Siang itu, tiga tahun yang lalu, tahun kedua Juan berada di perguruan tinggi. Laki-laki itu berjalan di trotor jalan bersama temannya sambil membawa tas di pundak kanannya.
Kelasnya sudah selesai begitu juga dengan temannya ini, laki-laki yang dikenalnya sudah hampir satu setengah tahun semenjak kuliah.
"Juan."
Mendengar namanya dipanggil, Juan menolehkan kepalanya ke sisi kanan, tepat temannya itu berjalan di sampingnya.
"Kenapa, Rey?" Tanya Juan.
"Besok sama lusa kan libur, mau pergi nggak ke villa keluarga aku?" Tanya Reyhan.
"Villanya di mana?" Tanya Juan, memastikan sebelum mengiyakan atau menolak, karena kalau jauh Juan malas, lebih baik tidur di rumah.
"Deket pantai sini." Jawab Reyhan.
"Oh boleh deh kalau deket." Juan memutuskan."sama siapa aja?" Tanya Juan.
"Nggak sama siapa-siapa sih, emang kamu mau ajak siapa?" Tanya Reyhan.
Sebenarnya Juan sudah sering mengatakan pada Reyhan agar panggilan mereka lebih santai saja karena keduanya juga sudah kenal lumayan lama dan akrab, namun temannya tersebut hanya selalu mengiyakan tanpa berubah.
"Nggak bawa siapa-siapa gue, kan cuma ikut lo ke villa keluarga lo aja." Ucap Juan sadar diri.
"Santai aja kali, aku udah bilang juga sama Papa kalau mau pakai villanya tiga hari." Balas Reyan.
"Ya udah ajak Adik lo aja deh, Leno seru anaknya biar nggak berdua doang." Ucap Juan memberikan satu saran.
Reyhan tampak berpikir lalu segera membalas ucapan Juan karena ekspresi laki-laki itu yang terlihat meminta tanggapan darinya.
"Nanti coba aku tanyain ke anaknya dulu, bisa apa enggak." Balas Reyhan.
"Nanti kalau alasan biar gue aja yang ajak, pasti nggak bakal nolak tuh anak." Memang Juan cukup akrab dengan Adik temannya tersebut, mengingat mereka bertiga sering bertemu.
Reyhan mengangguk lalu kembali menoleh ke depan, memfokuskan jalannya.
Setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing dan sore harinya Reyhan memberikan kabar jika Leno bisa ikut bersama mereka.
Juan mengemasi barangnya dan juga baju ganti yang ia rasa cukup untuk dibawa berlibur dua hari ke depan. Dirinya sudah janji untuk bertemu dengan Reyhan dan Leno di depan komplek rumahnya karena mereka akan pergi menggunakan mobil Reyhan.
Sebenernya Reyhan ingin menjemputnya di depan rumah Juan namun temannya itu menolak dan menyuruhnya hanya berhenti di depan saja.
Setelah berpamitan dengan Mama dan Papanya melalui telepon, Juan mulai pergi berjalan kaki sambil membawa tas di pundaknya.
"Mau gue anter nggak?" Tanya Hilal sambil bersadar di pintu rumah, tangan kanannya menggenggam satu potong kiko yang sudah ia patahkan lalu diberikan ke Aleta setengahnya.
"Nggak." Balas Juan singkat lalu ke luar dari pagar rumah mereka.
Hilal mencibir pelan lalu mengunci pagar rumah setelah Juan pergi begitu saja tanpa menutupnya.
Dari tempatnya berjalan, Juan sudah bisa melihat mobil mewah milik Reyhan yang sudah berhenti di depannya, membuat ia semakin mencepatkan langkah kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILAL
Fanfiction🏅 1 Di Fullsun (Lengkap) Cinta itu buta, bukan tapi cinta itu tulus, menerima apapun keadaannya meskipun sudah tidak sempurna lagi. Di sini Hilal akan mengajarkan apa itu cinta yang tulus? Dan hubungan yang serius bukan hanya bisa dijalani oleh ora...