Cinta itu buta, bukan tapi cinta itu tulus, menerima apapun keadaannya meskipun sudah tidak sempurna lagi.
Raden Hilal Habzi
~~~
17:02
Di hari yang sama dengan rasa yang berbeda. Hilal memakai helm setelah menaiki motor matic besar miliknya, setelah itu kembali menekan-nekan layar bendah pipih miliknya.
"Tunggu di situ cari tempat duduk, jangan berdiri. Aku ke sana sekarang." setelah mendapatkan respon, Hilal langsung memutuskan panggilan itu lalu menyalakan mesin motornya meninggalkan pekarangan rumah.
Sebenernya waktu awal kuliah Papa nya sudah menawarkan ingin dibelikan motor sport atau mobil, tapi Hilal menolaknya dan memilih untuk dibelikan motor matic besar. Sebenarnya dalam hati ia ingin motor sport tapi dirinya tidak mau karena pacarnya tidak suka.
Karena sepeda motor yang ia miliki otomatis akan sering digunakan untuk membonceng pacarnya, jadilah Hilal memutuskan untuk tidak membeli motor sport, tidak masalah karena baginya tidak semua yang kita inginkan harus dimiliki.
Pikir Hilal nanti saja saat dirinya sudah bekerja dan mampu membeli rumah sendiri, lalu bisa menikahi pacarnya, ia akan menabung sedikit-sedikit penghasilannya untuk membeli motor sport impiannya, dengan uang hasil sendiri. Sangat indah memang bayangan Hilal untuk masa depannya.
Tujuh belas menit mengemudikan motornya, akhirnya Hilal bisa sampai di parkiran rumah sakit. Segera lelaki itu mematikan mesinnya, setelah itu melepaskan helmnya.
Berjalan dengan sedikit terburu-buru ke tempat pacarnya biasa menunggu. Semakin dekat dan bibirnya otomatis tersenyum saat melihat gadis pujaan hatinya sedang duduk manis sambil melihat orang lain berlalu lalang.
"Maaf nunggu lama," ucap Hilal yang seketika menarik perhatian Arabella.
Arabella Ryuki Chalandra, gadis cantik dan manis pujaan para lelaki, dengan wajah secantik itu laki-laki mana yang tidak tertarik dengan Arabella? Namun hanya Raden Hilal Habzi yang mampu menarik hatinya dan terjatuh sedalam-dalamnya.
Tujuh tahun menjalin kasih semenjak pertama kali menginjakkan kaki di bangku SMA membuat hubungan mereka bukan untuk main-main lagi. Sama-sama sudah saling mengenal lebih dalam kehidupan satu sama lain. Berjumpa keluarga pun bukan suatu hal yang jarang, mereka sudah cukup mengenal keluarga dari pasangannya, hapir sudah tidak ada yang ditutup-tutupi.
Arabella berdiri menjajarkan tubuhnya di depan Hilal dengan senyum manis andalannya, membuat Hilal tidak bisa untuk tidak ikut menarik bibirnya ke atas.
"Mau langsung pulang atau mampir dulu?" tanya Hilal sambil menarik tangan kiri Arabella lalu menggenggamnya. Setelah itu dirinya berjalan terlebih dulu dan diikuti Arabella di sampingnya.
"Kamu buru-buru?" Tanya Arabella sedikit mendongak ke samping kanannya, menatap wajah tampan kekasihnya.
Mau sebanyak dan sesering apapun Arabella sudah memandang wajah Hilal, dirinya tidak akan pernah berhenti untuk tetap terpesona. Entahlah ia tidak percaya dengan adanya pelet, tapi pesona kekasihnya ini sepertinya lebih kuat daripada pelet.
"Enggak. Sampai nanti malam waktu aku sama kamu, nggak boleh ada yang ganggu, apapun itu." ini bukan hanya sebuah bualan, Hilal bener-bener akan memberikan waktunya untuk Arabella kapanpun gadis itu mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILAL
Fanfiction🏅 1 Di Fullsun (Lengkap) Cinta itu buta, bukan tapi cinta itu tulus, menerima apapun keadaannya meskipun sudah tidak sempurna lagi. Di sini Hilal akan mengajarkan apa itu cinta yang tulus? Dan hubungan yang serius bukan hanya bisa dijalani oleh ora...