Tidak ada yang lebih penting dari sebuah keluarga, sesering apapun bertengkar, bahkan samapai mengatakan saling benci, namun tetap saja jika anggota dalam keluarga tertimpa musibah atau sakit, hati anggota keluarga lainnya pun akan merasakan sakit juga.
Karena rasa itu tidak bisa dibohongi, kita bisa membolak-balikkan perkataan tapi tidak semudah itu tentang hati, bahkan mata pun tidak bisa berbohong.
Begitupun dengan Dean di antara ketiga Adiknya, Hilal lah Adiknya yang paling sering berdebat dengannya, laki-laki dengan sifat yang hampir sama disatukan tentu saja tidak akan mau mengalah.
Terkadang Dean memang bisa sampai sangat kesal pada Adiknya itu, tapi tidak dapat dipungkiri Hilal juga adalah Adik paling dekat dengannya.
"Arabella." Panggil Dean sambil tersenyum pada gadis yang sedang duduk di kursi roda dengan didorong Rania.
Dean baru saja akan sampai ke tempat Hilal tapi dirinya malah mendapati kekasih dari Adiknya itu baru ke luar dari IGD.
"Kak Dean." Panggil Arabella sedikit canggung dengan senyum.
Bukan canggung seperti bertemu Juan yang kaku dan irit bicara, Arabella canggung karena sudah jarang bertemu dengan Dean karena Kakak dari pacarnya itu sudah sibuk bekerja. Dulu sewaktu masih kuliah dan Hilal mengajaknya untuk ke rumahnya, Arabella pasti bertemu dengan Dean yang sibuk mengerjakan tugas di ruang keluarga, dan itu adalah hal yang paling Arabella pikirkan saat mendengar nama Dean, laki-laki baik yang sangat pintar.
"Apa kabar, Tante?" Sapa Dean sambil menyalami tangan Rania.
"Baik, gimana kerjanya? Lancar kan Nak Dean?" Rania balik bertanya dengan rama.
"Alhamdulillah selalu diberi kelancaran." Balas Dean.
Dean beralih kembali menunduk menatap Arabella, ia masih menampilkan senyumnya. Dean sangat kagum pada Arabella yang bisa begitu hebat membuat Adiknya tidak bisa berpaling ke perempuan lain.
"Habis jenguk Hilal?" Tanya Dean.
"Iya Kak. Sekarang Hilal lagi istirahat." Arabella mendongak menatap Dean yang berdiri di depannya.
Dean mengangguk."hem, tadi aku dikasih tahu Juan kalau Hilal kecelakaan, makanya langsung buru-buru ke sini."
"Iya aku tadi juga kaget, padahal pagi tadi dia dari sini." Balas Arabella dengan raut wajah sedih yang tidak mampu untuk disembunyikan.
"Kamu jangan khawatir, harus banyakin istirahat juga. Nanti aku tanyain kenapa Hilal bisa kecelakaan, kata Juan tadi dia belum cerita." Ucap Dean.
"Iya Kak makasih." Arabella tersenyum menunjukkan rasa syukurnya karena semua keluarga Hilal sangat baik padanya, mereka semua saling peduli dan juga ramah. Bukan hanya Hilal, Arabella juga menyukai keluarga laki-laki itu.
"Sama-sama. Semoga kamu dan Hilal selalu dikasih kesehatan, apa yang udah direncanain bisa tercapai. Nanti kalau butuh bantuan jangan sungkan buat bilang ya." Ucap Dean, kali ini senyumnya lebih menenangkan.
"Makasih sekali lagi, Kak Dean." Balas Arabella.
"Iya, kalau gitu aku masuk dulu." Dean beralih ke Rania yang menatapnya lembut."permisi, Tante." Pamit Dean lalu meninggalkan keduanya setelah mendapat balasan.
Rania kembali mendorong kursi roda putrinya kembali ke kamar rawat setelah mengobrol bersama dengan Dean.
"Itu Kakak laki-lakinya Hilal yang pertamakan?" Tanya Rania.
"Iya, Ma."
"Sopan sama kayak Hilal. Didikan orangtua mereka semua berhasil, Kakak keduanya juga sopan meskipun nggak banyak bicara." Ujar Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILAL
Fanfic🏅 1 Di Fullsun (Lengkap) Cinta itu buta, bukan tapi cinta itu tulus, menerima apapun keadaannya meskipun sudah tidak sempurna lagi. Di sini Hilal akan mengajarkan apa itu cinta yang tulus? Dan hubungan yang serius bukan hanya bisa dijalani oleh ora...