07:00
Hari minggu, hari dimana hampir sebagian besar orang-orang akan memanfaatkannya untuk beristirahat dan berkumpul bersama dengan keluarga.
Begitupun halnya dengan keluarga Habzi, hari minggu ini sama seperti hari minggu biasanya yang mereka habiskan bersama keluarga.
"Kamu kemarin pulang jam berapa?" Tanya Ghina sambil menaruh susu hangat untuk Hilal di samping piring anak itu.
"Jam satu." Jawab Hilal lalu menyuapkan satu sendok ke mulutnya.
"Terus tidur jam berapa?" Tanya Ghina lagi setelah duduk.
"Jam empatan, pokoknya habis shalat subuh. Main game dulu." Balas Hilal.
"Terus sekarang udah bangun. Habis makan tidur lagi, jangan main." Ucap Adam.
"Nggak bisa tidur."
"Bisa. Kamu kurang tidur gitu, masa cuma tidur dua jam." Balas Adam.
"Udah cukup tidur dua jam." Ucap Hilal bersamaan dengan selesai makannya, lalu meneguk air putih dan setelah itu susu yang dibuatkan oleh Mamanya.
"Kamu baru sembuh. Dijaga badannya." Tutur Ghina.
"Orang udah sembuh dari lama kok." Balas Hilal.
"Pokoknya nggak boleh main ke luar dulu hari ini." Ucap Adam melarang, takut-takut nanti anaknya mengantuk di jalan yang bisa membahayakan orang lain dan dirinya lagi.
"Nggak janji."
"Papa nggak lagi bikin janji." Ucap Adam sekali lagi.
"Oke." Balas Hilal.
Setelah itu sarapan selesai dengan perginya mereka satu persatu dari meja makan, dimulai dari Hilal, Juan, Adam dan terakhir Aleta. Sedangkan Dean masih ada di sana sambil membantu Ghina membersihkan meja makan.
"Leta." Panggil Hilal setelah turun tangga sambil menenteng yupi dalam toples.
Laki-laki itu menghampiri Aleta yang duduk di karpet ruang keluarga sambil melihat tv, di sampingnya ada Dean dan Juan yang duduk di atas sofa sambil memainkan ponsel.
"Nih buat kamu." Hilal memberikan satu toples yupi ke Aleta setelah duduk di samping anak itu.
"Wah yupi. Makasih Kak Hilal." Aleta menerima toples itu sambil tersenyum lebar.
"Habisin, nanti Kakak beliin lagi kalau lagi ke warungnya Mas Jepri." Ucap Hilal.
"Oke Kak." Balas Aleta sambil membuka toples di tangannya.
"Katanya Mas Jepri dia kangen sama Kak Dean sama Juan. Kapan-kapan suruh mampir ke warungnya." Ucap Hilal lalu menyandarkan punggungnya ke sofa.
"Iya udah lama nggak ke sana." Balas Dean.
"Kak, bukain." Aleta menberikan satu bungkus yupi ke Dean.
Dean mengambilnya lalu memberikannya kembali setelah terbuka dan terus seprti itu. Sudah dikatakan Dean bukan lagi terlihat seperti Kakak dan Adik tetapi lebih terlihat seperti Ayah dan anak. Mulai dari membangunkan Aleta, menemani menonton tv, mengajari pelajaran yang kurang jelas, dan memberikan apapun yang Adik kecilnya itu mau.
Sedangkan Aleta fokus menonton serial kartun di tv sambil mulutnya fokus mengunyah. Lihatlah begitu damainya hidup anak itu.
"Haa." Hilal menguap. Ternyata mengantuk juga kalau harus di rumah tidak melakukan kegiatan apapun seperti ini.
"Tidur di kamar, Hilal." Ucap Dean setelah melihat Adiknya itu merebahkan dirinya di karpet.
"Nggak tidur." Balas Hilal lalu mengambil bantal sofa dan memakainya sebagai bantal kepala.

KAMU SEDANG MEMBACA
HILAL
Fanfiction🏅 1 Di Fullsun (Lengkap) Cinta itu buta, bukan tapi cinta itu tulus, menerima apapun keadaannya meskipun sudah tidak sempurna lagi. Di sini Hilal akan mengajarkan apa itu cinta yang tulus? Dan hubungan yang serius bukan hanya bisa dijalani oleh ora...