50.Pengganggu

118K 12.3K 1.2K
                                    

Tembus 1,20K lanjut besok ya guys, soalnya aku capek banget habis pulang sekolah terus langsung latihan  jadi mau istirahat dulu🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tembus 1,20K lanjut besok ya guys, soalnya aku capek banget habis pulang sekolah terus langsung latihan  jadi mau istirahat dulu🥺

**

Di kediaman Kaisar atau lebih tepatnya di mansion Cesya, tengah terjadi kehebohan. Bagaimana tidak? Pagi-pagi sekali, Devan sudah nongkrong di depan pintu mansionnya.

Cesya tidak henti-hentinya menatap  tajam pada Devan yang saat ini tengah duduk di depannya dengan mata yang berpura-pura melihat ke arah lain, tidak berani menatap singa betina yang telah ia bangunankan dari tidurnya itu.

Sementara di samping Cesya, ada Arjune yang juga ikut membuat emosi Cesya meningkatkan karena sedari tadi lelaki yang telah berstatus sebagai suaminya selama dua belas tahun ini, terus saja menempel padanya.

Padahal tadinya, Cesya sudah menyuruhnya untuk menunggu di kamar saja, tetapi lelaki itu menolak dengan alasan takut Cesya diculik oleh Devan. Alasan yang sangat konyol bukan?

Kemudian, tidak lama lelaki itu mengubah posisinya menjadi tidur dengan pangkuan Cesya sebagai bantalnya. Lalu kepalanya ia tenggelamkan ke perut Cesya dan tidak lupa dengan tangannya yang setia memeluk erat istrinya.

Arjune tidak peduli akan dianggap kurang sopan atau apalah oleh Devan karena menurut Arjune di sini Devanlah yang tidak sopan karena bertamu ke rumah orang di jam tiga pagi.

Ingat guys, jam tiga pagi! Jadi, tidak heran jika Cesya langsung menatap tajam bak singa betina yang siap menerkam mangsanya.

Jujur saja sedari tadi Devan sudah menahan diri agar tidak membogem wajah tampan Arjune karena dengan beraninya bermesraan di hadapannya, tidak tahukah dia kalau hatinya saat ini tengah panas.
Berbeda dengan Devan, Arjune malah semakin menjadi. Bahkan, ia semakin menenggelamkan kepalanya di perut Cesya sehingga membuat wanita itu mengusap rambut hitamnya.

Arjune yang merasakan tangan Cesya mengelus rambutnya, diam-diam tersenyum miring. Ia sudah membayangkan bagaimana masamnya wajah Devan ketika melihat interaksi keduanya sehingga membuatnya ingin tertawa.

Tidak beberapa lama kemudiaan, lima orang remaja yang sedari tadi mereka tunggu akhirnya muncul dengan wajah bantalnya.

Cesya yang melihat wajah lelah anak-anaknya itu diam-diam meringis sendiri. Cesya sangat tahu jika anak-anaknya itu baru saja tidur setelah seharian beraktivitas, tetapi lelaki sinting yang sayangnya adalah ayah mereka itu malah datang ke rumahnya di jam dini hari.

“Huammm, kenapa sih, Bun? Padahal kita kan, baru aja tidur,” ucap Kairan seraya mengusap-usap matanya.

Sementara keempat saudaranya yang lain hanya diam karena berusaha mengumpulkan nyawa mereka yang masih tertinggal separuh di alam mimpi.

Imperfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang