14.Lima Bayi Kembar

152K 15.7K 322
                                    

Typo bilang^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Typo bilang^^

**
Hari pun berganti malam pun berganti dengan siang.Saat ini Devan tengah menatap kearah jendela rumah sakit yang langsung menghadap ketaman rumah sakit dengan pandangan yang tidak dapat di artikan

Thomas tengah pergi menuju kantor cabangnya yang berada di sini karena harus bertemu dengan klien penting sementara Maria ia tengah pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli makanan sedangkan Jessy belum bisa kembali karena demam Daffa masih belum turun

Kembali ke Devan,pria itu sepertinya tengah memikirkan sesuatu yang mengganggunya selama beberapa hari ini.Ia masih terpikir dengan percakapannya dengan Cesya ketika masih di alam bawah sadarnya

FLASHBACK ON

"C-cesya?"ucap Devan terkejut.Yah wanita yang sedari tadi menarik perhatian Devan adalah Cesya Humairah

"Hai"ucap Cesya seraya dengan senyuman tulusnya

"K-kamu kenapa bisa berada disini dan ini dimana?"ucap Devan heran dan bingung.Bukannya menjawab ucapan Devan Cesya malah kembali tersenyum kearah Devan.

Melihat senyuman itu entah kenapa membuat ulu hati Devan berdenyut nyeri.Entahlah saat ini ia merasa menyesal dan sakit secara bersamaan

"Taukah kamu Van kalo aku saat ini sangat senang bisa berada disini sampai aku selalu tersenyum cerah rasanya hati dan pikiran ku sangat tenang dan nyaman"ucap Cesya tiba-tiba mengejutkan Devan yang tengah melamun

"Terimakasih yah Van karena berkat kamu aku bisa membuktikan bahwa ternyata benar kata orang kalo tingkat paling tinggi wanita itu adalah bisa melahirkan malaikat kecil dan bisa menjadi seorang ibu"Lanjut Cesya lagi

"M-maksud kamu apa?"tanya Devan tak mengerti

"Kamu akan mengetahui itu nanti"ucap Cesya seraya tersenyum misterius

"Tap-"

"Lebih baik sekarang kamu pergi dan ikuti cahaya itu karena perjalanan mu masih panjang begitupun denganku"ucap Cesya memotong ucapan Devan

"Kalau begitu lebih baik kita bersama-sama menuju cahaya itu"ajak Devan kepada Cesya

"Belum,belum saatnya aku kembali Van"ucap Cesya lalu berdiri dari duduknya kemudian ia melambaikan tangannya kepada Devan sementara Devan hanya bisa berteriak memanggil nama Cesya karena tiba-tiba saja tubuhnya seakan ditarik oleh sesuatu untuk memasuki cahaya yang di tunjukan oleh Cesya tadi

FLASHBACK OFF

Entah mendapatkan keberanian dari mana akhirnya Devan beranjak dari brankarnya lalu berjalan menuju luar ruangan dengan tiang infus menjadi tumpuannya

Perlahan tapi pasti akhirnya Devan tiba di depan sebuah ruangan yang sedari tadi membuat hatinya bergetar.Ruangan bayi

Devan melihat dari balik kaca  transparan yang langsung memperlihatkan banyaknya bayi-bayi yang berada di Box bayi

"Apakah bapak ingin melihatnya lebih dekat?"tiba-tiba terdengar suara Dokter wanita yang mengagetkan Devan.Tanpa menunggu lama Devan langsung memasuki ruangan itu di temani oleh Dokter tadi

Devan berjalan berkeliling melihat bayi-bayi, sedari tadi senyuman Devan tak pernah luntur melihat banyaknya bayi yang imut dan lucu itu.Sampai tibalah ia di hadapan sebuah Box bayi yang belum memiliki nama

"Kenapa kelima box bayi ini belum memiliki nama dok?"tanya Devan.Sementara Dokter yang tak lain dan tak bukan adalah Dokter Leta hanya tersenyum

"Mereka itu kembar pak"ucap Dokter Leta yang mampu membuat Devan terkejut

"Kembar Lima?"Ucap Devan yang di angguki oleh dokter Leta

"Iya,mereka lahir kemarin malam tetapi ibu mereka mengalami pendarahan sehingga membuatnya tidak sadarkan diri"jelas dokter Leta.Entah kenapa mendengar itu membuat hati Devan sedikit berdenyut nyeri

"Si-"

"Permisi maaf menganggu tetapi Dokter wanita yang kemarin malam melahirkan anak kembar Lima sudah sadar"tiba-tiba saja ucap Devan di potong oleh ucap seorang suster

"Benarkah? Kalau begitu mari kita periksa dan tuan maaf saya harus pergi"ucap Leta yang di angguki oleh Devan

Setelah kepergian Dokter Leta, Devan kembali melihat bayi-bayi kembar itu.Kakinya menghampiri salah satu Box bayi lalu mengelus pipi bayi itu dengan lembut

"Entah kenapa melihat kalian membuatku ingin menangis dan bahagia secara bersamaan"gumam Devan

Imperfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang