Dengarkanlah wanita pujaanku
Malam ini akan kusampaikan
Hasrat suci kepadamu dewiku
Dengarkanlah kesungguhan iniAku ingin mempersuntingmu
Tuk yang pertama
Dan terakhir~~~
Belum sampai di puncaknya, namun cukup membuat lega, pada hari ini mungkin akan menjadi sejarah baru dalam hubungan Hilal dan Arabella, akirnya setelah janji yang diucapkan berulang kali, Hilal bisa menepatinya malam ini.
Laki-laki dengan rambut yang sudah berubah warna menjadi hitam tersebut akan datang ke rumah kekasihnya bersama dengan keluarganya untuk mempersunting gadis itu.
"Santai aja itu muka lo, ketat amat kayak sempak." Juan mencibir Hilal yang duduk di sampingnya dengan wajah tegang.
Dean duduk di kursi kemudi dengan Adam di sampingnya dan Aleta berada di pangkuan Papanya tersebut, sedangkan Ghina, Juan dan Hilal yang berada di antara keduanya duduk di kursi penumpang.
"Juan, mulutnya." Tegur Ghina.
"Liat aja mukanya Ma, enggak banget." Ucap Juan sambil menunjuk-nunjuk wajah Hilal yang langsung dihadiahi lirikan sebal dari anak itu.
"Nanti kamu kalau mau ngelamar juga gini, tegang." Ucap Ghina.
"Lo diem aja deh." Sela Hilal cepat saat Juan akan kembali menyahuti ucapan Mamanya.
"Galak amat. Orang kalau mau melakukan hal yang baik itu sumringah, bukannya malah uring-uringan kayak gini." Ucap Juan.
"Gue seneng, lo aja yang merusak suasana." Balas Hilal.
"Kok malah berantem?" Tanya Adam sekaligus menegur.
"Udah mau sampai ini, siap-siap." Dean mengeluarkan suaranya saat mobil mereka sudah masuk komplek perumahan Arabella.
Hilal merapihkan kemeja batik yang dipakainya yang setelah itu tangan Ghina pun membantu untuk merapihkan rambut anak itu.
"Udah ganteng, sekarang senyum yang lebar." Ucap Ghina sambil menangkup kedua sisi pipi Hilal, membuat putranya itu menatapnya.
Hilal megangguk menanggapi ucapan Ghina, dan setelah itu dirasakannya mobil berhenti, tepat di depan rumah Arabella.
"Ayo turun." Ajak Dean setelah itu turun terlebih dahulu dan membuka bagasi untuk mengeluarkan barang-barang untuk acara lamaran Hilal dan Arabella.
Mereka berjalan dengan Adam dan Ghina yang memimpin. Kepala keluarga itu menekan bel rumah, dan tidak membutuhkan waktu yang lama, pintu utama tumah terbuka dari dalam, menampilkan wajah sumringah Danish.
"Pak Adam, Bu Ghina. Silahkan masuk." Sapa Danish ramah sambil membuka pintu lebar-lebar.
"Assalamualaikum, Pak Danish." Adam mengucapkan salam sambil menjabat tangan Danish.
"Waalaikumsalam. Ayo masuk." Ajak Danish.
Danish mengajak Adam sekeluarga ke ruang tamu, di mana di tempat itu sudah ada Rania dan Arabella yang sudah duduk di sana.
"Silahkan duduk." Ucap Danish lalu duduk di samping putrinya.
Rania berdiri untuk menyalami tamu mereka, diikuti oleh Arabella yang mencium tangan Adam dan Ghina bergantian.
"Kita santai aja ya, Pak Adam." Ucap Danish.
"Iya Pak, tapi nggak tau anak-anak kayaknya nggak bisa santai." Balas Adam diiringi tawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILAL
Fanfic🏅 1 Di Fullsun (Lengkap) Cinta itu buta, bukan tapi cinta itu tulus, menerima apapun keadaannya meskipun sudah tidak sempurna lagi. Di sini Hilal akan mengajarkan apa itu cinta yang tulus? Dan hubungan yang serius bukan hanya bisa dijalani oleh ora...