Bahagia sederhana, bisa bersama orang terkasih tanpa memikirkan waktu yang mengejar, itu sudah lebih dari cukup membahagiakan.
Arabella Ryuki Chalandra
~~~
Kesabaran dan niat yang sudah dilewati cukup lama akhirnya bisa sampai ke ujung di mana rencana itu bisa direalisasikan.
Beberapa bulan ini Arabella sudah cukup stress dan bersabar menghabiskan hari-harinya di Rumah sakit akibat kondisinya yang memburuk. Dan pada hari ini gadis itu pun akhirnya bisa mewujudkan rencana liburannya bersama Hilal waktu itu.
Pagi ini pukul delapan pagi, Hilal sudah sampai di rumah orangtua kekasihnya dengan mengendarai mobil Adam yang sudah dirinya pinjam. Hari ini mereka berdua akan pergi berlibur ke pantai.
"Jaketnya jangan dilepas, sama topinya jangan lupa dipakai, ingat kepala kamu nggak boleh terkena sinar matahari langsung." Jelas Rania sambil merapihkan jaket yang membungkus tubuh putrinya tersebut.
"Siap, Ma." Arabella menunjukkan Ibu jarinya dengan semangat.
"Bener nggak mau pakai supir aja, Hilal?" Tanya Danish cukup khawatir karena perjalanan yang akan ditempuh kedua anak itu memakan waktu kurang lebih empat jam, ia takut Hilal kelelahan dan dapat membahayakan keduanya jika memaksakan untuk tetap menyetir sendiri.
"Nggak usah, Om. Aku sanggup kok nyetir sendiri." Balas Hilal."nanti kalau capek bisa berhenti dulu." Jelasnya.
Bagi Hilal untuk kali ini cukup hanya mereka berdua saja, tidak boleh ada orang lain yang mengganggu waktu keduanya disaat liburan yang berharga ini, karena bukan hanya Arabella yang menatikan bisa menghabiskan waktu berdua di alam terbuka, tapi Hilal juga.
"Ya sudah kalau gitu pelan-pelan aja, jangan ngebut." Balas Danish sambil mengelus kepala putrinya dengan lembut.
"Iya Om, pasti. Kalau gitu kita berangkat sekarang." Hilal meraih tangan kanan Danish lalu menciumnya dan setelah itu beralih ke Rania.
"Berangkat dulu ya, Pa." Arabella melakukan hal yang sama seperti Hilal lalu mencium pipi kanan dan kiri Papanya tersebut.
"Nikmatin liburannya di sana, tapi jangan sampai lupa kesehatan." Danish membalas lalu mengecup kening putri semata wayangnya itu.
"Pasti." Balas Arabella sambil tersenyum sangat manis, lalu beralih ke Rania."aku berangkat ya, Ma." ucapnya lalu mengulangi apa yang sudah dirinya lakukan ke Papanya.
"Hati-hati di sana, sayang." Rania memeluk putrinya itu sebentar lalu kembali merapihkan jaket Arabella, sama seperti saat dulu wanita itu harus rela melepaskan anaknya ini pergi berlibur setelah ujian sekolah.
"Iya, Ma." Arabella mengangguk masih dengan senyum cerah menghiasi wajah cantiknya.
"Kita berangkat. Assalamualaikum." Ucap Hilal.
"Waalaikumsalam." Balas Danish dan Rania. Tidak ada kekhawatiran sama sekali karena percaya sepenuhnya Hilal akan menjaga putri mereka sebaik mungkin.
Hilal membawa tas Arabella ke luar lalu menaruhnya di kursi belakang bersama tasnya yang sudah ada di sana.
Setelah itu Hilal memutari mobil untuk membukakan pintu Arabella dan memastikan gadis itu sudah duduk dengan nyaman menggunakan sabuk pengaman.
"Pamit Om, Tante." Ucap Hilal sebelum masuk ke mobilnya.
"Iya, hati-hati."
Hilal tersenyum sambil mengangguk lalu masuk ke dalam mobil tempat kemudi dan menyalakan mesin mobil itu sebelum menjalankannya. Hilal menekan klakson satu kali lalu mulai menjalankan mobilnya meninggal rumah orangtua Arabella.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILAL
Fanfiction🏅 1 Di Fullsun (Lengkap) Cinta itu buta, bukan tapi cinta itu tulus, menerima apapun keadaannya meskipun sudah tidak sempurna lagi. Di sini Hilal akan mengajarkan apa itu cinta yang tulus? Dan hubungan yang serius bukan hanya bisa dijalani oleh ora...