23.Flashback (2)

114K 12.2K 183
                                    

Typo bilang^^**Saat ini Cesya dan kelima anaknya berada di  sebuah hotel di Jakarta, mereka memang tidak langsung pulang ke Palembang karena Cesya masih harus mengurus beberapa keperluan disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Typo bilang^^
**
Saat ini Cesya dan kelima anaknya berada di  sebuah hotel di Jakarta, mereka memang tidak langsung pulang ke Palembang karena Cesya masih harus mengurus beberapa keperluan disini.

"Sayang kalian gak papa kan bunda tinggal di hotel sebentar? Soalnya bunda masih ada pekerjaan yang harus di urus nanti bakal ada orang suruhan bunda yang bakal nemenin kalian"jelas Cesya. Si kembar pun tidak masalah dengan ucapan Cesya karena mereka tahu bunda nya bekerja juga untuk mereka

Setelah Cesya pergi ada seseorang pria yang kira-kira sudah berumur setengah abad dengan stelan jas nya menemui mereka

"Permisi tuan,saya Gifin orang suruhan nyonya Cesya" ucapa orang yang bernama Gifin itu

"Oke om, sekarang kita ke restoran atau tempat makan dulu yah om soalnya kita semua laper" ucap Karel yang langsung di angguki oleh Om Gifin

"Baik, kalau tidak salah di samping hotel ini terdapat restoran dengan makanan yang enak"ucap Om Gifin tersenyum menanggapi omongan Karel yang sudah seperti orang dewasa

"Baiklah, kalo begitu kita langsung aja"ucap Karel lagi yang di angguki oleh mereka

Saat di lift tiba-tiba Om Gifin membuka suaranya lagi

"Emm kalo boleh saya tau, kenapa kalian tidak takut dengan saya padahal kita baru pertama kali bertemu? Apakah kalian tidak takut jika saya itu adalah seorang penipu atau penculik?"ucap Om Gifin karena sedari tadi ia berusaha untuk menahan rasa penasarannya itu tetapi karena terlalu penasaran akhirnya ia menanyakan nya juga

Sementara si kembar yang mendengar itu hanya tersenyum lalu Kairan pun mengangkat handphonenya memperlihatkan Poto Om Gifin disana.

"Bunda udah ngirim Poto Om untuk jaga-jaga makanya kita gak takut sama sekali"ucap Kairan. Sementara Om Gifin pun hanya mengangguk mengerti

Tidak memerlukan waktu lama akhirnya mereka tiba di restoran. Saat mereka memasuki Restoran itu mereka sempat menjadi pusat perhatian, mungkin karena wajah mereka yang mirip ditambah dengan tubuh mereka yang sepantaran.

Setelah menemukan tempat duduk dan sudah memesan makanan, mereka pun mengobrol sesekali bercanda seraya menunggu makanan tiba

"Aduhhh kairan ke WC dulu yah"ucap Kairan lalu berlari karena sudah kebelet pipis. Sementara Om Gifin yang melihat Kairan berlari pun ingin menyusul tetapi di hentikan oleh Karel

"Udah Om, Kairan bisa kok jaga diri sendiri"ucap Karel memenangkan.

"Tapi-"

"Om Gifin percaya aja sama bang Karel, kak Kairan itu bisa jaga diri sendiri"ucap Kenan memotong ucapan Om Gifin. Sementara Om Gifin pun hanya bisa menghela nafas lalu mengangguk

Sementara ditempat lain tepatnya di WC Kairan tengah berusaha mengambil sabun yang diletakan sedikit tinggi dari pandangannya sehingga ia kesulitan untuk mengambilnya, tetapi tiba-tiba saja tubuhnya bagaikan melayang di udara.

Kairan yang merasakan itu pun tersentak kaget, langsung saja ia menoleh kebelakang nya dan alangkah kagetnya ia ketika mengetik bahwa ia tengah di gendong oleh seseorang yang di kenalnya. Seseorang yang berhasil membuat bundanya sedih dan seseorang yang sangat ia benci, Devan.

"Kau harus tumbuh lebih tinggi lagi agar bisa mengambil sabun itu sendiri"ucap Devan seraya menurunkan tubuh Kairan ketika dilihatnya Kairan sudah berhasil mengambil sabun itu.

Sedangkan Kairan ia tidak memperdulikan ocehan Devan, ia malah melanjutkan kegiatannya tadi yang sempat tertunda yaitu mencuci tangannya. Setelah itu ia berbalik menatap Devan dengan tajam sementara yang di tatap sedikit tersentak kaget karena anak di depannya ini tampak memancarkan api permusuhan dengannya.

"Hey ada apa dengan tatapan mu itu anak kecil?"tanya Devan seraya menjulurkan tangannya ingin mencubit pipi gembul Kairan tetapi sebelum itu Kairan lebih dulu menghindar dari cubitan Devan.

Devan yang di perlakukan seperti itupun menjadi salah tingkah sendiri. Dari tatapan anak itu saja sudah menunjukkan bahwa ia membencinya tetapi entah kenapa rasanya ia ingin selalu berada di dekat anak ini terus menerus.

Kairan menatap Devan dengan tajam kemudian ia pergi dari tempat itu tanpa mengucapkan apapun, tetapi langkah Kairan harus terhenti ketika mendengar ucapan Devan.

"Hey kau tidak ingin mengucap terimakasih kepada orang yang sudah membantu mu?"tanya Devan.

"Makasih,tapi aku tidak butuh bantuan mu"ucap Kairan lalu pergi dari sana dengan pandangan datar.

Devan yang melihat itu entah kenapa menjadi tertarik dengan anak itu.

"Tuan apakah anda sudah selesai? Soalnya klien kita sudah sampai"tiba-tiba sekretaris Devan menghampiri nya.

"Oh baiklah mari kita pergi"ucap Devan tetapi kemudian langkahnya terhenti,ia menatap sekretaris nya itu dengan tatapan yang tidak dapat di artikan sehingga membuat sekretaris nya itu mengangkat sebelah alisnya seakan berkata 'ada apa?'

"Tolong kau cari tau semua tentang anak yang baru saja keluar dari sini"ucap Devan kepada sekretaris nya itu kemudian pergi dari sana.Sementara Sekretaris nya itu menjadi bertambah heran 'anak?'

Sedangkan di sisi lain terdapat seorang anak yang ternyata mendengar semua ucapan mereka tadi. Awalnya anak itu ingin pergi menyusul kakaknya karena terlalu lama di WC tetapi ketika di WC ia melihat pemandangan yang membuat nya geram. Akhirnya ia pun tau penyebabnya kakaknya itu lama

"Tidak akan ku biarkan kau mendapatkan sedikit pun informasi tentang kami tuan Devano" batin orang itu.

Flashback off

Imperfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang