49. MENJADI LEBIH SEMPURNA

347 64 1
                                    

Ini hari yang bahagia, dan dirasa bukan hanya satu orang saja yang merasakan, jadi bisa dikatakan jika hari andalah hari yang membahagiakan.

Arabella sudah pulang dari rumah sakit dua minggu yang lalu, dan setelah itu Hilal langsung dengan sibuk mengurus pernikahan mereka dibantu oleh Danish. Gadis cantik itu hanya perlu menunggu sambil istirahat di rumah dengan nyaman.

Sampai di depan kediaman Danish sekeluarga, supir keluarga tersebut menghentikan mobil yang dikemudikannya. Setelah itu Hilal turun terlebih dahulu untuk mempersilahkan Arabella dengan baju pengantin yang menghiasi tubuh kurusnya turun dari mobil.

Dengan senang hati wanita itu meraih tangan Hilal, lalu turun. Akhirnya hari ini keduanya resmi menjadi suami Istri setelah melakukan ijab kabul kembali secarah sah di mata Agama dan hukum.

Arabella benar-benar merasa sangat bahagia, akhirnya ia bisa merasakan saat-saat seperti ini dengan semestinya. Hidupnya terasa sempurna.

Sebenarnya Hilal ingin mengadakan pesta, namun Arabella menolaknya, meskipun ini pernikahan pertama dari kedua keluarga. Di sini dirinya baru menemukan kembali gairah untuk tetap hidup dan segera sehat, dirinya ingin egois untuk kali ini saja dengan tidak ingin menggelar acara pernikahan agar tidak kelelahan, lalu dengan pertimbangan yang matang dari kedua belah pihak, akhirnya mereka menuruti permintaan Arabella yang cukup berat itu.

Jujur saja Hilal kecewa tentu saja, tapi dirinya akan lebih menyesal jika saja setelah menggelar acara itu Arabella akan kelelahan dan berakibat fatal nantinya.

"Kalian istirahat dulu. Nanti kalau udah waktunya makan malam, Mama bangunin." Ucap Rania pada kedua anaknya tersebut.

Sudah sejak pagi mereka menguras tenaga sampai sore hari ini, dan sekarang istirahat sebentar rasanya tidak masalah.

"Iya, Ma." Jawab Arabella lalu pergi ke kamarnya yang sekarang juga sudah menjadi hak milik Hilal.

Hilal menutup pintu kamar sebagai orang terakhir yang masuk, lalu melepas peci bersama jas yang dikenakannya.

"Mau dibantuin?" Tanya Hilal sambil menghampiri Arabella yang duduk di meja rias.

"Enggak usah, kamu mandi dulu aja." Jawab Arabella sambil melepas hijabnya.

Bukan pakaikan pernikahan yang rumit, dirinya menggunakan gaun yang cukup sederhana dikenakan namun tetap elegan, juga hijab yang sudah ditata sedemikian rupa untuk hari ini.

"Kalau aku udah mandi, gantian kamu ya habis itu kita salat ashar dulu baru istirahat." Ucap Hilal yang diangguki Arabella.

Setelah itu Hilal berjalan ke kamar mandi sambil melepas kancing kemejanya satu persatu, lalu meraih handuk sebelum masuk dan menutup pintu.

Arabella menyelesaikan bagian akhir dari kegiatan menghapus make upnya, lalu bergegas ke lemari pakaian untuk mengambil celana pendek dan juga kaus milik Hilal, tidak lupa juga dirinya menyiapkan sarung dan sajadah di samping baju laki-laki itu. Menyenangkan sekali, kegiatan ini Arabella sangat menyukainya.

Saat pintu kamar mandi terbuka dan Hilal ke luar dari sana, Arabella langsung mengambil alih tempat itu untuk dirinya pakai membersihkan tubuh.

Senyum dibibir Hilal terbit begitu saja saat melihat pakaiannya ada di atas tempat tidur. Bukan hanya Arabella, Hilal juga menyukai ini.

Setelah keduanya sudah bersih, Hilal dengan khusyuk memimpin salat sore hari ini sampai dengan berdoa ke pada Tuhan mereka, meminta yang terbaik dari segala yang lebih baik di dunia ini.

Penutup, Arabella mencium tangan kanan Hilal yang setelah itu dibalas kecupan di dahinya oleh Suaminya tersebut.

"Tidur bentar yuk. Capek banget kan hari ini?" Setelah menata sarung dan sajadahnya yang sudah dilipat, Hilal menyerahkan benda itu ke Arabella, agar ditaruh bersamaan dengan mukenah Istrinya tersebut.

HILALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang