51. TSUNDERE

392 72 8
                                    

13:50

Tidak ada kata lain yang bisa digambarkan selain malas untuk bergerak dihari libur, banyak macam pilihan yang bisa dilakukan dihari libur, ada yang memilih untuk pergi berjalan-jalan yang memang menyenangkan tapi juga melelahkan, ada juga yang lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah dan bermesraan bersama tempat tidur seharian.

Sama halnya dengan Hilal, dirinya bukan tipe orang yang suka menghabiskan waktu liburnya di rumah, namun Arabella sudah melarangnya untuk pergi hari ini, jadilah sampai siang hari laki-laki itu masih betah di tempat tidurnya, bahkan selimut masih mengulung tubuhnya, dia belum bangun dari tempat itu sejak dini hari tadi.

"Katanya disuruh istirahat." Gumam Hilal kepada Arabella yang sudah membangunkannya.

"Ya nggak tidur terus gini juga, Hilal. Makan dulu, mandi, habis itu solat, baru deh kamu tidur lagi." Omelnya, pasalnya Hilal belum makan atau bahkan minum sejak pagi tadi, sudah seperti puasa.

"Salah terus jadi cowok, padahalkan aku nurutin kamu." Masih dengan mata terpejam Hilal membalas ucapan Arabella dengan malas.

"Ayo bangun dulu, perut kamu di isi dulu." Arabella menarik selimut yang menutupi tubuh laki-laki itu, membuat Hilal cemberut dibuatnya.

"Maunya yang isi perut kamu." Goda Hilal.

Salah tingkah, Arabella langsung menarik tangan kiri Hilal yang berada di atas perut laki-laki itu, dan apa yang terjadi cukup membuatnya terkejut.

Hilal langsung terduduk lalu sedikit menunduk sambil meringis pelan, sialnya tangan Arabella sudah mengenai luka lebamnya, tidak keras memang namun cukup menyakitkan.

"Kamu kenapa?" Tanya Arabella panik, juga kebingungan.

"Kebelet berak." Balas Hilal cepat, lalu bergegas ke kamar mandi.

Di tempatnya, Arabella masih dibuat kebingungan melihat tingah Hilal. Tidak biasanya.

Di dalam kamar mandi, Hilal langsung melepas kausnya dan setelah itu melihat dada menuju perutnya yang semakin tampak jelas lebam di sana. Padahal tadi terasa baik-baik saja, hanya karena disentuh sedikit saja kenapa sengilu ini?

Terlanjur di kamar mandi, Hilal memutuskan untuk sekalian mandi dan mengambil air wudhu, setelah itu menjalankan kewajibannya selagi Arabella ke luar kamar.

Selesai dengan urusannya, Hilal ke luar dari kamar dirinya dan Arabella, dengan celana kain panjang dan juga kaus putih.

"Makan dulu." Panggil Arabella yang sudah menyiapkan makanan untuk Hilal di atas meja makan.

"Eh, udah mandi?" Tanya Arabella saat melihat rambut laki-laki itu sedikit basah, pakaiannya pun sudah berbeda dari sebelumnya.

"Udah solat juga." Ucap Hilal sambil duduk di kursi.

"Ya udah kalau gitu makannya nggak usah buru-buru." Arabella menuangkan air putih dalam gelas di samping Hilal.

"Mau kopi?" Tawar Arabella saat Hilal sudah mulai makan.

"Nanti aja" Balas Hilal, lalu mendongak ke Arabella di sebalah kanannya. "habis makan, aku mau ke luar sebentar ya." Ucapnya.

"Ke mana?" Tanya Arabella penasaran.

"Mau bawa motor ke temen, kayaknya harus ada yang perlu diservice, bannya juga udah waktunya ganti. Besok motornya mau aku pakai buat lihat proyek pembangunan toko." Jelas Hilal, lalu kembali melanjutkan makan.

"Besok pakai mobil Mama aja." Balas Arabella, mengingat tempat pembangunan toko yang Hilal kelolah cukup jauh.

"Naik motor lebih cepet." Balas Hilal.

HILALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang