20. UCAPAN ADALAH DOA

559 88 1
                                    

Terkadang sesuatu yang dikatakan memang bisa menjadi nyata tanpa disengaja. Orang-orang mengatakan jika ucapan adalah doa.

Raden Hilal Habzi

~~~

"Jangan ngegertak aku, nggak mempan, Hilal." Ucap Arabella, tidak menanggapi ucapan Hilal.

"Kalau aku serius gimana?" Tanya Hilal sambil menaikkan alis kirinya, sedikit memancing Arabella.

"Inget Tuhan, jangan macem-macem kamu." Balas Arabella, ia rasa Hilal harus disadarkan.

Hilal megangguk lalu membalikkan tubuhnya ke arah orangtua Arabella sambil tersenyum.

"Aku boleh bicara berdua sama Arabella." Pinta Hilal, menyuruh kedua orangtua kekasihnya itu untuk ke luar dengan sopan.

"Iya." Balas Danish cepat."coba kamu bujuk Bella ya, Om minta bantuan kamu." Ucap Danish sambil menepuk bahu Hilal penuh harap, lalu mengajak Istrinya ke luar.

Memastikan pintu sudah tertutup, Hilal kembali menghadap Arabella, semakin mendekatkan wajahnya ke wajah kekasihnya itu, kali ini ekspresinya lebih serius dari sebelumnya.

"Kalau gitu biarin aku bunuh orang sebagai ganti aku nggak boleh bunuh diri." Ucap Hilal.

Arabella membulatkan matanya. Apa Hilal benar-benar bisa senekat itu? Apa kekasihnya ini ingin berubah menjadi orang yang kejam?

"Jangan gila kamu, Hilal. Kamu nggak mungkin bunuh diri, nggak mungin juga bunuh orang." Ucap Arabella.

"Sekarang apa yang nggak mungkin? Semua bisa jadi mungkin." Balas Hilal.

"Terus apa untungnya setelah kamu lakuin itu?" Tanya Arabella.

"Puas mungkin." Jawab Hilal memberi jeda."aku ubah keingin aku, aku nggak mau bunuh diri, aku mau bunuh orang aja." Lanjut Hilal.

"Bener-bener udah gila kamu." Balas Arabella.

"Kamu tahu sendiri aku emang udah tergila-gila sama kamu, tapi kayaknya kamu mau ngehianati hubungan kita cuma karena dengerin omongan orang lain." Ucap Hilal diakhir senyuman yang tidak pernah Arabella lihat sebelumnya, ah mungkin Arabella tidak pantas menyebutnya senyuman tapi seringaian.

"Hilal-" Ucapan Arabella seketika berhenti saat Hilal menaruh jari telunjuknya tepat di bibirnya.

"Terus aku harus gimana? Masa diem aja kalau ada yang mau ngehancurin hubungan kita?" Tanya Hilal sambil mengelus wajah Arabella pelan, namun hal itu bukan membuat Arabella tenang tapi takut. Hilal di depannya ini seperti bukan kekasihnya.

"Apa aku harus nyakitin kamu?" Tanya Hilal, Membuat Arabella semakin ketakutan.

"Nggak mungkin, kamu tahu sendiri aku sayang banget sama kamu." Ucap Hilal menjawab sendiri pertanyaannya."tapi kamu udah ada niatan buat hianatin aku. Aku marah sekarang." Lanjut Hial, sekali lagi Arabella mencoba menatap mata laki-laki itu lalu segara menunduk kembali. Hilal tidak sedang bercanda.

Hilal semakin memajukan dirinya lalu membawa Arabella ke pelukannya, memejamkan matanya sebentar lalu mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu.

"Jangan main-main sama aku, Arabella." Ucap Hilal berat yang mampu membuat Arabella merinding dibuatnya.

HILALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang