😘😘😘😘

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

QUEEN : SANTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang