Berakhir

167 27 6
                                    

Happy Reading Guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading Guys

Selepas meninggalkan Serge dan Jio, Jiji memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah untuk menikmati udara segar sekaligus menenangkan dirinya.

"Ji,"panggil seseorang dari arah belakang Jiji. Jiji pun segera menolehkan kepalanya ke asal suara dan menemukan Ray yang sudah berdiri sambil menenteng kotak P3K.

"Lain kali, kalau emosi itu, jangan sampai ngelukain diri lo sendiri,"ucapnya sambil memegang tangan Jiji yang terluka.

"Gue nggak suka saat melihat diri lo terluka Ji. Rasanya kalau ngelihat lo terluka, gue juga bakalan ikut ngerasain sakitnya,"lanjutnya yang mulai mengobati tangan Jiji.

"Shhh,"ringgis Jiji. Ray yang melihat Jiji meringgis pun langsung meniup lukanya lembut dan kembali mengobatinya dengan hati-hati.

Jiji yang di perlakukan seperti itu pun hanya bisa menatapnya Ray lembut.

Ray, gue nggak tahu lagi gimana caranya agar bisa ngelupain lo- batinnya.

Ray yang sudah siap mengobati luka Jiji pun langsung menatap ke arahnya yang langsung membuat Jiji membuang pandangannya ke segala arah.

"Ingat ya, jangan lukain diri lo lagi. Soalnya gue nggak bakal bisa selalu ada buat lo,"ucapnya sambil menatap Jiji lembut. Jiji yang di tatap seperti itu pun langsung mematung kaget dan merasakan jantungnya berdetak dengan tidak normal dan membuat dadanya sesak. Ray yang melihat Jiji sesak napas pun langsung khawatir.

"Kenapa? Dada lo sakit lagi? Mau ke rumah sakit?,"tanyanya beruntun.

"Shhh......Dikit..........Nggak usah, palingan .......bentar lagi .......juga baikan. Gue hanya butuh istirahat,"jawabnya tersengal-sengal.

"Serius? Yaudah sini tiduran di paha gue aja,"balas Ray sambil menepuk pahanya sebagai bantalan kepala Jiji.

"Ayo cepetan,"desaknya yang membuat Jiji langsung meletakkan kepalanya pada paha Ray. Setelah merasa kepala Jiji sudah di posisi nyaman, Ray langsung mengusap kepalanya lembut dengan maksud agar Jiji bisa segera tertidur.

Selang beberapa menit, Jiji sudah tertidur di pangkuan Ray. Ray yang melihat Jiji sudah tertidur pun hanya bisa menatapnya lembut dan memberikan senyuman tulus.

"Gue pengen kita kayak dulu lagi,"gumamnya dan mulai mengikuti Jiji untuk menelusuri alam mimpi bersama.

®®®

"Ji, maksud kamu mau berhenti kerja sama itu apa?,"tanya Serge pada Jiji yang saat ini sedang menyantap cilok miliknya.

"Lo masih nggak paham juga? Otak lo ada nggak sih? Gue capek tahu ngejelasinnya panjang lebar,"balasnya kesal.

"JELASIN MAKSUD KAMU APA,"ucapnya penuh penekanan.

"Gue udah muak kerja sama bareng lo. Gue nggak peduli lagi sama Entertaiment itu. Mau lo tetap kerja sama kek atau nggak kek terserah. So, just stop at this. I'm tired Ge. I don't want to sacrifice my best friend to advance the Entertainment,"jelas Jiji pada Serge.

"Okay. If so, don't let you regret it because you have refused to cooperate with me,"balasnya dan pergi meninggalkan Jiji.

"I WON'T REGRET WHAT I DECIDED ON ,"teriak Jiji yang langsung membuat seluruh pasang mata menatap ke arahnya.

"Apa lo liat-liat,"ucapnya ketus yang langsung membuat semua murid membuang pandangannya dari Jiji.

"Ji, trus Entertaiment lo gimana? Pasti ini semua gara-gara gue. Andai aja gue nggak ngalangin lo, pasti kerja sama kalian bakalan lancar,"ucapnya Ara menyalahkan dirinya.

"Ra, ini nggak sepenuh nya salah lo. Lagian gue juga udah capek sama sikap dia yang sewenang-wenang dan mengengkang gue. Dan gue ntar minta tolong sama daddy aja buat nyariin investor terbaik. Jadi, stop nyalahin diri lo sendiri,"jelasnya tenang. Semua orang yang berada di meja tersebut pun hanya bisa diam menatap interaksi mereka.

"Dek, tangan lo udah baikan?,"tanya Evan angkat bicara.

"Udah, tadi di obatin sama Ray,"jawab Jiji sambil menatap ke arah Ray.

"Thanks Ray,"ucap Evan.

"Napa berterima kasih ke gue sih. Kan udah jadi tanggung jawab gue juga buat jagain adek lo,"ucap Ray yang membuat semua pasang mata menatap ke arah nya seolah-olah mereka berpikir kalau Ray itu menjaga Jiji sebagai pacarnya.

"Sebagai sahabat gue,"lanjutnya yang langsung membuat semua orang kembali memasang ekspresi biasa.

Hadehhhh nih mulut nggak bisa di ajak kompromi- batinnya.

Jiji yang mendengar batinan dari Ray pun hanya tersenyum kecil dan kembali melanjutkan memakan cilok miliknya.

®®®

Gimana readers sama part terbaru cerita aku? Suka? Semoga aja suka ya.....

Thanks buat yang udah mau baca cerita aku

D
A
N
.
.
.

Jangan lupa vote and comment ya guys.....

ILY 😘😘😘

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

QUEEN : SANTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang