Hilal berfikir apa yang membuat Reyhan sampai datang ke kamar Arabella? Kenapa dia ingin menemui gadisnya? Hilal tidak suka, sangat tidak suka jika ada laki-laki yang mendekati Arabella.
"Masuk aja, Rey." Arabella membenarkan duduknya membuat pelukan Hilal terlepas.
Hilal pun ikut menegakkan dirinya, namun tidak beranjak dari ranjang Arabella sampai Reyhan duduk di kursi di depan mereka.
"Aku sendirian di kamar, jadi ke sini mau cari temen ngobrol sama Arabella tapi aku nggak tau kalau ada Hilal, jadi aku pasti ganggu kalian." Ucap Reyhan merasa tidak enak.
"Nggak ganggu, aku sama Hilal juga lagi ngobrol biasa." Balas Arabella lalu mendongak ke Hilal untuk mendapatkan anggukan.
Hilal menaikkan alis kirinya, tersenyum miring menatap Arabella lalu mengangguk.
"Emm, ngelihat kalian kayaknya nggak mungkin baru pacaran, pasti udah lama." Ucap Reyhan."kelihatan udah deket banget, Hilal selalu ke Rumah sakit pasti udah deket juga sama orangtuanya Arabella." Lanjutnya.
"Iya baru tujuh tahun." Balas Hilal.
Reyhan membulatkan matanya, bibirnya sedikit terbuka karena terlalu terkejut.
"Tujuh tahun, berarti udah lama banget. Hebat kalian bisa langgeng sampe sekarang."
"Iya alhamdulillah, nggak pernah ada alasan buat kita berdua pisah." Ucap Hilal menatap Arabella dan Reyhan bergantian."tahun ini Insyallah kita berdua bisa sah." Hilal mengatakannya sambil menatap Arabella dengan senyum manis di bibirnya.
"Kalian juga udah ada rencana nikah? Wah pasti sih kan pacarannya juga udah lama." Balas Reyhan masih dengan sisa-sisa keterkejutannya.
"Iya semoga yang udah direncanain lancar." Ucap Hilal yang diamini oleh Arabella.
"Aku pernah bilangkan kalau Hilal ini baik banget, dia serius dan nggak pernah nyakitin aku, sekarang kamu bisa lihat sendiri kan. Cewek mana yang bisa nolak Hilal? Nggak ada. Aku selalu ngerasa bangga sama beruntung bisa terus sama Hilal." Arabella mengucapkan dengan tanpa beban. Sudah bukan lagi rahasia kalau gadis itu akan selalu membanggakan kekasihnya ini. Arabella selalu merasa bahagia dan bangga mengetahui Hilal adalah miliknya.
"Kalau kamu sendiri gimana, Rey?" Tanya Arabella.
"Apanya?"
"Soal percintaan kamu."
Reyhan memainkan kuku-kuku jarinya lalu menunduk tampak sedikit berfikir.
"Aku belom ada pasangan sekarang tapi kayaknya aku lagi suka sama seseorang." Jawab Reyhan.
Hilal menyipitkan matanya curiga, dirinya sedikit was-was berbeda dengan Arabella yang tampak antusias.
"Beneran? Siapa?" Tanya Arabella cepat.
"Nanti juga kamu bakal tau sendiri, aku bakal deketin dulu terus ungkapin perasaan aku, aku pasti ungkapin entah itu diterima atau enggak, aku pasti bakal ungkapin perasaan ke orang yang aku suka." Balas Reyhan.
"Cerita aja siapa tau aku nanti bisa cariin solusi."
"Agak rumit. Jangan ikut mikirin percintaan aku, aku nggak mau nanti malah nambah beban pikiran kamu." Ucap Reyhan.
"Kita sama-sama sakit keras, kamu pasti paham apa yang aku rasain, aku mau nanti kalau pergi bisa tenang tanpa ada yang ngeganjel, makanya aku nggak mau ngerepotin orang lain, tapi aku punya perasaan dan itu harus diungkapin sebelum aku pergikan. Ini nyiksa banget tapi aku bisa apa? Hadirnya perasaan ini bukan kehendak aku sendiri." Reyhan menepuk-nepuk dadanya, mengutarakan isi hatinya yang ia pendam sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILAL
Fanfiction🏅 1 Di Fullsun (Lengkap) Cinta itu buta, bukan tapi cinta itu tulus, menerima apapun keadaannya meskipun sudah tidak sempurna lagi. Di sini Hilal akan mengajarkan apa itu cinta yang tulus? Dan hubungan yang serius bukan hanya bisa dijalani oleh ora...