6. ORANG CAKEP SELALU BENAR

879 121 3
                                    

Kata-kata cewek nggak pernah salah itu kurang tepat, yang bener orang cakep nggak akan pernah kelihatan salah.

Juan Arjuna Habzi

~~~

"Sarden." Panggil Juan berjalan dari arah belakang sofa yang sedang di duduki Hilal di ruang tamu.

"Gue bilangin Mama ya lo manggil gue sarden lagi." Ancam Hilal tidak terima nama bagusnya diubah jadi seperti itu.

"Yee anak Mama dasar, mana tukang ngadu."

"Iya lah gue anak Mama, nggak tau kalau lo." Balas Hilal.

"Dasar anak Mama. Cowok beneran nggak lo?" Pancing Juan. Ya di ketiga Saudaranya memang Hilal lah yang paling dekat dengan Juan, mengingat jarak umur mereka berdua yang tidak terlalu jauh, hanya berbeda satu tahun.

"Mau gue tunjukin? Gede-gedean sini." Hilal kembali membalas sambil menegang ujung kausnya.

Juan tertawa kencang melihat ekspresi Hilal yang tidak bisa dikontrol. Kalau dipikir-pikir selera humor Juan memang rendah, hanya saja dirinya yang jarang bergaul dengan orang lain membuat tidak banyak yang tahu.

"Lal, ikut gue." Ajak Juan setelah menghentikan tawanya.

"Ke mana?"

"Ke Bromo."

Hilal kembali mendongak menatap Juan yang masih berdiri di sebelah kanan sofa yang ia duduki. Memang menyebalkan Juan ini, selalu berubah menjadi banyak bicara saat bersama dengan Hilal.

"Ke pasar, gue mau beli ayam." Ucap Juan serius.

"Kenapa harus ke pasar sih?"

"Kalau di pasar lebih seger ayamnya, bisa ditawar juga." Jelas Juan.

"Nggak bisa gue lagi ngerjain tugas." Tolak Hilal.

"Tugas apaan orang dari tadi lo main hp sambil senyum-senyum."

"Emang orang ngerjain tugas harus sambil marah-marah gitu? Apa salahnya ngerjain tugas sambil senyum?" Tanya Hilal sambil menunjukkan senyum paksanya yang hanya di bibir, tidak sampai ke mata.

"Tapi lo lagi chattingan sama pacar lo dari tadi." Ucap Juan memberi tahu jadi Hilal tidak bisa membohonginya.

"Iya emang itu tugas gue nyenengin Ara meskipun lagi nggak sama-sama." Jelas Hilal.

"Bucin banget setan." Cibir Juan.

"Jomblo diem aja. Iri kan lo sama gue? " Hilal menarik sudut bibir kanannya dengan sombong.

Juan mendengus menghadapi Adiknya ini. Terkadang Juan lelah dengan sikap Hilal sampai berpikir dosa apa yang pernah diperbuatnya sampai mempunyai Adik luar biasa seperti ini.

"Udah cepet ganti baju. Gue tunggu di depan." Setelah itu tanpa perlu respon Hilal lagi, Juan berjalan ke teras rumah mereka.

"Gue nggak mau woy."

"Bacot!"

"Astagfirullahaladzim, kamu itu berdosa Juan." Balas Hilal sambil memegang dadanya mendramatisir seolah dirinya adalah orang paling tersakiti.

•••

"Ayamnya satu kilo ya Bu." Ucap Juan sambil membolak balikkan ayam di depannya.

"Mau dipotongin atau enggak Mas?" Tanya Ibu penjual ayam potong.

"Jangan dipanggil Mas, Bu nanti dia baper." Ucap Hilal.

HILALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang