6.Nyaman

163K 17.9K 603
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Saat ini Cesya tengah duduk di sebuah kursi yang terbuat dari bambu di temani oleh seorang cowok yang baru saja menjadi korban kejailannnya,Melvin.Keduanya tampak nyaman karena terpaan angin yang membuat suasana panas terasa sejuk terlebih lagi keduanya duduk di kursi yang terbuat dari bambu yang di belakangnya terdapat sebuah pohon sehingga mereka tidak kepanasan

"Nih!"ucap Cesya seraya menyerahkan sebuah Map yang berisi sertifikat tanah yang di inginkan oleh Melvin

"Apa?"tanya Melvin seraya mengernyitkan dahi heran melihat Cesya yang menyodorkan sebuah Map yang ia belum ketahui isinya.Tidak mungkinkan jika itu sertifikat tanah sementara uang belinya saja belum ia transfer kepada Cesya

"Buka aja"ucap cesya kepada Melvin.Melvin pun langsung membuka Map itu dan benar saja isinya adalah sertifikat tanah yang ia inginkan tetapi ia kembali mengernyitkan dahi tidak mengerti dengan maksud Cesya.Sementara Cesya yang melihat kebingungan Melvin pun langsung tersenyum manis

"Saya memberikan tanah itu dengan gratis anggap saja sebagai donasi saya untuk pembangunan masjid"Ucap Cesya.Mendengar itu membuat Melvin lagi dan lagi terkejut bagimana bisa wanita di hadapannya ini dengan mudah memberikan tanah itu dengan gratis tidak takutkah ia rugi jika yang Melvin katakan itu adalah penipuan semata atau hanya omong kosong belaka supaya Cesya mau menjual tanah itu dengan modus membuat masjid

"Saya percaya jika omongan anda dan bawahan anda tadi adalah kebenaran bukan sekedar penipuan semata"Lanjut Cesya yang seakan-akan tahu apa yang di pikirkan oleh Melvin

"Kenapa anda bisa begitu percaya kepada saya dan bawahan saya?"Tanya Melvin yang sepertinya belum puas dengan jawaban Cesya

"Mulut bisa berkata bohong tetapi mata tidak bisa berbohong dari mata anda saya melihat ketulusan bukan kebohongan"ucap Cesya lagi seraya tersenyum manis bahkan sangat manis menatap Melvi.Melvin yang melihat senyuman Cesya pun merasakan seperti gerataran yang kasat mata.Melvin tidak tau apa maksud dari getaran di dadanya ini tetapi Melvin rasanya ingin selalu ada untuk melindung Cesya

"Ehem! aku rasa gaya bicara kita terlalu formal,Cesya?"ucap Melvin yang berusaha untuk mencairkan suasana yang sangat kaku ini

"Hahahah kau benar sekali Melvin"balas Cesya seraya sedikit terkekeh.Melihat tawa Cesya entah kenapa membuat Melvin ikut tertular sehingga tanpa ia sadari ia juga ikut terkekeh

"Emm Melvin?"ucap Cesya ragu-ragu.Melvin yang mendengar Cesya memanggil namanya dengan ragu-ragu seakan ingin mengatakan sesuatu tetapi di tahan pun menoleh menatap Cesya

"B-bolehkah aku meminta tolong kepadamu sekali lagi?"Ucap Cesya

"Minta tolong apa?"

"Emm itu,bisakah kau mengambilkanku kelapa muda itu?rasanya aku sangat ingin mencoba kelapa itu terlebih lagi jika kau yang mengambilkan"ucap Cesya malu-malu.Sementara Melvin malah terkekeh melihat wajah malu Cesya sepertinya ia harus kembali mengikuti keinginan ngidam wanita di sampingnya ini

"Baiklah aku akan mengambilakannya"ucap Melvin santai lagian pohon kelapa yang di tunjuk Cesya tidak telalu tinggi seperti pohon kelapa kebanyakan jadi tanpa banyak bicara langsung saja Melvin berjalan menuju pohon kelapa itu lalu memanjatnya

"Melvin ambil yang itu!"tunjuk Cesya

"Iya tapi kau minggir dulu nanti kelapanya jatuh mengenaimu"perintah Melvin yang langsung dilaksanakan oleh Cesya

BUGH

BUGH

BUGH

Sangat banyak buah kelapa yang berjatuhan di tanah,Cesya yang melihat itu menatapnya dengan penuh binar

"Wahhh banyak banget kelapanya!"Seru Ela yang baru datang di ikuti oleh Fahmi di belakangnya memang tadinya keduanya pergi mencari warung untuk membeli minum

"Ya ampun Bos hati-hati!!"Pekik Fahmi melihat bosnya itu sudah berada di atas pohon mengambil kelapa

"Kamu lebay banget sih,gitu aja gak bakal jatuh kali"Ucap Ela kepada Fahmi pasalnya sedari tadi ia merasa risih dengan teriakkan lebay dari Fahmi

"Eh asal kamu tau yah Bos saya itu masih Bujang nanti kalo tiba-tiba dia jatuh trus meninggal gimana? bisa-bisa saya di panggang sama nyonya besar"ujar Fahmi lagi.Selagi Ela dan Fahmi terus berdebat Cesya langsung berjalan menghampiri Melvin yang sudah turun dari pohon kelapa

"Makasih dan maaf yah udah ngerepotin"ucap Cesya kepada Melvin yang balas senyuman oleh cowok itu

"Udah mendingan sekarang kita buka kelapanya sama-sama yuk kan enak tuh minum air kelapa panas-panas gini"ucap Melvin

Saat ini ke empat orang dewasa itu kembali duduk di kursi yang terbuat dari bambu seraya menikmati air kelapa muda yang di ambil oleh Melvin

"Uhhh seger banget"ucap Fahmi yang di angguki oleh Ela

"Siapa dulu dong yang ngambilnya"ucap Melvin dengan bangganya

"iya deh yang ganteng ngalah"ucap Fahmi

"Emangnya siapa yang ganteng?"tanya Ela polos

"Yah saya lah"sahut Fahmi

"Kamu jelek"ucap Ela lagi sementara Fahmi hanya bisa mendengus kesal menghadapi Ela emang harus mempunyai ekstra kesabaran.Entah sejak kapan keempatnya tampak akrab dan tidak kaku lagi seperti awal bertemu tadi

"Eh mbak Cesya kalo boleh tau mbak itu nikah muda yah?"Tanya Fahmi penasaran pasalnya Cesya sepertinya jauh lebih muda darinya

"iya, nikah selepas tamat SMA"ucap Cesya santai

"wahhh enak banget yah mbak bisa langsung ketemu sama jodohnya di SMA"Ucap Fahmi kagum karena ia sangat ingin seperti Cesya yang pacaran dari SMA dan akhirnya menikah,huh semulus itu kah hubungan orang-orang apalah daya ia yang belum juga ketemu dengan jodoh walau sudah memasuki kepala tiga

"naik kepelaminan saja belum bisa membuktikan kalau kita itu berjodoh karena sejatinya manusia hanya memerankan dan Tuhan yang mengatur"Jelas Cesya seraya tersenyum miris.Sementara Ela yang melihat kakak angkat nya itu tersenyum miris langsung menggenggam hangat tangan Cesya berusaha untuk memberikan kekuatan karena ia sangat tahu bagaimana sulitnya berada di posisi Cesya.

"Maksudnya?"Tanya Fahmi tidak mengerti

"kami bercerai"ucapan singkat dari Cesya itu mampu membuat kedua pria di hadapannya itu terdiam

"maaf mbak saya gak tau"Ucap Fahmi menyesal

"Gak papa"ucap Cesya seraya tersenyum

Kemudian suasananya menjadi canggung hanya ada keheningan di antara mereka.Cesya yang sibuk dengan pikirannya serta Melvin yang sibuk memperhatikan Cesya dengan pandangan yang tidak dapat di artikan

Imperfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang