56. JATAH BAHAGIA

463 60 4
                                    

Mungkinkah aku meminta
Kisah kita selamanya?
Tak terlintas dalam benakku
Bila hariku tanpamu

~~~

13:00

Jika bahagia akan dirasakan setiap manusia di bumi ini, Hilal ingin meminta hal itu sekarang. Hidupnya terlalu berliku, ia hanya ingin keadaan selalu tenang, tidak muluk-muluk, Hilal ingin meminta kesehatan untuk semua orang tersayangnya.

Sudah lelah rasanya menjadikan Rumah sakit menjadi rumah kedua, cobaan seakan tidak ingin berhenti mengikutinya. Jika bisa memilih, Hilal tidak mau hidup seperti ini, tetapi apa boleh buat jika takdir berkehendak demikian, dirinya bisa apa?

Baru beberapa hari ini mereka merasakan rasa itu, tetapi hari ini keduanya seakan dijatuhkan dari atas langit sampai ke dasar bumi.

"Kemoterapi sangat riskan jika dilakukan ditrimester pertama, karena akan berpengaruh pada pertumbuhan janin." Dokter Edwin baru saja mengetahui hal ini, seharusnya ini menjadi kabar bahagia jika disaat yang tepat bukan?

"Terus bagaimana, Dokter?" Tanya Hilal cemas.

"Untuk saat ini kemoterapi bisa ditunda sampai usia janin ditrimester kedua." Jelas Dokter Edwin.

"Apa efeknya tidak bahaya untuk Anak saya, Dokter?" Tanya Arabella sambil memegang perutnya.

Dokter Edwin menarik nafasnya panjang, memperbaiki duduknya untuk semakin menatap Arabella dan Hilal. Tangan Dokter itu bertaut di atas meja, lalu tersenyum kecil setelah menata katanya.

"Bohong kalau saya bilang ini tidak berbahaya, jika terus-terusan ditunda. Tetapi kalian tenang saja karena bukan hal langka jika kemoterapi dilakukan saat dalam kondisi mengandung." Jelas Dokter Edwin. "biasanya seorang pengidap tumor otak akan memilih untuk menunda kehamilan. Ada beberapa kasus mengidap tumor otak saat dalam keadaan mengandung, namun itu terjadi saat kandungan sudah lebih kuat, singkatnya pasien baru mengetahui jika mengidap tumor otak saat sedang mengandung, bukan sudah tau mengidap tumor otak dan setelah itu mengandung. Tapi ini bukan berarti hal yang salah, Anak tetaplah anugerah, tidak ada yang salah dan perlu disalahkan."

Bertahun-tahun Dokter Edwin menekuni profesinya ini, sejujurnya Arabella adalah pasien yang saat ia kenal karakternya, perempuan itu sudah sakit saat usianya terbilang masih masih belia, dia turut bahagia jika Arabella bahagia, dan sekarang masalah kembali muncul kepada pasiennya tersebut.

"Dokter, apa tidak bahaya meskipun sudah masuk trimester kedua?" Tanya Arabella.

"Umumnya kemoterapi tidak berbahaya bagi ibu hamil selama usia kandungan sudah dua belas atau empat belas minggu." Jelas Dokter Edwin.

"Kalau radioterapi, Dokter? Sebelumnya Ara cukup efektif menjalani metode itu." Tanya Hilal, ingat bahwa Arabella pernah menjalani terapi radiasi dan mendapatkan respon baik di tubuh Istrinya tersebut.

"Kenapa sebelumnya saya lebih menganjurkan kemoterapi daripada radioterapi? Karena untuk kondisi saat ini Arabella lebih dianjurkan untuk kemoterapi, apalagi sekarang sedang dalam keadaan mengandung. Melakukan tindakan radioterapi sangat berbahaya bagi Ibu hamil." Ucap Dokter Edwin.

"Saya tau ini berat bagi kalian. Kemoterapi ini seharusnya tidak bisa terus ditunda, tetapi ada nyawa lain juga yang harus dijaga. Kalian bisa diskusikan semuanya secara kekeluargaan, dan saya pasti akan melakukan pengobatan dengan sebaik mungkin nantinya." Kembali lagi, dirinya sebagai Dokter tidak ada hak untuk memaksa, biarkan Arabella dan Hilal mengambil keputusan mereka sendiri.

•••

Tidak ada obrolan, tidak ada topik menarik yang bisa dibahas, di dalam perjalanan pulang hingga sampai di rumah, Hilal dan Arabella sama-sama bungkam.

HILALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang