38. BUKAN WILL YOU MARRY ME

467 65 7
                                    

Aku nggak akan bilang will you marry me ke kamu, karena aku nggak mau nanya apa kamu mau menikah sama aku, enggak. Aku mau bilang kalau kita bakal menikah.

Raden Hilal Habzi

~~~

15:30

Dimenjelang sore hari, pantai semakin dipadati oleh pengunjung yang terus berdatangan untuk ikut bersenang-senang di sana, entah hanya berjalan di bibir pantai, berenang atau bahkan hanya duduk sambil memperhatikan pantai dari jarak yang cukup jauh agar tidak terkena hempasan air dari ombak.

Sudah lebih dari satu jam Hilal dan Arabella menghabiskan waktu mereka hanya sambil duduk berdua dengan diselingi obrolan ringan di antara keduanya.

Hilal semakin menarik tangan kiri Arabella yang ada digenggamannya, menaruh di atas pangkuan lalu tangan kirinya yang bebas, mengambil kotak di saku celananya dan mengeluarkan satu benda di dalamnya yang beberapa hari lalu sudah ia beli bersama Ghina.

Melihat kekasihnya masih nyaman menyandarkan kepalanya di pundak kanannya sambil sesekali tersenyum melihat kegiatan orang lain di depan sana. Hilal memasangkan cincin di tangannya ke jari manis tangan kiri Arabella sampai saat terpasang dengan sempurna, hal itu berhasil membuat Arabella terkejut karena pergerakan tersebut.

Menegakkan tubuhnya dengan cepat, gadis itu langsung melihat jari manis tangan kirinya yang sudah terhiasi cincin dengan bentuk bulan sabit di tengahnya. Arabella menatap Hilal tidak percaya yang disambut senyum manis di wajah kekasihnya itu.

"Aku nggak akan bilang will you marry me ke kamu, karena aku nggak mau nanya apa kamu mau menikah sama aku, enggak. Aku mau bilang kalau kita bakal menikah." Ungkap Hilal sangat tulus sampai ke matanya.

Kedua tangan Hilal meraih tangan kiri Arabella lalu menggenggamnya hangat. Menatap mata perempuan yang dicintainya itu dengan begitu dalam.

"Aku nggak pernah main-main kalau aku bilang mau nikahin kamu. Aku cuma butuh waktu dan aku rasa sekarang waktu yang tepat buat bilang secara resmi kalau mau nikahin kamu. Nanti setelah pulang dari sini, aku bakal ngajak orangtua aku datang ke rumah kamu buat lamar kamu secara resmi." Tatapan sendu dan kata tulus dari Hilal mampu membuat mata Arabella berkaca-kaca dibuatnya.

Tidak menyangka jika Hilal akan memberikan kejutan seperti ini di liburan yang sudah cukup indah bagi Arabella.

"Jangan nangis." Hilal mengusap bawah mata gadis itu saat melihat matanya berkaca-kaca.

"Gantian." Hilal memberikan kotak cincin di tangannya ke Arabella yang langsung dibuka oleh kekasihnya tersebut.

Arabella mengambil satu cincin di dalamnya lalu memperhatikan cincin dengan gambar matahari di tengahnya sambil tersenyum kecil.

Lalu Arabella kembali menoleh ke wajah Hilal yang masih memperhatikannya sedari tadi.

"Pilihan kamu bagus." Pujinya lalu mengambil tangan kiri Hilal dan memasangkan cincin itu ke jari manisnya.

"Waktu aku mau beli cincin, aku langsung tertarik sama cincin ini." Ucap Hilal sambil menggenggam kembali tangan kiri Arabella, namun kali ini dengan tangan kirinya, membuat kedua jari yang sudah terhiasi itu bersanding dengan begitu indah.

"Kamu suka?" Tanya Hilal sedikit memajukan wajahnya menatap wajah Arabella lebih dekat.

"Nggak ada alasan buat aku nggak suka." Arabella memperhatikan tangan keduanya yang saling bertaut."lebih dari bagus, ini indah." Lanjutnya diakhiri senyum.

HILALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang